Karet Alami Tocom Kontrak Terbaru Dibuka Turun Akibat Lesunya Harga Minyak
INILAHCOM,
Jakarta - Penghematan subsidi listrik dengan cara menaikkan tarif
tenaga listrik sebesar lima persen per tiga bulan diperkirakan dapat
mencapai Rp4,01 triliun.
"Penghematan subsidi listrik dapat tercapai jika tarif tenaga listrik dinaikkan sebesar lima persen per triwulan pada 2016," kata Menteri Sudirman Said pada saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Kenaikan tarif tersebut dikenakan untuk semua golongan, kecuali bagi pelanggan dengan daya 450 VA dan 900 VA dengan pemakaian listrik di bawah atau sama dengan 60 kWh.
Dia mengatakan, sebaiknya subsidi yang diberikan pemerintah tidak lagi dalam produk melainkan dengan subsidi langsung sehingga subsidi tersebut tepat sasaran kepada yang membutuhkan.
"Saat ini pelanggan listrik ada 46 juta rumah tangga, dan sebanyak 15 juta rumah tangga konsumsinya di bawah 60 kWh," kata Sudirman.
Dia juga memaparkan target 10 besar penerima subsidi listrik yang akan direncanakan di RAPBN 2016, di mana pelanggan dengan daya 450 VA total subsidi sebesar Rp28,05 triliun, dan daya 900 VA total subsidi Rp31,35 triliun.
Subsidi yang diterima oleh pelanggan kedua golongan tersebut mencapai Rp59,40 triliun atau sama dengan 89,2 persen dari total subsidi.
Namun DPR RI menolak keinginan pemerintah tersebut dengan alasan masyarakat Indonesia belum siap untuk menerima kenaikan tarif tenaga listrik itu.
"Kami mempertimbangkan keadaan ekonomi saat ini sedang tidak begitu baik, maka komisi VII tidak bisa menyetujui kenaikan tarif listrik,"kata Pemimpin Rapat Kerja Komisi VII dengan Kementerian ESDM Tamsil Linrung. Pemerintah pun menerima penolakan tersebut.
DPR RI sepakat subsidi listrik 2016 sebanyak Rp67 triliun hingga Rp71 triliun, angka tersebut lebih besar dari rekomendasi pemerintah yaitu sebesar Rp60,14 triliun dan Rp63, 81 triliun. [tar]
- See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2216638/penghematan-subsidi-listrik-capai-rp401-triliun#sthash.4hYVdjbb.dpuf
"Penghematan subsidi listrik dapat tercapai jika tarif tenaga listrik dinaikkan sebesar lima persen per triwulan pada 2016," kata Menteri Sudirman Said pada saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Kenaikan tarif tersebut dikenakan untuk semua golongan, kecuali bagi pelanggan dengan daya 450 VA dan 900 VA dengan pemakaian listrik di bawah atau sama dengan 60 kWh.
Dia mengatakan, sebaiknya subsidi yang diberikan pemerintah tidak lagi dalam produk melainkan dengan subsidi langsung sehingga subsidi tersebut tepat sasaran kepada yang membutuhkan.
"Saat ini pelanggan listrik ada 46 juta rumah tangga, dan sebanyak 15 juta rumah tangga konsumsinya di bawah 60 kWh," kata Sudirman.
Dia juga memaparkan target 10 besar penerima subsidi listrik yang akan direncanakan di RAPBN 2016, di mana pelanggan dengan daya 450 VA total subsidi sebesar Rp28,05 triliun, dan daya 900 VA total subsidi Rp31,35 triliun.
Subsidi yang diterima oleh pelanggan kedua golongan tersebut mencapai Rp59,40 triliun atau sama dengan 89,2 persen dari total subsidi.
Namun DPR RI menolak keinginan pemerintah tersebut dengan alasan masyarakat Indonesia belum siap untuk menerima kenaikan tarif tenaga listrik itu.
"Kami mempertimbangkan keadaan ekonomi saat ini sedang tidak begitu baik, maka komisi VII tidak bisa menyetujui kenaikan tarif listrik,"kata Pemimpin Rapat Kerja Komisi VII dengan Kementerian ESDM Tamsil Linrung. Pemerintah pun menerima penolakan tersebut.
DPR RI sepakat subsidi listrik 2016 sebanyak Rp67 triliun hingga Rp71 triliun, angka tersebut lebih besar dari rekomendasi pemerintah yaitu sebesar Rp60,14 triliun dan Rp63, 81 triliun. [tar]
- See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2216638/penghematan-subsidi-listrik-capai-rp401-triliun#sthash.4hYVdjbb.dpuf
INILAHCOM,
Jakarta - Penghematan subsidi listrik dengan cara menaikkan tarif
tenaga listrik sebesar lima persen per tiga bulan diperkirakan dapat
mencapai Rp4,01 triliun.
"Penghematan subsidi listrik dapat tercapai jika tarif tenaga listrik dinaikkan sebesar lima persen per triwulan pada 2016," kata Menteri Sudirman Said pada saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Kenaikan tarif tersebut dikenakan untuk semua golongan, kecuali bagi pelanggan dengan daya 450 VA dan 900 VA dengan pemakaian listrik di bawah atau sama dengan 60 kWh.
Dia mengatakan, sebaiknya subsidi yang diberikan pemerintah tidak lagi dalam produk melainkan dengan subsidi langsung sehingga subsidi tersebut tepat sasaran kepada yang membutuhkan.
"Saat ini pelanggan listrik ada 46 juta rumah tangga, dan sebanyak 15 juta rumah tangga konsumsinya di bawah 60 kWh," kata Sudirman.
Dia juga memaparkan target 10 besar penerima subsidi listrik yang akan direncanakan di RAPBN 2016, di mana pelanggan dengan daya 450 VA total subsidi sebesar Rp28,05 triliun, dan daya 900 VA total subsidi Rp31,35 triliun.
Subsidi yang diterima oleh pelanggan kedua golongan tersebut mencapai Rp59,40 triliun atau sama dengan 89,2 persen dari total subsidi.
Namun DPR RI menolak keinginan pemerintah tersebut dengan alasan masyarakat Indonesia belum siap untuk menerima kenaikan tarif tenaga listrik itu.
"Kami mempertimbangkan keadaan ekonomi saat ini sedang tidak begitu baik, maka komisi VII tidak bisa menyetujui kenaikan tarif listrik,"kata Pemimpin Rapat Kerja Komisi VII dengan Kementerian ESDM Tamsil Linrung. Pemerintah pun menerima penolakan tersebut.
DPR RI sepakat subsidi listrik 2016 sebanyak Rp67 triliun hingga Rp71 triliun, angka tersebut lebih besar dari rekomendasi pemerintah yaitu sebesar Rp60,14 triliun dan Rp63, 81 triliun. [tar]
- See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2216638/penghematan-subsidi-listrik-capai-rp401-triliun#sthash.4hYVdjbb.dpuf
"Penghematan subsidi listrik dapat tercapai jika tarif tenaga listrik dinaikkan sebesar lima persen per triwulan pada 2016," kata Menteri Sudirman Said pada saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Kenaikan tarif tersebut dikenakan untuk semua golongan, kecuali bagi pelanggan dengan daya 450 VA dan 900 VA dengan pemakaian listrik di bawah atau sama dengan 60 kWh.
Dia mengatakan, sebaiknya subsidi yang diberikan pemerintah tidak lagi dalam produk melainkan dengan subsidi langsung sehingga subsidi tersebut tepat sasaran kepada yang membutuhkan.
"Saat ini pelanggan listrik ada 46 juta rumah tangga, dan sebanyak 15 juta rumah tangga konsumsinya di bawah 60 kWh," kata Sudirman.
Dia juga memaparkan target 10 besar penerima subsidi listrik yang akan direncanakan di RAPBN 2016, di mana pelanggan dengan daya 450 VA total subsidi sebesar Rp28,05 triliun, dan daya 900 VA total subsidi Rp31,35 triliun.
Subsidi yang diterima oleh pelanggan kedua golongan tersebut mencapai Rp59,40 triliun atau sama dengan 89,2 persen dari total subsidi.
Namun DPR RI menolak keinginan pemerintah tersebut dengan alasan masyarakat Indonesia belum siap untuk menerima kenaikan tarif tenaga listrik itu.
"Kami mempertimbangkan keadaan ekonomi saat ini sedang tidak begitu baik, maka komisi VII tidak bisa menyetujui kenaikan tarif listrik,"kata Pemimpin Rapat Kerja Komisi VII dengan Kementerian ESDM Tamsil Linrung. Pemerintah pun menerima penolakan tersebut.
DPR RI sepakat subsidi listrik 2016 sebanyak Rp67 triliun hingga Rp71 triliun, angka tersebut lebih besar dari rekomendasi pemerintah yaitu sebesar Rp60,14 triliun dan Rp63, 81 triliun. [tar]
- See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2216638/penghematan-subsidi-listrik-capai-rp401-triliun#sthash.4hYVdjbb.dpuf
INILAHCOM,
Jakarta - Penghematan subsidi listrik dengan cara menaikkan tarif
tenaga listrik sebesar lima persen per tiga bulan diperkirakan dapat
mencapai Rp4,01 triliun.
"Penghematan subsidi listrik dapat tercapai jika tarif tenaga listrik dinaikkan sebesar lima persen per triwulan pada 2016," kata Menteri Sudirman Said pada saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Kenaikan tarif tersebut dikenakan untuk semua golongan, kecuali bagi pelanggan dengan daya 450 VA dan 900 VA dengan pemakaian listrik di bawah atau sama dengan 60 kWh.
Dia mengatakan, sebaiknya subsidi yang diberikan pemerintah tidak lagi dalam produk melainkan dengan subsidi langsung sehingga subsidi tersebut tepat sasaran kepada yang membutuhkan.
"Saat ini pelanggan listrik ada 46 juta rumah tangga, dan sebanyak 15 juta rumah tangga konsumsinya di bawah 60 kWh," kata Sudirman.
Dia juga memaparkan target 10 besar penerima subsidi listrik yang akan direncanakan di RAPBN 2016, di mana pelanggan dengan daya 450 VA total subsidi sebesar Rp28,05 triliun, dan daya 900 VA total subsidi Rp31,35 triliun.
Subsidi yang diterima oleh pelanggan kedua golongan tersebut mencapai Rp59,40 triliun atau sama dengan 89,2 persen dari total subsidi.
Namun DPR RI menolak keinginan pemerintah tersebut dengan alasan masyarakat Indonesia belum siap untuk menerima kenaikan tarif tenaga listrik itu.
"Kami mempertimbangkan keadaan ekonomi saat ini sedang tidak begitu baik, maka komisi VII tidak bisa menyetujui kenaikan tarif listrik,"kata Pemimpin Rapat Kerja Komisi VII dengan Kementerian ESDM Tamsil Linrung. Pemerintah pun menerima penolakan tersebut.
DPR RI sepakat subsidi listrik 2016 sebanyak Rp67 triliun hingga Rp71 triliun, angka tersebut lebih besar dari rekomendasi pemerintah yaitu sebesar Rp60,14 triliun dan Rp63, 81 triliun. [tar]
- See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2216638/penghematan-subsidi-listrik-capai-rp401-triliun#sthash.4hYVdjbb.dpuf
"Penghematan subsidi listrik dapat tercapai jika tarif tenaga listrik dinaikkan sebesar lima persen per triwulan pada 2016," kata Menteri Sudirman Said pada saat rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Jakarta, Rabu (24/6/2015).
Kenaikan tarif tersebut dikenakan untuk semua golongan, kecuali bagi pelanggan dengan daya 450 VA dan 900 VA dengan pemakaian listrik di bawah atau sama dengan 60 kWh.
Dia mengatakan, sebaiknya subsidi yang diberikan pemerintah tidak lagi dalam produk melainkan dengan subsidi langsung sehingga subsidi tersebut tepat sasaran kepada yang membutuhkan.
"Saat ini pelanggan listrik ada 46 juta rumah tangga, dan sebanyak 15 juta rumah tangga konsumsinya di bawah 60 kWh," kata Sudirman.
Dia juga memaparkan target 10 besar penerima subsidi listrik yang akan direncanakan di RAPBN 2016, di mana pelanggan dengan daya 450 VA total subsidi sebesar Rp28,05 triliun, dan daya 900 VA total subsidi Rp31,35 triliun.
Subsidi yang diterima oleh pelanggan kedua golongan tersebut mencapai Rp59,40 triliun atau sama dengan 89,2 persen dari total subsidi.
Namun DPR RI menolak keinginan pemerintah tersebut dengan alasan masyarakat Indonesia belum siap untuk menerima kenaikan tarif tenaga listrik itu.
"Kami mempertimbangkan keadaan ekonomi saat ini sedang tidak begitu baik, maka komisi VII tidak bisa menyetujui kenaikan tarif listrik,"kata Pemimpin Rapat Kerja Komisi VII dengan Kementerian ESDM Tamsil Linrung. Pemerintah pun menerima penolakan tersebut.
DPR RI sepakat subsidi listrik 2016 sebanyak Rp67 triliun hingga Rp71 triliun, angka tersebut lebih besar dari rekomendasi pemerintah yaitu sebesar Rp60,14 triliun dan Rp63, 81 triliun. [tar]
- See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2216638/penghematan-subsidi-listrik-capai-rp401-triliun#sthash.4hYVdjbb.dpuf
INILAHCOM,
Jakarta - Pemerintah berencana untuk melakukan lelang Surat Utang
Negara (SUN) valuta asing di pasar perdana domestik dengan target
indikatif sebesar 500 juta dolar AS pada Senin, 29 Juni 2015.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu (24/6/2015), menyebutkan penerbitan obligasi valas domestik ini dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN-P 2015.
Obligasi valas ini memiliki seri USDFR0001 (penerbitan kembali) dan jatuh tempo pada 15 Mei 2017, serta mempunyai tingkat kupon 3,5 persen dan pembayaran kupon setiap 15 Mei dan 15 November.
Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang Surat Utang Negara. Lelang bersifat terbuka, menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.08/2013 tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domestik, Surat Utang Negara dalam valuta asing di pasar perdana domestik hanya dapat dibeli oleh investor residen yang telah teregistrasi dalam daftar investor residen sesuai ketentuan yang berlaku. [tar] - See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2216635/pemerintah-lelang-sun-valas-us500-juta#sthash.B2QWDHkz.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu (24/6/2015), menyebutkan penerbitan obligasi valas domestik ini dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN-P 2015.
Obligasi valas ini memiliki seri USDFR0001 (penerbitan kembali) dan jatuh tempo pada 15 Mei 2017, serta mempunyai tingkat kupon 3,5 persen dan pembayaran kupon setiap 15 Mei dan 15 November.
Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang Surat Utang Negara. Lelang bersifat terbuka, menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.08/2013 tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domestik, Surat Utang Negara dalam valuta asing di pasar perdana domestik hanya dapat dibeli oleh investor residen yang telah teregistrasi dalam daftar investor residen sesuai ketentuan yang berlaku. [tar] - See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2216635/pemerintah-lelang-sun-valas-us500-juta#sthash.B2QWDHkz.
INILAHCOM,
Jakarta - Pemerintah berencana untuk melakukan lelang Surat Utang
Negara (SUN) valuta asing di pasar perdana domestik dengan target
indikatif sebesar 500 juta dolar AS pada Senin, 29 Juni 2015.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu (24/6/2015), menyebutkan penerbitan obligasi valas domestik ini dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN-P 2015.
Obligasi valas ini memiliki seri USDFR0001 (penerbitan kembali) dan jatuh tempo pada 15 Mei 2017, serta mempunyai tingkat kupon 3,5 persen dan pembayaran kupon setiap 15 Mei dan 15 November.
Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang Surat Utang Negara. Lelang bersifat terbuka, menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.08/2013 tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domestik, Surat Utang Negara dalam valuta asing di pasar perdana domestik hanya dapat dibeli oleh investor residen yang telah teregistrasi dalam daftar investor residen sesuai ketentuan yang berlaku. [tar] - See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2216635/pemerintah-lelang-sun-valas-us500-juta#sthash.B2QWDHkz.dpuf
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu (24/6/2015), menyebutkan penerbitan obligasi valas domestik ini dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN-P 2015.
Obligasi valas ini memiliki seri USDFR0001 (penerbitan kembali) dan jatuh tempo pada 15 Mei 2017, serta mempunyai tingkat kupon 3,5 persen dan pembayaran kupon setiap 15 Mei dan 15 November.
Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang Surat Utang Negara. Lelang bersifat terbuka, menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.08/2013 tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domestik, Surat Utang Negara dalam valuta asing di pasar perdana domestik hanya dapat dibeli oleh investor residen yang telah teregistrasi dalam daftar investor residen sesuai ketentuan yang berlaku. [tar] - See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2216635/pemerintah-lelang-sun-valas-us500-juta#sthash.B2QWDHkz.dpuf
Rifan Financindo Berjangka - Pada perdagangan Kamis pagi ini harga
karet alami berjangka di bursa komoditas Tokyo, Jepang terpantau
mengalami penurunan yang cukup signifikan (25/6). Hari ini pergerakan
harga karet tertekan akibat melemahnya harga minyak mentah.
Di penutupan perdagangan dini hari tadi
harga minyak mentah Brent dan WTI mengalami penurunan yang signifikan.
Didorong oleh kenaikan pasokan produk BBM di Amerika Serikat harga
minyak mentah tergerus melemah setelah sempat mencapai posisi paling
tinggi dalam dua minggu belakangan.
Pelemahan harga minyak mentah membuat
harga karet alami berjangka ikut tergerus. Minyak mentah merupakan bahan
baku karet sintetis yang merupakan produk substitusi karet alami.
Dengan turunnya harga minyak mentah para pelaku pasar lebih memilih
penggunaan karet sintetis sehingga permintaan akan karet alami
berkurang.
Harga karet kontrak Desember yang
merupakan kontrak paling aktif saat ini terpantau melemah. Harga karet
alami tersebut tergerus turun sebesar 0,70 yen atau setara dengan 0,3
persen dan diperdagangkan pada posisi 231,50 yen per kilogram.
Analyst Vibiz Research Center
memperkirakan bahwa pergerakan harga karet Tocom pada perdagangan hari
ini berpotensi untuk mengalami pergerakan yang terbatas. Harga karet
akan dipengaruhi oleh kinerja mata uang yen dan harga minyak mentah.
Untuk perdagangan hari ini harga karet
Tocom diperkirakan akan menemui resistance di posisi 235,00 yen. Jika
berhasil ditembus level support selanjutnya ada di 238,00 yen. Sementara
itu harga akan menemui support di posisi 227,00 yen dan 224,00 yen
jika mengalami rebound.
INILAHCOM,
Jakarta - Pemerintah berencana untuk melakukan lelang Surat Utang
Negara (SUN) valuta asing di pasar perdana domestik dengan target
indikatif sebesar 500 juta dolar AS pada Senin, 29 Juni 2015.
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu (24/6/2015), menyebutkan penerbitan obligasi valas domestik ini dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN-P 2015.
Obligasi valas ini memiliki seri USDFR0001 (penerbitan kembali) dan jatuh tempo pada 15 Mei 2017, serta mempunyai tingkat kupon 3,5 persen dan pembayaran kupon setiap 15 Mei dan 15 November.
Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang Surat Utang Negara. Lelang bersifat terbuka, menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.08/2013 tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domestik, Surat Utang Negara dalam valuta asing di pasar perdana domestik hanya dapat dibeli oleh investor residen yang telah teregistrasi dalam daftar investor residen sesuai ketentuan yang berlaku. [tar] - See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2216635/pemerintah-lelang-sun-valas-us500-juta#sthash.B2QWDHkz.dpuf
Keterangan pers Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan di Jakarta, Rabu (24/6/2015), menyebutkan penerbitan obligasi valas domestik ini dilakukan untuk memenuhi sebagian dari target pembiayaan dalam APBN-P 2015.
Obligasi valas ini memiliki seri USDFR0001 (penerbitan kembali) dan jatuh tempo pada 15 Mei 2017, serta mempunyai tingkat kupon 3,5 persen dan pembayaran kupon setiap 15 Mei dan 15 November.
Penjualan SUN tersebut akan dilaksanakan dengan menggunakan sistem pelelangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia sebagai agen lelang Surat Utang Negara. Lelang bersifat terbuka, menggunakan metode harga beragam (multiple price).
Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian kompetitif akan membayar sesuai dengan yield yang diajukan. Pemenang lelang yang mengajukan penawaran pembelian non-kompetitif akan membayar sesuai dengan yield rata-rata tertimbang dari penawaran pembelian kompetitif yang dinyatakan menang.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 43/PMK.08/2013 tentang Lelang Surat Utang Negara Dalam Mata Uang Rupiah Dan Valuta Asing Di Pasar Perdana Domestik, Surat Utang Negara dalam valuta asing di pasar perdana domestik hanya dapat dibeli oleh investor residen yang telah teregistrasi dalam daftar investor residen sesuai ketentuan yang berlaku. [tar] - See more at: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/2216635/pemerintah-lelang-sun-valas-us500-juta#sthash.B2QWDHkz.dpuf
Komentar