AS-China Cuma Berbalas Pantun, Harga Emas Ogah Gerak

Image result for berita harga emas
PT. Rifan Financindo Berjangka - Mengawali pekan ini, harga emas di pasar spot bergerak naik terbatas. Investor masih wait and see terkait kejelasan apakah Amerika dan China akan memulai babak baru damai dagang atau tidak.

Harga emas dunia menyentuh level US$ 1.460,52/troy ons atau naik tipis 0,14% dibanding harga penutupan Jumat (6/12/2019).

Pekan kemarin pergerakan harga logam mulia ini diwarnai dengan reli 0,89%. Namun harga emas harus ditutup kembali anjlok ke level di bawah US$ 1.460/troy ons.
Pekan kemarin harga emas harus ditutup melemah setelah Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan peningkatan penciptaan lapangan kerja di sektor non-pertanian atau Non Farm Payroll bulan November.

Tercatat, Non Farm Payroll bulan November yang meningkat dibanding bulan sebelumnya. Ada sebanyak 266.000 Non Farm Payroll pada November.
Angka tersebut jauh lebih tinggi dibanding konsensus yang berhasil dihimpun oleh Tim Riset CNBC Indonesia yang memprediksi hanya tumbuh 180.000 saja untuk periode yang sama. Jumlah tersebut juga jauh lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya yang hanya sebanyak 156.000 saja.

Tanggal 15 Desember tinggal sebentar lagi. Namun kesepakatan damai dagang tahap awal masih simpang siur. Terakhir Gedung Putih menyebut negosiasi berjalan sangat baik dan konstruktif.

Bagaimanapun juga Beijing masih menyimpan ambisi yang sama yaitu meminta AS untuk membatalkan semua tarif yang dikenakan sebagai bagian dari kesepakatan dagang fase-I. Sementara itu Trump tak banyak berkomentar soal itu.

Satu hal yang Trump inginkan adalah apa pun yang menjadi kesepakatan itu sesuai dengan yang ia inginkan. Trump juga mengatakan tak mematok deadline untuk kesepakatan dagang. Kesepakatan bisa saja terjadi tahun depan setelah Pemilu AS 2020.

Pernyataan tersebut juga diungkapkan oleh Penasihat Ekonomi Gedung Putih, Larry Kudlow. Mengutip CNBC International, Larry mengatakan "kesepakatan semakin dekat, bahkan lebih dekat dibanding pertengahan bulan November lalu".

Kudlow juga menambahkan "Faktanya hampir setiap hari diskusi berlangsung dengan konstruktif. Kita semakin dekat dengan kesepakatan....tidak ada tenggat waktu yang mengikat secara sepihak. Namun tak dapat dipungkiri, 15 Desember akan menjadi tanggal yang penting apakah tarif akan dikenakan atau tidak".

Banyak spekulasi yang beredar apakah AS akan tetap mengenakan tarif sebesar 15% untuk barang China senilai US$ 156 miliar. Banyak ahli strategi meramal bahwa selama negosiasi masih berlangsung pengenaan tarif akan ditunda.

"Ini adalah hal besar yang akan terjadi pekan depan. Saya pikir dia (Trump) tak akan menaikkan tarif. Saya pikir mereka akan cari alasan" kata James Paulson Chief Investment Strategist Leuthold Group. Namun Paulson juga menambahkan bahwa Presiden Trump merupakan orang yang susah untuk ditebak.

Sementara itu Trump juga sedang tersandung masalah internal. Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) AS Nancy Pelosi kini memberi lampu hijau pada Komite DPR untuk menyusun pasal-pasal pelengseran Trump pada Kamis pekan lalu. Bahkan ia memberi tenggat waktu hingga 12 Desember ini. 



Trump dituduh melakukan penyalahgunaan kekuasaan untuk menjegal lawan politiknya Joe Biden di Pemilu AS yang akan dilangsungkan pada November 2020. Nancy megatakan hasil investigasi selama dua bulan terakhir menunjukkan bahwa Trump jelas melanggar sumpah jabatannya menggunakan bantuan asing untuk membantu memenangkan pemilu 2020.

Banyak hal yang masih perlu dicermati karena setiap isu yang beredar mengandung ketidakpastian. Investor masih wait and see dan menimbang segala kondisi sehingga harga emas tak naik banyak di awal perdagangan pekan ini.
Baca juga :
Sumber : CNBC Indonesia
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah