Fed Tolak Kerjasama Dengan Bank-Bank Sentral Dunia Terkait Stimulus



WYOMING - Pertemuan para petinggi bank sentral seluruh dunia yang berlangsung di Wyoming, Amerika Serikat (AS) sarat adu kepentingan. Maklumlah, masing-masing perwakilan ingin kepentingan ekonomi negaranya terlindungi. Apalagi situasi ekonomi global masih penuh tanda tanya.
Salah satu isu yang paling mencolok perhatian adalah kebijakan Bank Sentral AS alias The Fed untuk menghentikan stimulus. Dalam pertemuan di Wyoming, sekitar 35 petinggi bank sentral di seluruh dunia mendesak The Fed untuk menjelaskan detail rencana pengurangan stimulus yang sering disebut juga sebagai quantitative easing (QE). 
Ini terkait langkah antisipasi terhadap kemerosotan lebih dalam di bursa global, khususnya emerging market. Maklum, pengurangan stimulus (tapering off) akan membuat dana-dana asing kabur dari Negara-negara berkembang (emerging) dan kembali ke Amerika. Sayangnya, seruan para gubernur bank sentral di seantero dunia ditolak mentah-mentah oleh The Fed.  Bank sentral AS menyatakan, aksi jual yang melanda seluruh bursa saham dunia tidak menjadi tanggung jawab The Fed. Sebaliknya, The Fed menyarankan emerging market melindungi dirinya sendiri sebagai antisipasi atas pengurangan atau penghentian stimulus.
“Yang perlu diingat adalah bahwa The Fed berada di bawah kendali kongres AS dan kami bertanggung jawab hanya pada kepentingan ekonomi AS,” ujar Dennis Lockhart, Presiden The Fed bagian Atlanta, mengutip Bloomberg, Senin (26/8). Lockhart menilai, negara lain hanya perlu mengambil kebijakan untuk menyesuaikan kebijakan stimulus AS.
Senada, James Bullard, Presiden Fed bagian St. Louis menegaskan, The Fed tidak akan mengambil kebijakan berdasarkan gejolak yang melanda di negara berkembang. "Kami hanya fokus pada ekonomi AS," tandasnya. Sementara, John Williams, Presiden The Fed bagian San Francisco mengatakan, fokus The Fed saat ini adalah pada data ekonomi AS. bukan gejolak pasar. “Jika data ekonomi sesuai target, The Fed akan tetap menghentikan stimulus di akhir tahun," ujar dia.
Seruan bank sentral dunia
China sebagai salah satu emerging market dengan kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia secara gamblang mendesak The Fed. Kemarin, Sheng Laiyun, Jurubicara Biro Statistik Nasional China (NBS) menyatakan, kebijakan stimulus bakal berdampak besar terhadap ekonomi China. “Kami menghimbau agar The Fed mempertimbangkan ekonomi emerging market sebelum mengambil kebijakan stimulus," ujar dia.
Desakan bank sentral dunia terhadap perincian kebijakan stimulus terus mengalir. Sebelumnya, Gubernur Bank Sentral Meksiko, Agustin Carstens menyerukan The Fed agar lebih merinci implementasi kebijakan stimulus. "Kondisi ekonomi global akan jauh lebih baik jika The Fed mau berkoordinasi tentang stimulus," ujar dia. Asal tahu saja, sejak Mei, emerging market telah kehilangan dana US$ 1 triliun gara-gara rencana The Fed untuk memangkas stimulus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah