Virus Corona Mengganas, Begini Nasib Harga Emas Sepekan

Harga Emas Antam, Masih Bersabar Tunggu Rekor
PT. Rifan Financindo Berjangka - Harga emas global yang menjadi acuan masih mencatatkan kenaikan alias cuan di tengah kecemasan akibat merebaknya virus corona baru yang menyerang China dan berbagai negara lain, termasuk di Asia Tenggara (Malaysia dan Singapura).
Sepanjang pekan lalu, data Refinitiv menunjukkan, harga emas di pasar spot ditutup di level US$ 1.573,2/troy ons, menandai penguatan 1,1% dibanding posisi penutupan Jumat pekan sebelumnya (week on week). Dalam sepekan lalu, harga emas global berada di mode bullish.
Hharga emas dunia secara harian mengalami pelemahan tipis. Pada Jumat (24/1/2020) pukul 09.15 WIB berada di posisi US$ 1.561,78 /troy ons. Harga emas terkoreksi tipis cenderung flat 0,08% dibanding posisi penutupan perdagangan Kamis sebelumnya.
Januari memang segera usai. Namun nuansa tahun baru masih terasa. Apalagi hari ini adalah tahun baru kalender China alias imlek. Tahun baru pasar mendapatkan kejutan. Siapa sangka bahwa tahun baru pasar akan dihadiahi virus baru yang bermula di China.
Sebuah virus baru yang masih satu golongan dengan penyebab SARS ditemukan pada akhir Desember 2019. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan virus yang menyebabkan pneumonia pada banyak warga Wuhan, provinsi Hubei ini adalah virus corona jenis baru yang dinamai 2019-nCoV.
Virus ini diketahui berasal dari sebuah pasar grosir seafood di kota Wuhan. Selang tak berapa lama pasar ini ditutup. Namun korban sudah berjatuhan. Korban pertama yang nyawanya terenggut adalah seorang pria berusia 61 tahun. Pria tersebut meninggal dunia pada 9 Januari 2020.
Dari yang awalnya hanya 50-an kasus, kini sudah berkembang menjadi 847 kasus. CNBC Internasional melaporkan jumlah orang yang terenggut jiwanya akibat ganasnya virus ini ada 26 orang.
Korban terus berjatuhan. Hanya dalam dua minggu jumlah kasus bertambah lebih dari 16 kali lipat sedangkan angka kematian melonjak hingga 26 kali lipat.
Kondisi makin mengkhawatirkan kala virus korona ini juga ditemukan di negara lain. Tepatnya pada 13 Januari lalu kejadian seseorang yang terinfeksi virus ini di Thailand dilaporkan.
Kini, virus jahat itu telah menjelajah ke lebih dari 8 negara. Kasus yang ditemukan di negara lain diketahui berasal dari Wuhan, kota yang dihuni oleh 11 juta jiwa., kota yang dihuni oleh 11 juta jiwa.
Saat ini sudah ada 847 kasus yang dilaporkan. China jadi penyumbang terbanyak dengan 830 kasus. Virus ini juga dijumpai di Taiwan (1 kasus), Macao (2 kasus), Hong Kong (2 kasus), Vietnam (2 kasus), Thailand (3 kasus), Korea Selatan dan Jepang masing-masing dua kasus, hingga Singapura dan AS yang masing-masing satu kasus.
Kementerian Keuangan China telah menggelontorkan dana sebesar US$ 145 juta (Rp 2 triliun) untuk membantu provinsi Hubei melawan virus korona baru ini. Kota Wuhan juga tengah membangun rumah sakit berkapasitas 1.000 tempat tidur yang rencananya mulai beroperasi awal minggu depan.
Suasana di China memang tengah mencekam. China kini berstatus darurat. Namun Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) tak mau buru-buru mengumumkan kondisi sekarang ini sebagai situasi darurat global.
Pemerintah China juga terus berupaya untuk mengendalikan agar virus ini tak pergi dari tempat asalnya dan menjangkiti orang di berbagai belahan dunia sehingga menjadi pandemi seperti SARS pada 2002-2003 silam.
Sebanyak 10 kota di China yang dihuni oleh lebih dari 30 juta orang dinyatakan dalam karantina. Segala akses transportasi umum ditutup. Transportasi umum di Wuhan ditutup sejak 23 Januari dan setiap orang diminta untuk tak bepergian.
Jika korban terus berjatuhan dan semakin menyebar, sektor perjalanan & pariwisata serta konsumsi masyarakat akan kena dampak yang signifikan. Ekonomi bisa benar-benar loyo dibuatnya.
Kondisi ini memicu emas sebagai aset minim risiko (safe haven) kembali dilirik oleh pelaku pasar. Kala ekonomi sedang tak moncer, emas jadi aset pilihan untuk menyelamatkan portofolio para investor. Alhasil, harganya ikut terdongkrak seperti yang terjadi pada pekan ini.
“Seluruh pasar kini beralih ke risk-off mode” kata Bart Melek kepala strategi komoditas di TD Securities, sebagaimana dilaporkan Reuters.
Berbeda dengan emas global yang mengalami apresiasi, performa emas antam secara mingguan tak berubah. Berdasarkan seri acuan emas Antam 100 gram, harga emas produksi BUMN tambang RI ini dibanderol Rp 719.000/gram pada perdagangan Sabtu (25/1). Posisinya masih sama dengan harga Jumat minggu lalu.
Walau tak banyak bergerak, emas antam masih berpotensi untuk mengalami kenaikan harga. Pasalnya harga emas Antam salah satunya juga dipengaruhi oleh sentimen harga emas global.
Baca juga :
pt rifan financindo
rifan financindo
pt rifan
PT. Rifan Financindo Berjangka
Sumber : CNBC Indonesia
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah