Harga Minyak Mentah Akhir Pekan Tertekan Hasil Pertemuan OPEC


Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak mentah ditutup lebih rendah pada penutupan sabtu dinihari (05/12) setelah hasil pertemuan OPEC menghasilkan kesepakatan menjaga produksi minyak mentah untuk mempertahankan pangsa pasar.

Sementara itu pada hari Jumat, perusahaan jasa perminyakan Baker Hughes melaporkan hitungan mingguan dari rig minyak AS yang turun 10 dengan total 545, dibandingkan dengan 1030 tahun lalu. Ini adalah penurunan minggu ketiga berturut-turut.

Harga minyak berjangka WTI untuk kontrak bulan Januari 2016 ditutup turun 2,7 persen pada  39,97 dollar per barel.

Sedangkan harga minyak mentah Brent turun 80 sen, atau 1,8 persen, pada 43,05 dollar per barel, setelah jatuh awal pekan ini pada posisi terendah 42,43 dollar per barel.

OPEC telah banyak diharapkan untuk tetap dengan kebijakan tahun-nya, meskipun ada tekanan dari anggota miskin dari kelompok ini untuk memotong produksi minyak untuk menopang harga minyak.

Selama konferensi pers OPEC, Presiden OPEC Emmanuel Ibe Kachikwu mengatakan kelompok produsen mengambil pendekatan “wait and watch”. Kelompok ini akan bertemu lagi pada 2 Juni 2016 untuk menilai kembali kebijakan.

Dia mengatakan anggota OPEC akan mempertahankan tingkat produksi aktual saat stabil. Target menuju ke pertemuan adalah 30 juta barel per hari.

Pasokan OPEC naik pada November ke 31.770.000 barel per hari (bph) dari 31.640.000 pada bulan Oktober, menurut survei Reuters, berdasarkan data pengiriman dan informasi dari sumber di perusahaan minyak, OPEC dan konsultan.

Dalam sebuah wawancara dengan CNBC mengikuti konferensi pers, Kachikwu kata OPEC berpotensi bertemu sebelum Juni jika perkembangan harga atau tingkat produksi menjamin itu.

Dia juga mengatakan dia tidak kecewa bahwa produsen non-OPEC, termasuk Rusia, menolak untuk bergabung bersama OPEC dalam memotong produksi.

Dalam beberapa minggu terakhir, investor telah memperkirakan terjadi posisi bearish besar, atau posisi pendek, bertaruh pada penurunan harga minyak mentah.

Di sisi permintaan, Tiongkok kemungkinan akan melakukan pembelian dua kali lipat minyak mentah tahun depan untuk mengambil keuntungan dari lebih dari penurunan 60 persen harga minyak sejak Juni 2014.

Beijing akan menambah 70 juta-90 juta barel minyak mentah ke tangki penyimpanan pada tahun 2016 untuk membangun cadangan minyak bumi yang strategis (SPR), menurut sebagian besar responden dalam jajak pendapat dari lima analis dan data yang dikumpulkan oleh Reuters analis.

Analyst Vibiz Research Center memperkirakan harga minyak masih berpotensi alami tekanan dengan sentimen kelebihan pasokan minyak dunia. Harga minyak akan bergerak menembus kisaran Support 38,00-36,00, jika harga berbalik menguat akan mencoba menembus kisaran Resistance 42,00-44,00.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah