Lippo, MNC, Sinarmas & Salim, Mana Paling Cuan Sahamnya?

 

 


PT. Rifan Financindo Berjangka - Saham-saham Grup Konglomerasi bisnis di Tanah Air selalu menarik diulas. Apalagi harga saham emiten yang berada di grup yang sama cenderung sering melaju secara beriringan, apalagi jika sentimen yang muncul mempengaruhi seluruh grup usaha tersebut.

Jadi jika satu saham grup tertentu naik, ada kalinya diikuti oleh harga saham emiten lainnya di grup terkait. Misalnya, beberapa pekan lalu sempat harga saham Grup MNC milik konglomerat Hary Tanoesoedibjo atau Hary Tanoe berhasil melesat.

Setelah itu, giliran Senin pekan ini (7/9/20) harga saham-saham emiten Grup Salim juga kompak terapresiasi.

Dalam kesempatan ini, Tim Riset CNBC Indonesia mencoba mengulas empat konglomerasi yakni Grup Lippo, Grup MNC, Grup Sinarmas, dan Grup Salim. Masih ada grup-grup lain yang belum lengkap seluruhnya dibahas, seperti Grup Bakrie, Grup Astra, Grup Triputra, Grup Sahid, Grup CT, hingga Grup Djarum dan Grup BUMN.

Mari kita ulas empat grup bisnis ini dan harga sahamnya, mengingat empat grup ini punya deretan emiten cukup banyak di BEI.

Dapat dilihat dari tabel di atas, mayoritas saham-saham Grup Lippo masih terkoreksi secara tahun berjalan (YTD) hingga perdagangan sesi I, Rabu (9/9/2020).

Secara rata-rata saham Grup Lippo masih terdepresiasi 19,18%. Hal ini dikarenakan lini utama bisnis grup yang didirikan oleh Mochtar Riady ini adalah sektor properti yang terdampak parah oleh pandemi corona.

Jangankan berpikir untuk beli properti, ketika daya beli turun seperti ini masyarakat lebih berpikir untuk memenuhi kebutuhan pokoknya terlebih dahulu.

Bahkan untuk berinvestasi di tengah situasi ini kini masyarakat lebih memilih untuk menabung di bank yang ditunjukkan oleh naiknya porsi pendapatan yang masuk ke tabungan ke titik tertingginya sejak tahun 2018.

Hal ini menyebabkan saham-saham sektor properti Grup Lippo bertumbangan seperti PT Lippo Kawaraci Tbk (LPKR) yang jatuh 42,56% dan PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK) yang ambles 14,78% secara year to date (ytd).

Meskipun begitu, koreksi terparah ternyata dibukukan oleh emiten non-properti yakni dari sektor ritel dengan PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) yang anjlok 70,07%.

Sama seperti sektor properti, sektor ritel seperti LPPF juga terdampak sangat parah oleh penurunan daya beli masyarakat gara-gara virus corona, apalagi ditambah Maret lalu ketika Jakarta diikuti dengan kota-kota lain memberlakukan PSBB untuk menahan penyebaran laju virus nCov-19, praktis department store tidak dapat beroperasi dan tidak mampu membukukan pendapatan.

Akan tetapi ternyata ada emiten Grup Lippo yang berhasil selamat dari pandemi corona, bahkan cenderung diuntungkan. Adalah PT Multipolar Technologies Tbk (MLPT) yang merupakan holding perusahaan teknologi milik Lippo Group.

MLPT yang menjadi salah satu pemegang saham aplikasi gerbang pembayaran daring yakni OVO ini harga sahamnya berhasil melesat 30,58%.

Melesatnya MLPT karena penggunaan aplikasi pembayaran online seperti OVO berhasil meningkat 3 kali lipat di tengah pandemi ini karena masyarakat menjadi lebih enggan memegang uang cash karena takut uang tersebut menjadi sarana penularan virus.

Selain itu perusahaan penyedia jasa saluran internet PT First Media Tbk (KBLV) juga berhasil melesat 31,39%. Dengan 'terkuncinya' masyarakat di rumah masing-masing tentu saja pengunaan internet akan meningkat baik untuk mengisi waktu luang, ataupun untuk bekerja/belajar secara online.

pt rifan financindo

rifan financindo

pt rifan

PT. Rifan Financindo Berjangka

sumber : cnbcindonesia.com

PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah