Pengusaha Sebut Resesi Indonesia Tak Separah Krisis Ekonomi 1998
PT.
Rifan Financindo Berjangka - Wakil Ketua Dewan Pertimbangan
Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang menilai kondisi ekonomi yang diprediksi
mengalami kontraksi dan membawa pada resesi pada triwulan III-2020 tidak akan
seburuk krisis ekonomi yang menimpa Indonesia pada1998.
"Kami melihat fundamental ekonomi masih kuat, kondisi perbankan kita
masih kuat, berbeda dengan krisis tahun 1998 atau 2008 di mana industri keuangan
kita sudah hancur," kata Sarman ketika dikutip dari Antara, Senin
(28/9/2020).
Ketua Umum DPD Himpunan Pengusaha Pribumi Indonesia (Hippi) DKI Jakarta
tersebut menegaskan bahwa para pengusaha sejatinya tidak khawatir dengan dampak
resesi, namun lebih kepada pandemi COVID-19 itu sendiri jika terjadi secara
berkepanjangan.
Pandemi yang terjadi berkepanjangan ini justru berpotensi membuat para
pengusaha tidak lagi mampu bertahan, menimbulkan masalah sosial hingga memasuki
depresi ekonomi.
Menurut dia, resesi ekonomi di tengah pandemi COVID-19 tentu saja tidak bisa
terelakkan, mengingat sejumlah negara maju bahkan telah lebih dahulu
mengalaminya.
Dalam kondisi tersebut, pengusaha tidak punya pilihan selain mengambil
langkah bertahan, seperti efisiensi biaya operasional, termasuk sumber daya
manusia yang mengakibatkan pengurangan karyawan.
"Efisiensi, kemudian mengurangi berbagai pengeluaran-pengeluaran yang
mungkin tadinya ada dalam jangka menengah-panjang, akan direvisi. Tidak
tertutup kemungkinan akan terjadi pengurangan karyawan," kata dia.
Sarman menambahkan bahwa pengusaha mendorong agar pemerintah melalui Komite
Penanganan COVID-19 dam Pemulihan Ekonomi Nasional mempercepat ketersediaan
vaksin, menambah kemampuan testing spesimen, hingga menambah kesediaan tempat
tidur di rumah sakit dan ruang isolasi.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III-2020 diproyeksi resesi dengan
terkontraksi minus 2,9 persen sampai minus 1,1 persen.
Dunia usaha mengaku tidak khawatir dengan resesi akibat dampak
pandemi covid-19. Di mana pada kuartal II pertumbuhan ekonomi terkontraksi
-5,32 persen, dan diproyeksikan kuartal III akan minus 1,1-2,9 persen.
“Kami menyampaikan bahwa pengusaha tidak khawatir dengan resesi," kata
Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Kadin DKI Jakarta Sarman Simanjorang,
kepada Liputan6.com, Minggu (27/9/2020).
Menurutnya, selama 6 bulan ini ekonomi Indonesia memang stagnan. Gelombang
PHK sesuatu hal yang tidak dapat dielakkan, UMKM banyak yang tumbang, sumber
pendapatan masyarakat menurun drastis membuat daya beli masyarakat merosot,
yang akhirnya membawa pertumbuhan ekonomi kita kuartal II 2020 terkontraksi.
Kata Sarman, dunia usaha lebih mengkhawatirkan jika pandemi covid-19 ini
berkepanjangan, maka akan semakin banyak pengusaha akan bertumbangan dan akan
menimbulkan masalah sosial dan berpotensi memasuki depresi ekonomi dan bukan
hanya sekedar resesi lagi.
“Tapi, jika Vaksin covid-19 bisa segera direalisasikan maka pasar akan
merespons positif, psikologi pengusaha dan masyarakat akan optimistis menuju
pertumbuhan ekonomi kuartal IV-2020 yang positif.” Ujarnya.
Kendati begitu, dunia usaha mengapresiasi upaya dan kerja keras yang
dilakukan oleh Menteri BUMN Erick Tohir selaku Ketua Komite Penanganan Covid-19
dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) patut diacungkang jempol dalam
memerangi Covid 19 dan memulihkan perekonomian ditengah ketidak pastian dampak
pandemic Covid 19.
“Mulai dari penambahan kemampuan testing spesimen, menyiapkan dan menambah
kesediaan tempat tidur di rumah sakit serta ruang isolasi, meningkatkan
standardisasi penanganan kasus dan pasokan obat terapi penyembuhan, hingga
percepatan ketersediaan vaksin Covid-19 suatu kerja keras yang luar biasa yang
patut kita hargai dan support,” jelasnya.
Demikian pengusaha mendoakan agar berbagai usaha, upaya dan perjuangan
pemerintah melalui ketua KPCPEN Erick Tohir agar vaksinasi ini segera dimulai.
Termasuk penjajakan kerjasama dengan Kimia Farma dengan G42, Genexine, CanSino,
dan Astra Zeneca, Pfizer, Johnson & Johnson, dan Novafax melengkapi
kerjasama Biofarma dengan Sinovac yang sudah direalisasikan lebih dulu.
Ia berharap dengan adanya kerjasama ini diharapkan ada jaminan akan
kecepatan, ketersediaan, dan pengiriman vaksin untuk menyegerakan ketersediaan
vaksin tentu dengan harga yang terjangkau. Dengan begitu Indonesia bisa segera
keluar dari jurang resesi.
“Kami usulkan agar program vaksinasi ini dimulai dari daerah yang masuk zona
merah dan menjadi barometer pertumbuhan perekonomian nasional seperti DKI
Jakarta dan sekitarnya, Jatim, Jabar, Jateng, Sulsel dan lainnya,” pungkasnya.
PT.
Rifan Financindo Berjangka
sumber
: liputan6.com
PT.
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG
Komentar