IHSG Sudah Jenuh Beli

IHSG Sudah Jenuh Beli

 Rifan Financindo Berjangka - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kemarin melaju 27 poin menuju rekor tertingginya sepanjang masa. Dana asing kembali mengalir masuk lebih dari Rp 700 miliar.

Menutup perdagangan, Rabu (25/2/2015), IHSG menanjak 27,794 poin (0,51%) ke level 5.445,108. Sementara Indeks LQ45 melaju 6,368 poin (0,67%) ke level 950,830.

Wall Street menutup perdagangan dengan mixed. Indeks S&P 500 terseret koreksi saham Aplle, tapi Dow Jones berhasil cetak rekor baru.

Pada penutupan perdagangan Rabu waktu setempat, Indeks Dow Jones naik 15,38 poin (0,08%) ke level 18.224,57, sebuah rekor baru. Indeks S&P 500 kehilangan 1,62 poin (0,08%) ke level 2.113,86 dan Indeks Komposit Nasdaq menipis 0,99 poin (0,02%) ke level 4.967,14.

Hari ini IHSG diperkirakan masih bisa menguat tapi dengan laju yang terbatas. Posisi Indeks yang sudah cukup tinggi rawan profit taking.

Pergerakan bursa-bursa regional pagi hari ini:

  • Indeks Nikkei 225 naik 86,38 poin (0,46%) ke level 18.671,58.
  • Indeks Straits Times turun 12,15 poin (0,35%) ke level 3.428,68.

Rekomendasi untuk perdagangan saham hari ini:

NH Korindo Securities
Respon positif pelaku pasar terhadap hasil testimony The Fed yang belum mengindikasikan kenaikan Fed rate dalam waktu dekat melambungkan IHSG. Bahkan kenaikan tersebut mampu melampaui estimasi kami sebelumnya. Sempat kami khawatir terhadap testimony The Fed yang belum akan dapat meyakinkan para anggota kongres terhadap kebijakan yang akan dijalankan karena selama ini jarang hasil pidato The Fed yang memberikan sentiment positif. Terutama pada saat kepemimpinan Bernanke, jarang direspon positif karena berbarengan dengan kebijakannya untuk mengurangi stimulus setiap bulannya. Tetapi, kali ini Yellen berhasil meyakinkan para anggota kongres dan memberikan sentimen positif kepada pasar dimana The Fed lebih menjaga momentum pertumbuhan ekonomi AS dan tidak hanya berfokus pada kenaikan Fed Rate. Meski laju Rupiah masih nyaman di zona merah dan laju bursa saham Asia variatif naik tipis dimana terhambat dengan pelemahan pada laju bursa saham Asia namun, laju IHSG mampu mengesampingkan sentimen negative tersebut dan memilih berada di zona hijau. Bahkan juga mampu melampaui rekor tertinggi di minggu sebelumnya di level 5427 dengan menyentuh new high record di 5448,70. Adapun investor asing kembali mencatatkan nett buy (dari net buy Rp 421,22 miliar menjadi net buy Rp 793,39 miliar).

Laju IHSG kembali melanjutkan pelemahannya. Padahal laju US$ sempat mengalami penurunan pasca merespon testimonial Gubernur The Fed yang mengindikasikan belum akan adanya kenaikan suku bunga dalam waktu dekat. Tetapi, reaksi negatif dari pelemahan Yuan pasca merespon rilis kenaikan tipis indeks manufaktur PMI nya turut berimbas pada melemahnya laju Rupiah. Di sisi lain, pelaku pasar juga berekspektasi akan adanya potensi penurunan lanjutan dari BI rate seiring belum adanya tanda-tanda kenaikan Fed rate. Laju Rupiah berada di bawah target level support 12.876. Harapan akan kenaikan Rupiah gagal dengan adanya sentimen negatif. Tetap mewaspadai pelemahan lanjutan. Rp 12.876-12.860 (kurs tengah BI).

Laju bursa saham Asia tampaknya tidak terlalu merespon positif rilis kenaikan tipis HSBC manufacturing PMI China yang di atas level 50. Pelaku pasar melihat kenaikan indeks tersebut belum diimbangi dengan peningkatan ekspor yang di minggu lalu mengalami penurunan sehingga masih mengindikasikan adanya potensi pelemahan pada ekonomi China. Sementara itu, di bursa saham Asia lainnya meski terjadi kenaikan namun, dari sisi volume menurun karena pelaku pasar khawatir kenaikan indeks saham membuat harga-harga saham mengalami overbought. 

Pasca mengalami kenaikan setelah merespon hasil testimonial The Fed dan juga pidato Presiden ECB terkait kondisi ekonomi dan moneter di masing-masing negaranya, laju bursa saham Eropa terlihat melemah. Bahkan kenaikan harga minyak setelah merespon pernyataan Arab Saudi akan adanya kenaikan permintaan; meningkatnya consumer confidence Perancis hingga kenaikan BBA mortgage approvals Inggris tampaknya juga tidak banyak terpengaruh. Pelemahan terjadi setelah pelaku pasar merespon rilis kinerja para emiten yang cenderung mengalami penurunan.

Laju bursa saham AS diharapkan masih dapat mempertahankan kenaikannya dengan memfaktorkan testimonial akhir di hari kedua dari The Fed dan ekspektasi akan kenaikan data penjualan rumah baru.

Pada perdagangan Kamis (26/2) IHSG diperkirakan akan berada pada rentang support 5415-5435 dan resisten 5452-5468. Shooting star dekati area upper bollinger band (UBB ). MACD masih bergerak naik meski tipis dengan histogram positif yang sedikit lebih panjang. RSI, Stochastic, dan William’s %R terlihat melanjutkan kenaikan. Laju IHSG mampu melampaui area target resisten (5427-5432) dan mampu bertahan di atas area target support (5390-5403). Masih adanya aksi beli membuat laju IHSG masih meninggalkan utang gap 5342-5372. Tampaknya pelaku pasar masih kuat untuk melanjutkan aksi belinya sehingga dapat mempertahankan IHSG di zona hijaunya. Jika aksi beli masih berlanjut maka laju IHSG pun dapat bertahan di zona hijaunya. Namun demikian tetap mewaspadai adanya potensi pembalikan arah.

Waterfront Securities
Indeks Harga Saham Gabungan pada perdagangan Rabu 25 Februari 2015 ditutup menguat 0,51% pada level 5445. Sektor aneka industri menyumbangkan penguatan terbesar. Investor asing net buy Rp793,4 miliar. Indeks di bursa Wall Street ditutup mix, ditengah koreksi pada saham Hewlett-Packard dan Apple membebani kenaikan saham peritel yang didukung oleh laporan keuangan. Pada pidatonya di hadapan senat di hari kedua, Janet Yellen kembali mengulangi pernyataannya sehari sebelumnya yang menyatakan bahwa rendahnya inflasi dan pertumbuhan upah membuat The Fed tidak akan menaikkan suku bunga paling tidak pada dua pertemuan The Fed mendatang. Data penjualan rumah baru bulan Januari menunjukkan pertumbuhan yang lebih besar dari perkiraan, yang mengindikasikan kestabilan pada sektor perumahan. Sebanyak 90% emiten telah merilis laporan keuangan dimana sebanyak 74% membukukan laba melebihi estimasi dan sebesar 54% membukukan pendapatan di atas prediksi. Menurut konsensus Bloomberg, setelah rat a-rata laba emiten pada Q4 2014 tumbuh 4,3%, diperkirakan rata-rata laba emiten pada Q1 akan turun 4,5%.Sementara itu survey awal indeks PMI manufaktur China menurut HSBC naik pada bulan Februari. Untuk Indeks Harga Saham Gabungan hari diperkirakan bergerak cenderung mixed to up. IHSG diperkirakan berada di kisaran level 5390 — 5480. Rekomendasi: JSMR, INDF, KLBF, TLKM, SMRA, BBNI, PGAS, ASII, UNVR, SMGR.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah