Harga Emas Diprediksi Masih Bergejolak Dampak Covid-19 dan Pemilu AS
PT.
Rifan Financindo Berjangka - Harga emas baru-baru ini sangat
bergantung pada pasar saham. Dengan keadaan seperti itu, analis dengan
hati-hati mengamati potensi pergerakan uang tunai jika ada aksi jual di pasar
utama.
Harga emas terus diperdagangkan di tengah kisaran USD 1.900- USD 2.000 per
ons. Pada Jumat (18/9/2020) pekan lalu, emas berjangka Comex Desember
diperdagangkan pada USD 1.958, naik 0,46 persen pada hari itu.
"Salah satu katalis utama dari pasar logam sampai kita mendekati
pemilihan adalah pasar ekuitas," kata direktur perdagangan global Kitco
Metals Peter Hug seperti dikutip dari laman Kitco, Senin (21/9/2020).
Valuasi di ruang ekuitas sangat memprihatinkan mengingat perekonomian masih
dalam tahap awal pemulihan. “Jika pasar ekuitas terpukul dan menjual, itu akan
menjadi negatif bagi kompleks industri - palladium, platinum, perak, dan akan menyeret
emas turun bersamanya," jelas Hug.
"Selama harga emas bisa bertahan di USD 1.925, saya yakin logam akan
naik ke pemilihan dengan peringatan bahwa pasar ekuitas tidak mengambil lebih
dari 5 persen hit," imbuh dia.
Kepala strategi global TD Securities, Bart Melek memperkirakan emas akan
naik pada pekan ini dengan kisaran harga di USD 1.960 per ounce pada sisi
atas dan USD 1.933-1935 pada sisi bawah.
Sebagai catatan, saat pasar mulai mendekati pemilu AS pada November
mendatang, volatilitas di pasar saham dan juga ruang logam mulia akan
meningkat. Pedagang mungkin takut akan ketidakpastian dan menunggu sampai hasil
pemilihan jelas.
"Kami semakin terpuruk dalam musim politik di AS yang semakin jelas.
Kami mendapatkan komentar yang sangat agresif dari Presiden, Demokrat, kami
melihat retorika agresif tentang China dan kebijakan pajak. Itu akan
menciptakan semacam jumlah yang signifikan volatilitas. Pasar mungkin khawatir
tentang pernyataan tertentu," kata Melek.
"Ketidakpastian politik cenderung menguntungkan emas. Tetapi jika kita
mengalami krisis likuiditas penuh, itu tidak akan baik untuk apa pun. Orang
akan kembali ke uang tunai," sambung Melek.
Di sisi lain, Analis di bidang emas juga mengamati meningkatnya kasus
covid-19 yang mengkhawatirkan di Eropa, dapat berdampak signifikan pada
pemulihan ekonomi dan pasar saham. Namun, sebagian besar belum yakin bahwa
kenaikan kasus akan menyebabkan penutupan yang signifikan seperti di bulan
Maret lalu.
"Kami menduga bahwa penurunan ekuitas global selama beberapa hari
terakhir akan berumur pendek kecuali kenaikan kasus baru mulai membebani
ekonomi lagi," kata ekonom Capital Economics, Jessica Hinds.
Harga emas di pasar spot tercatat naik tipis 0,1 persen menjadi
USD 1,958.29 per ounce, setelah mencapai level tertinggi sejak 2 September di
USD 1,973.16. Sementara, harga emas berjangka AS tercatat naik 0,1 persen
menjadi USD 1.968,20.
Meski masih naik, harga emas diprediksi bisa terjun bebas bahkan
hingga level USD 1.794 per ounce di kuartal IV 2020. Direktur PT TRFX Garuda
Berjangka Ibrahim Assuaibi menyatakan, hal ini dapat terjadi karena indeks
dollar yang menguat.
"(Hal ini) dipengaruhi optimisme Federal Reserve Amerika Serikat (AS)
atas kebijakannya menurunkan suku bunga hingga 2023 ketika pasar tenaga kerja
mencapai "lapangan kerja maksimum" dan inflasi berada di jalur untuk
"melebihi" target inflasi 2 persen," ujar Ibrahim saat
dihubungi Liputan6.com, Kamis (17/9/2020).
Lalu, perkiraan pertumbuhan ekonomi yang lebih positif dan pernyataan
Presiden AS Donald Trump soal vaksin juga mendorong indeks dollar menguat.
Wacana Partai Komunis China yang menyatakan siap perang dengan AS dan ASEAN
serta ketegangan Turki dan Yunani atas Laut Mediterania, kata Ibrahim,
sebenarnya menggoyang harga emas untuk bisa naik.
"Tetapi rupanya pasar (tidak) mengindahkan informasi geopolitik
tersebut karena itu baru berupa wacana dan di Cina sendiri baru Partai Komunis,
bukan presiden Cinanya," kata Ibrahim.
Oleh karenanya, harga emas diproyeksi bakal anjlok. "Peluang harga emas
internasional terjun bebas ke USD 1.919, USD 1.860 dan USD 1.794 sangat besar
sekali. Angka tersebut sesuai dengan data teknikal (W1) di metatrader,"
jelasnya.
Kata Ibrahim, bulan September ini emas berpeluang turun ke angka USD 1.919
per ounce, kemudian merosot ke USD 1.860 hingga USD 1.794 di kuartal IV.
"Oleh karenanya, ini saat yang tepat agar menjual sekarang, karena ada
harapan akan di bawah Rp 1 juta (per gram). Jangan sampai
menyimpan emas terlalu lama," saran Ibrahim.
PT.
Rifan Financindo Berjangka
sumber
: liputan6.com
PT.
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG
Komentar