Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2022

Prospek Ciamik Komoditas di Tahun Macan Air

Gambar
  PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG  - Sejalan dengan akan dimulainya tahun macan air, analis mengungkapkan beberapa sentimen yang menjadi sentimen positif penggerak harga komoditas mulai dari minyak mentah, tembaga, hingga minyak sawit (CPO). Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan secara keseluruhan prospek komoditas pada tahun ini cerah dimulai dari sentimen positif yang terdapat pada harga minyak mentah. “Komoditas masih tetap ciamik ya, masih cukup bagus karena memang kondisi secara bersamaan Imlek. Di sisi lain pun juga ada ketegangan geopolitik di Ukraina dan Rusia ini yang sebenarnya membuat para spekulator itu bermain,” ungkap Ibrahim saat dihubungi Bisnis, Minggu (30/1/2022). Ibrahim membahas mengenai prospek minyak mentah yang disebutnya sebagai ‘bapak’ dari komoditas. Ibrahim menjelaskan, seiring dengan membaiknya perekonomian di tahun 2022 yang terlihat dari indikasi Inggris yang telah menaikkan suku bunga dan menyusul Amerika Serikat. Pemulihan

Pasokan Kilang Bontang Terganggu, Seberapa Besar Penurunan Produksi Blok Mahakam?

Gambar
  PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG  - Pemerintah telah menyuntikan paket insentif untuk mendongkrak produksi di Blok Mahakam yang kini telah dioperatori oleh PT Pertamina (Persero). Lantas, apakah pemberian stimulus dari pemerintah efektif membuat produksi Blok Mahakam telah membaik? Berdasarkan data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), realisasi produksi siap jual atau lifting minyak PT Pertamina Hulu Mahakam pada 2021 sebesar 24.931 barel minyak per hari (BOPD), sedangkan realisasi produksi pada 2020 mencapai 29.691 bopd. Dengan demikian, terjadi penurunan produksi minyak bumi sebesar 4.760 bopd sepanjang periode 2020–2021. Sementara itu, produksi gas bumi Pertamina Hulu Mahakam pada 2021 tercatat sebesar 528 juta standar kaki kubik per hari (MMscfd), sedangkan realisasi produksi pada 2020 tercatat 608 MMscfd. Artinya, terjadi penurunan produksi sebesar 80 MMscfd dari Blok Mahakam sepanjang periode 2020–2021. Padahal, sepanjang 2021

Sinyal The Fed Naikkan Suku Bunga, Sektor Ini Bakal Terdampak

Gambar
  PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG  - Sejumlah sektor industri Tanah Air berisiko menghadapi dampak negatif dari kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed). Potensi penguatan dolar AS yang terjadi seiring dengan berakhirnya quantitative easing bisa menekan aktivitas industri pada masa pemulihan. Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan industri dengan ketergantungan yang cukup besar pada barang impor dan dengan pasar domestik sebagai pasar utama akan menjadi yang paling terimbas. Rupiah yang melemah bakal memicu peningkatan biaya produksi. "Sementara itu pendapatan mereka dalam bentuk rupiah, sehingga terjadi mismatch yang dapat menggerus margin keuntungan mereka," kata Josua, Rabu (27/1/2022). Berdasarkan data yang dihimpun, Josua mengatakan industri yang memiliki karakteristik tersebut mencakup sektor pengolahan gandum dan tepung terigu, kedelai olahan, farmasi, tekstil, permesinan, dan elektronik. "Aktivitas produksi berpotensi terganggu

Ketegangan Ukraina Kian Membara, Euro Melemah, Dolar AS Landai

Gambar
  PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG  - Mata uang euro jatuh ke level terendah dalam satu bulan terakhir pada Selasa (25/1/2022) karena ketegangan antara Rusia dan Barat atas Ukraina menarik investor berlari ke dolar AS, sehari sebelum Federal Reserve (Fed) diperkirakan akan mengungkapkan rincian tentang rencananya untuk memperketat kebijakan moneter. Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya memangkas penguatan menjadi hanya 0,097 persen. Sementara itu, euro merosot 0,23 persen menjadi US$1,1297. Yen Jepang menguat 0,01 persen menjadi 113,92 per dolar. Dilansir Antara, pemimpin negara-negara Barat meningkatkan persiapan untuk setiap aksi militer Rusia di Ukraina, sementara Moskow mengatakan pihaknya mengawasi dengan sangat prihatin setelah 8.500 tentara AS disiagakan untuk dikerahkan ke Eropa jika terjadi eskalasi. Ketegangan tetap tinggi setelah NATO mengatakan pada Senin (24/1/2022) bahwa pihaknya menempatkan pasukan dalam keadaan siaga dan me

Harga Emas Terdongkrak Dipicu Ketegangan Geopolitik di Ukraina

Gambar
  PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG  - Harga emas berjangka menguat pada akhir perdagangan Senin (24/1/2022) setelah ketegangan geopolitik AS atas Ukraina mendukung daya tarik asset safe-haven. Dilansir Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange ditutup menguat US$9,9 atau 0,54 persen ke level US$1.841,70 per troy ounce. Di pasar spot, harga emas juga naik 0,4 persen menjadi US$1.840,16 per troy ounce. NATO mengatakan pihaknya menempatkan pasukan siaga di Eropa timur sebagai tanggapan atas peningkatan kekuatan militer Rusia di perbatasan Ukraina. Sementara Presiden AS Joe Biden membahas pengerahan ribuan tentara AS ke Eropa dan Baltik bersama sekutu AS. "Cerita Ukraina positif untuk emas dan kebijakan Fed pada akhirnya akan berkembang menjadi sedikit lebih konservatif karena Fed masih percaya banyak hal yang akan bersifat sementara," kata analis pasar senior broker OANDA Ed Moya, dilansir Antara Selasa (25/1/2022). Aksi

Menakar Sektor Saham Pilihan di Tengah Sentimen Suku Bunga hingga Harga Komoditas

Gambar
  PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG  - Pasar saham di Indonesia pada 2022 dinilai masih menarik. Hal tersebut didukung pemulihan pertumbuhan ekonomi di Indonesia dan lonjakan harga komoditas. Dalam laporan PT Ashmore Asset Management Indonesia menilai, pasar saham Indonesia memulai awal 2022 dengan baik dibandingkan negara lain di Asia Pasifik. Namun, pasar saham masih menunggu lebih banyak katalis yang berdampak terhadap pasar saham. Meski demikian, Ashmore Asset Management Indonesia memandang ada sejumlah sentimen yang batasi pasar saham yaitu kenaikan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS). Selain itu, bank sentral berencana menaikkan suku bunga dan kenaikan tingkat kasus COVID-19 karena varian Omicron. Ashmore menilai, bank sentral meski menaikkan suku bunga tetapi cenderung pertahankan tingkat bunga yang rendah. “Kami sarankan untuk memulai melihat kembali ke fundamental memasuki 2022, saat percaya ada beberapa tema kunci yang menarik untuk investasi,” tulis Ashmore. Adapu

Harga Minyak Melemah Tipis Dipicu Lonjakan Pasokan Amerika

Gambar
  PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG  - Harga minyak mentah sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis (20/1/2022) waktu Amerika Serikat, karena aksi ambil untung setelah beberapa hari menguat yang mendorong kontrak acuan ke level tertinggi tujuh tahun. Mengutip Antara, Jumat (21/1/2022), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret tergerus 6 sen menjadi menetap di US$88,38 per barel. Patokan global Brent melonjak menjadi US$89,17 per barel sehari sebelumnya, level tertinggi sejak Oktober 2014 dan telah menguat 13 persen sejauh tahun ini. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari juga turun 6 sen menjadi ditutup di US$86,90 per barel pada hari terakhir masa berlaku kontrak. Kontrak WTI Maret yang lebih aktif menetap di US$85,55 per barel atau turun 25 sen. WTI telah terangkat 15 persen sepanjang tahun ini. Menurut Departemen Energi AS, persediaan minyak mentah naik 515.000 barel pekan lalu, dan persediaan bensin naik 5,9 juta

Harga Emas Naik Tipis Jelang Pertemuan The Fed

Gambar
  PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG  - Harga emas naik tipis pada perdagangan Rabu. Namun pergerakan harga emas cukup terkendali karena pasar melihat ke pertemuan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve berikutnya, di mana secara luas diperkirakan akan menaikkan suku dalam upaya untuk meredam lonjakan inflasi. Dikutip dari CNBC, Kamis (20/1/2022), harga emas di pasar spot naik 0,2 persen menjadi USD 1.817,90 per ounce. Sedangkan harga emas berjangka AS naik 0,3 persen menjadi USD 1.817,40. "Pasar emas bergerak berdasarkan ekspektasi suku bunga Fed," kata analis IG Markets Kyle Rodda. Rodda mencatat bahwa pertimbangan geopolitik yang sedang berlangsung termasuk kekhawatiran di sekitar Ukraina dan Rusia dapat menjadi dorongan untuk membeli emas bagi sebagian orang. Tetapi dalam gambaran yang lebih luas, masalah tersebut kecil dibandingkan dengan kebijakan Fed. Saham Asia dan Eropa jatuh, membantu harga emas pulih dari level terendah dalam sepek