Hunian Prioritas Pengembangan Intiland Development

Hunian Prioritas Pengembangan Intiland Development

Perusahaan pengembang property besar, Intiland Development Tbk masih menempatkan sektor hunian sebagai kontribusi besar bagi pendapatan perusahaan tahun 2014, mengingat permintaan pasar sektor ini masih sangat besar.

"Dalam siklus properti hunian masih sangat prospektif ke depannya sehingga pengembangan masih kita prioritaskan ke sektor tersebut," kata President Direktur dan CEO PT Intiland Development Tbk, Hendro S Gondokusumo di Jakarta.
Hendro mengatakan, hunian bertingkat tinggi seperti apartemen maupun hunian tapak (rumah biasa) sampai saat ini permintaan masih sangat besar.

"Kalaupun Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan untuk mengatur kredit di sektor properti merupakan hal wajar sebagai bentuk kehati-hatian bukan karena sedang mengalami masalah," katanya.

Hendro mengatakan, turunnya nilai tukar rupiah serta harga saham seharusnya jangan direspon terlalu berlebihan, merupakan suatu hal yang wajar dampak dari kondisi ekonomi global serta seharusnya kita mendapat peluang dari kondisi tersebut.

Hendro mengatakan, kalau melihat kredit pemilikan rumah di Indonesia sebenarnya masih di bawah 50 persen, bandingkan dengan negara-negara lain yang rata-rata sudah di atas 50 persen.
“Intiland menempuh strategi untuk kawasan kota besar menggunakan konsep superblok (mix use) yakni memadukan hunian dengan komersial dalam satu kawasan seperti Jakarta dan Surabaya, sedangkan untuk di luar kota konsep hunian tapak masih dirasakan tepat seperti di Bodetabek’’, ujar dia.

Hal lain yang dijalaskan oleh Hendro, hunian ditengah kota dirancang agar dekat dengan tempat berkerja untuk mengurangi kemacetan, sehingga dengan konsep superblok diharapkan penghuni dapat beraktivitas seperti berbelanja dan berkantor dalam kawasan tersebut, kalaupun harus keluar hanya dilakukan pada Sabtu dan Minggu saja. Intiland juga terus menekuni bisnis di sektor kawasan industri seperti kini dikembangkan di Jawa Timur seiring dengan terus membaiknya iklim investasi di Indonesia.

Hendro mengatakan, investasi di Indonesia bagi pengusaha asal Korea dan Jepang masih menguntungkan terutama untuk industri berorientasi ekspor selain biaya produksinya murah juga perizinan dimudahkan.

Hendro menjelaskan Cina memang memiliki kawasan industri yang lebih baik dan luas tetapi karena hubungannya dengan Jepang dan Korea kurang harmonis maka mereka memilih Indonesia, Filipina, dan Thailand untuk memperluas usahanya.

Hendro menambahkan, nilai tukar Indonesia yang rendah dibandingkan beberapa mata dunia juga menguntungkan bagi industri berbasis ekspor sehingga negara-negara tersebut kemudian lebih memilih berinvestasi di Indonesia.

hendro, belum lama ini juga telah menerjunkan team untuk survei ke Amerika Serikat untuk menginspirasi pengembangan properti mereka di Indonesia.

"Kita sudah memiliki beberapa rencana beberapa diantaranya memadukan bangunan lama dengan bangunan baru, nanti kita informasikan lagi," kata Hendro.

Manajemen Intiland berusaha menjaga tren pertumbuhan yang telah dicapai dengan cara meluncurkan proyek-proyek baru dan menjaga struktur keuangan agar tetap sehat. Perusahaan juga terus menambah jumlah landbank sebagai modal untuk pengembangan di masa depan.

(ps/PST/vbn-ant)
 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah