Pilot Senior: Stall itu Pesawat Kuno, Namun yang Canggih Bisa Juga



Rifan Financindo Berjangka - Menhub Jonan menyatakan QZ8501 diketahui naik sangat cepat beberapa ribu kaki dalam satu menit sebelum akhirnya berhenti dan menghilang. Bila benar pesawat mengalami stall, apakah tahun keluaran pesawat beserta kemajuan teknologinya mempengaruhi?


"Pesawat generasi sekarang nggak bisa stall, misalnya Airbus itu. Jadi seandainya ada kekeliruan itu akan di-overwrite komputer yang langsung overtake mengatur sudut sehingga pesawat tidak bisa stall," kata pilot senior Shadrach M Nababan.



Shadrach mengatakan hal itu dalam acara pertemuan industri penerbangan yang bertemakan keselamatan penerbangan di Wisma Antara, Jakarta Pusat, Rabu (21/1/2015).



"Stall itu pesawat kuno, tapi yang konvensional bisa stall kalau keadaan angle melebihi gaya dorong dan sayap bergetar hingga stall," tambahnya.



Menurut pilot yang pernah menerbangkan Airbus 330 ini, perusahaan asal Prancis itu sangat percaya diri dengan teknologi komputerisasinya. Sehingga pernah mereka tidak menerapkan skenario simulasi untuk malfungsi komputer.



"Lalu akhirnya sekarang training di simulator Airbus itu komputer dimatiin semua supaya bisa masuk, jadi manual. Sebab secara program itu sudah ada (komputer otomatis menangani) failure-failure. Jadi dia nggak akan bisa stall sesuai program (komputer)," ucap pilot dengan 16.807 jam terbang itu.



Kecanggihan sistem komputerisasi Airbus itu, disebut Shadrach, di-back up tak hanya oleh satu komputer. Tapi sistem back-up itu melibatkan 2 hingga 3 komputer, tak hanya untuk sistem navigasi tapi juga kendali.



"‎Komputernya ada 5, padahal 1 komputer saja cukup. Ya kapan sih, kalau bisa bilang, semua komputernya mati, tapi ya bisa saja karena probability-nya ada. Air data itu 3 unit komputer, flight control 5 unit komputer," ujar Shadrach.


"Komputer Airbus itu sudah menanggulangi itu (stall, turbulence, dll) sendiri tanpa perlu input pilot," tambahnya.



‎Walau begitu, Shadrach menyatakan bisa saja pesawat dengan teknologi canggih mengalami stall ketika melaju dengan kecepatan tinggi sehingga stabilitasnya hilang. Pesawat lalu masuk ke dalam kondisi stall. Akan tetapi hal itu sangat langka terjadi karena ada pilot yang mengatur kecepatan pesawat.



"Dengan kecepatan tinggi, stabilitasnya hilang, artinya susah dikontrol. Tapi kita nggak pernah masuk ke situ karena jauh dari kenyataan, karena ada pilotnya yang selalu melakukan mitigasi dan harus bisa manage," ujar Shadrach.



Jonan menyatakan di hadapan anggota dewan bahwa QZ8501 naik 6 ribu kaki per menit kemudian berhenti dan menghilang dari radar.



"Tidak normal untuk bergerak menanjak seperti itu, sangat jarang bagi pesawat komersial, yang biasanya naik hanya setinggi 1.000 sampai 2.000 kaki per menit. Hal ini hanya bisa dilakukan pesawat jet tempur," kata Jonan seperti disadur dari BBC.



Ketika dikonfirmasi kembali hari ini, Jonan mengatakan dirinya tidak menyebutkan kondisi AirAsia itu stall.



"‎Saya nggak jelaskan itu stall, kalau jatuh pasti jatuh. Kalau nggak stall nggak jatuh dong. Jadi saya sudah jelaskan, pesawat itu naik beberapa feet dalam satu menit terus setelah itu turun, ya pesawat turun dong," jelas Jonan saat dikonfirmasi lagi mengenai pernyataannya di rapat Komisi V DPR pada Selasa (20/1/2015) malam kemarin tentang AirAsia yang naik cepat dan turun tiba-tiba.



Jonan menyampaikan hal itu usai bertemu Badan Anggaran (Banggar) DPR di DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (21/1/2015). Jonan pun meminta agar semua pihak menunggu hasil investigasi Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah