Harga Minyak Melemah Tipis Dipicu Lonjakan Pasokan Amerika

 

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG - Harga minyak mentah sedikit lebih rendah pada akhir perdagangan Kamis (20/1/2022) waktu Amerika Serikat, karena aksi ambil untung setelah beberapa hari menguat yang mendorong kontrak acuan ke level tertinggi tujuh tahun.

Mengutip Antara, Jumat (21/1/2022), minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret tergerus 6 sen menjadi menetap di US$88,38 per barel. Patokan global Brent melonjak menjadi US$89,17 per barel sehari sebelumnya, level tertinggi sejak Oktober 2014 dan telah menguat 13 persen sejauh tahun ini.

Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari juga turun 6 sen menjadi ditutup di US$86,90 per barel pada hari terakhir masa berlaku kontrak. Kontrak WTI Maret yang lebih aktif menetap di US$85,55 per barel atau turun 25 sen. WTI telah terangkat 15 persen sepanjang tahun ini.

Menurut Departemen Energi AS, persediaan minyak mentah naik 515.000 barel pekan lalu, dan persediaan bensin naik 5,9 juta barel, meningkatkan persediaan tersebut ke level tertinggi dalam setahun.

"Saya tidak berpikir peningkatan pasokan bensin adalah pembunuh bullish. Kami akan membutuhkan penyulingan untuk terus menyuling buat memenuhi permintaan bensin di musim mengemudi musim panas - itulah salah satu alasan pasar masih didukung meskipun pasokan bensin meningkat," kata Phil Flynn, analis senior di Price Futures Group.

Perdagangan telah didominasi oleh kekhawatiran pasokan, dari masalah jangka pendek seperti penghentian sementara aliran pipa Irak-ke-Turki hingga kekurangan yang konsisten dari anggota OPEC+ dalam mencapai peningkatan pasokan yang ditargetkan.

Sementara itu, permintaan tetap stabil, dengan pasokan produk AS, proksi untuk permintaan konsumen terbesar dunia, mencapai 21,2 juta barel per hari selama empat minggu terakhir, di depan kecepatan prapandemi.

BacaJuga :

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu

RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan

PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor

RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi

RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi

RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB

PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan

RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras

PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya

PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun

PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop

PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK

RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat

Kekhawatiran pasokan telah meningkat minggu ini setelah kebakaran untuk sementara menghentikan aliran melalui pipa minyak yang mengalir dari Kirkuk Irak ke pelabuhan Ceyhan di Turki pada Selasa (18/1).

Kelompok produsen OPEC+ yang terdiri dari OPEC dan sekutu yang dipimpin oleh Rusia telah memproduksi kurang dari targetnya, dengan Badan Energi Internasional (IEA) pada Rabu (19/1) memperkirakan bahwa kelompok tersebut memproduksi sekitar 800.000 barel per hari (bph) di bawah target Desember.

IEA mengatakan bahwa sementara pasar minyak bisa mengalami surplus yang signifikan pada kuartal pertama tahun ini, persediaan kemungkinan akan jauh di bawah tingkat prapandemi. Badan tersebut juga meningkatkan perkiraan permintaan 2022.

Serangan oleh Houthi Yaman di Uni Emirat Arab, produsen terbesar ketiga di Organisasi Negara Negara Pengekspor Minyak (OPEC), meningkatkan risiko di antara pemasok besar.

Indeks kekuatan relatif (RSI) untuk WTI, ukuran momentum, berada pada level yang terakhir terlihat pada Oktober, menunjukkan reli berisiko menjadi berlebihan dan layak bagi penjual untuk masuk ke pasar.

Sumber : Bisnis

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah