Ekonomi Digital via E-commerce dan Medsos Terus Catat Tren Positif





Rifan Financindo Berjangka - Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) menyebut, tren perkembangan bisnis e-commerce sangat baik dalam beberapa tahun terakhir.


Hal itu selaras dengan laporan riset Google, Temasek, dan Bain Analysis terkait dengan ekonomi digital di Indonesia.

Sektor e-commerce mendominasi perolehan ekonomi digital Tanah Air dengan prediksi sebesar 32 miliar dollar AS di tahun ini, atau naik 54 persen dibandingkan dengan prediksi tahun lalu sebesar 21 miliar dollar AS.


Bima Laga, Ketua Umum idEA, mengamini hasil riset itu. "Melihat perkembangan saat ini, pada dasarnya kami sangat optimistis terhadap perkembangan industri e-commerce ke depan. Belanja online melalui marketplace tak hanya efisien, tapi juga bermanfaat dalam mencegah penularan covid-19," katanya, kepada Kontan, Selasa (24/11).

Namun, menurut dia, yang paling berpengaruh perkembangan industri bukanlah dampak pandemi saja. Indonesia sejatinya memiliki potensi besar dalam industri e-commerce.

"Negara ini punya bonus demografi yang merupakan kelompok usia milenial. Jumlah mereka sangat besar, dan mereka merupakan pasar digital yang sangat potensial," ujarnya.

Bima menuturkan, kepraktisan yang ditawarkan e-commerce dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari, bahkan hobi mereka, dinilai akan mampu menarik minat generasi milenial itu.

Belum lagi, dia menambahkan, produk yang ditawarkan lewat e-commerce sangat bervariasi yang kerap kali unik. Konsumen juga bisa melewati batas wilayah berbelanja.

"Semua konsumen bisa menjangkau produk yang ditawarkan penjual di pelosok Indonesia. Tak lagi harus ke luar negeri untuk bisa membeli produk-produk mancanegara," paparnya.

Tren kenaikan transaksi e-commerce belakangan ini turut diakui pelaku usaha. Erick Wicaksono, VP of Marketing Bukalapak, sempat menjelaskan, terdapat kenaikan transaksi di Bukalapak sejak Juni lalu sekitar 50 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Baca Juga :

PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SURABAYA | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka PT. RFB
PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat

Kenaikan tertinggi

"Jumlah transaksi oleh mitra Bukalapak pada Juni tahun ini juga naik hingga sekitar 3 kali lipat dari bulan yang sama tahun lalu. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi yang pernah dicapai oleh mitra Bukalapak," ungkapnya.

Selain itu, Erick menyebut, kenaikan juga terjadi pada jumlah pelaku UMKM yang bergabung menjadi pelapak dan mitra Bukalapak, yakni mencapai lebih dari 3 juta di tujuh bulan pertama tahun ini.


Untuk 2021, ia berharap akan semakin banyak masyarakat yang merasakan manfaat dari inovasi dan teknologi, terlebih untuk meringankan beban ekonomi akibat pandemi covid-19.

Tak hanya e-commerce, aktivitas bisnis di sektor media sosial (medsos) juga diprediksi mengalami kenaikan di tahun ini sebesar 24 persen menjadi 4,4 miliar dollar AS.

Menurut Heru Sutadi, pengamat telekomunikasi, hal itu bisa dimaklumi, seiring dengan terbatasnya aktivitas bertatap muka secara langsung di saat pandemi.

"Kalau dilihat trafik telekomunikasi meningkat hingga 50 persen saat ini. Pelajar menggunakan komunikasi daring, orang-orang juga WFH, tentu terkoneksi dengan internet dan media sosial," terangnya.

Dia menambahkan, penggunaan teknologi terus meningkat seiring dengan aktivitas online menjadi marak di seluruh kalangan masyarakat, sehingga prediksi kenaikan itu bukan hal yang mustahil dapat tercapai, meski masih ada catatan yang menjadi tantangan untuk mengembangkannya di masa depan.

Dalam hal ini, Heru menyoroti persoalan infrastruktur telekomunikasi yang menunjang kehidupan berinternet dirasakan masih kurang.

"Saat pandemi ini kebutuhan akses internet bisa mencapai 10Mbps, dalam beberapa tahun ke depan bisa saja mencapai 100Mbps seiring dengan naiknya ekonomi digital. Ini tentu butuh infrastruktur yang mumpuni," tandasnya.

Selain itu, Heru berharap, Indonesia bisa terus mengembangkan berbagai platform atau aplikasi online lokal yang menunjang aktivitas dunia maya, sehingga tidak terjebak sebagai pemakai alias konsumen aplikasi buatan luar negeri saja. (Kontan/Agung Hidayat)

PT Rifan Financindo Berjangka Semarang

Sumber : Tribun News

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah