Ayo Pelajari, Bidang Pekerjaan Ini Bakal Paling Dicari Perusahaan Usai Pandemi
PT.
Rifan Financindo Berjangka - Jakarta Tidak dipungkiri
selama pandemi Covid-19 tidak sedikit masyarakat yang terkena PHK dan
kehilangan pekerjaan mereka. Pada kondisi seperti ini tentunya juga sulit untuk
menemukan atau mendapatkan pekerjaan yang baru lagi.
Namun perubahan tuntutan dan cara kerja yang berbeda telah membuka jalan
bagi pekerjaan yang baru dan para pemimpin bisnis memberikan prediksi mereka
tentang di mana peluang tersebut berada.
Dalam laporan tenaga kerja pasca-pandemi, sebuah perusahaan mensurvei 800
eksekutif bisnis secara global tentang di mana mereka berencana untuk
meningkatkan perekrutan setelah pandemi.
Meskipun responden mereka tersebar di berbagai industri dan 9 negara termasuk
AS, Australia, China, India dan Inggris, namun prioritas hasil yang didapatkan
sama. Perusahaan akan mencari lebih banyak pekerja pada sektor kesehatan dan
keselamatan, teknologi dan pekerja yang gesit.
Mengutip dari CNBC, Jumat (9/10/2020) berikut ulasan dari
masing-masing hasil yang didapatkan:
1. Meningkatnya kesempatan kerja
Empat dari lima (83 persen) pemberi kerja mengatakan mereka berencana untuk
mempekerjakan lebih banyak tenaga kesehatan dan keselamatan.
Posisi teratas termasuk monitor jarak jauh atau sanitasi di tempat (73
persen) dan operator kesehatan dan keselamatan tenaga kerja (48 persen).
Sebagai catatan, laporan tersebut mengatakan selama pandemi, semakin banyak
peran tersebut yang dilakukan oleh robot.
Sementara itu, lebih dari dua pertiga (68 persen) responden mengatakan bahwa
mereka mengharapkan untuk mempekerjakan lebih banyak profesional teknologi dan
otomasi.
Bidang keahlian yang paling dicari di dalamnya termasuk otomasi dan
kecerdasan buatan (35 persen), ahli pelanggan digital (26 persen), internet of
things (24 persen) dan cloud (19 persen).
Sehingga kenaikan tersebut mencerminkan digitalisasi bisnis yang cepat
selama beberapa bulan terakhir. Laporan tersebut menemukan bahwa 85 persen
perusahaan mempercepat digitalisasi mereka dan 67 persen meningkatkan
otomatisasi dan AI karena kritis.
Di tempat lain, hampir setengah (45 persen) eksekutif mengatakan mereka
mengantisipasi peningkatan perekrutan untuk pembelajaran digital dan cara kerja
yang gesit.
Di sini, peran yang berkembang berkaitan dengan pekerjaan tangkas (32
persen), pembelajaran dan pelatihan digital (14 persen) dan perekrutan SDM dan
jarak jauh (13 persen).
2. Meningkatnya permintaan untuk freelancer
Menurut laporan tersebut akibat pekerjaan yang berpindah karena pandemi,
menemukan bahwa lonjalan permintaan untuk freelancer.
Tujuh dari 10 (70 persen) eksekutif mengatakan mereka berharap untuk
mempekerjakan lebih banyak kontraktor dan pekerja sementara di lokasi dalam 2
tahun ke depan.
Permintaan tersebut muncul di sektor perhotelan dan perawat kesehatan yang
terpukul paling parah.
3. Kerja jarak jauh terus berkembang
Penerapan kerja jarak jauh yang meluas juga telah memicu perubahan dalam
persepsi para eksekutif. Secara global, 15 persen eksekutif di seluruh
dunia mengatakan sepersepuluh dari tenaga kerja mereka dapat bekerja dari jarak
jauh.
Di setiap negara, jumlah pemberi kerja yang bersedia sangatlah bervariasai,
Inggris dan Jerman (20 persen) cenderung lebih tinggi dan Cina (4 persen) lebih
rendah.
Tentu saja, kerja jarak jauh lebih cocok untuk beberapa sektor kerja saja.
seperti 60 persen pekerja ekonomi di AS yang tidakd apat bekerja dari
jarak jauh.
Namun di balik itu semua, peruabahan tambahan dapat mengantarkan pergeseran
yang lebih besar dalam angkatan kerja di masa mendatang.
PT.
Rifan Financindo Berjangka
sumber
: liputan6.com
PT.
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG
Komentar