Harga Emas Berpeluang Naik Pekan Ini, Tapi Tak Tinggi
PT.
Rifan Financindo Berjangka - Setelah mengalami masa yang
sulit pada pekan lalu, harga emas diperkirakan bisa melambung pada pekan ini.
Kenaikan harga emas dipengaruhi oleh sentimen gejolak pemilu AS.
Mengutip Kitco, Minggu (11/10/2020), meskipun sebagian besar analis dan
pelaku pasar memperkirakan harga emas bakal naik, tetapi belum bisa membawa
harga emas kembali di atas level USD 2.000 per ounce.
"Kami melihat beberapa potensi kenaikan dalam jangka pendek," kata
Darin Newsom, analisis Darin Newsom. "Tetapi kami masih perlu melihat
apakah momentum ini bisa bertahan." tambah dia.
Dalam survei Kitco, dari 17 analis yang berpartisipasi, sebanyak 13 analis
atau 76 persen memperkirakan harga emas bakal naik.
Sedangkan satu analis atau 6 persen memperkirakan harga emas akan turun dan
tiga analis atau 18 persen memperkirakan harga mendatar.
Ada momentum baru kenaikan harga emas pada Jumat lalu. Pada hari itu, harga
emas diperdagangkan di level USD 1.928,80 per ounce. Angka tersebut naik 1
persen jika dibandingkan dengan perdagangan sebelumnya.
Meskipun beberapa analis melihat bahwa ada ruang bagi harga emas untuk naik,
tetapi mereka tidak yakin bahwa harga emas bisa menembus di atas USD 2.000 per
ounce dalam waktu dekat.
"Saya memperkirakan harga emas akan bergerak lebih tinggi minggu ini
tetapi ini benar-benar hanya kenaikan dalam jangka pendek," kata Colin
Cieszynski, kepala analis SIA Wealth Management.
Cieszynski menambahkan, harga emas membutuhkan lebih banyak stimulus untuk
mencapai level tertinggi baru sepanjang masa.
"Sepertinya bank sentral belum siap untuk memompa lebih banyak stimulus
ke pasar dan saya kira pemerintah tidak akan melakukan apa pun sampai setelah
pemilihan," tambah dia.
Sebelumnya, harga emas melonjak lebih dari 1 persen pada hari
Jumat dalam perjalanan ke kenaikan mingguan kedua berturut-turut, karena dolar
melemah dan negosiasi baru untuk stimulus AS mendorong investor untuk membeli
emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi.
Dikutip dari CNBC, Sabtu (10/10/2020), harga emas di pasar spot
naik 1 persen menjadi USD 1.912,22 per ounce. Harga emas sejauh ini naik 0,7 di
minggu ini. Emas berjangka AS naik 1,2 persen menjadi USD 1.917,90.
“Perputaran apakah kita akan mendapatkan stimulus atau tidak tampaknya
mempengaruhi harga emas; emas telah reli karena stimulus besar dari Federal
Reserve AS dan pemerintah, dan jika itu terus berlanjut, itu akan mendukung
emas lebih lanjut,” kata Robin Bhar, seorang analis independen.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi dan Menteri Keuangan Steven Mnuchin melanjutkan
pembicaraan mereka mengenai rencana bantuan virus corona, setelah Presiden AS
Donald Trump membatalkan negosiasi awal pekan ini.
Bhar menambahkan, “investor yang memiliki portofolio di ekuitas, pendapatan
tetap juga akan mencoba mencari cara untuk melindungi nilai ketidakpastian
ekonomi dan stimulus,” ucapnya.
Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan penurunan
nilai mata uang, telah naik 26 persen tahun ini. Pergerakan harga emas didorong
oleh stimulus besar-besaran secara global untuk meredam dampak ekonomi pandemi.
Dolar jatuh terhadap saingannya, di tengah meningkatnya taruhan bahwa Joe
Biden akan keluar sebagai pemenang dalam pemilihan presiden AS dan mungkin
menawarkan lebih banyak pos stimulus.
Prospek kemenangan Demokrat meningkatkan insentif untuk menahan emas karena
paket bantuan baru dapat dibangun jika pembicaraan stimulus yang sedang
berlangsung gagal, kata analis OANDA Craig Erlam.
Sementara itu, dana yang diperdagangkan di bursa yang didukung emas
menambahkan lebih dari 1.000 ton emas batangan senilai USD 60 miliar ke persediaan
mereka dalam sembilan bulan pertama tahun 2020, kata Dewan Emas Dunia.
PT.
Rifan Financindo Berjangka
sumber
: liputan6.com
PT.
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG
Komentar