Harga Emas Terjun 20% dari Rekor, Saatnya Beli Emas nih?
PT. Rifan Financindo Berjangka Harga emas yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau
emas Antam kian memudar pada Mei 2020
seiring dengan skenario new normal yang
direncanakan pemerintah sejak Mei lalu. Lazimnya ketika ekonomi membaik, aset
lindung nilai seperti emas biasanya ditinggalkan.
Sepanjang Mei lalu, harga emas Antam turun 2,67% atau sebesar Rp 22.880/gram menjadi Rp 856.120/gram pada 30 Mei 2020 dari Rp 879.000/gram 30 April 2020. Harga ini adalah harga acuan untuk emas 100 gram.
Sementara dalam sepekan terakhir, atau dari 30 Mei hingga 6
Juni, harga emas turun 4,3% atau Rp 37.000 dari Rp 855.120/gram pada Sabtu 30
Mei menjadi Rp 818.120/gram pada Sabtu lalu 6 Juni.
Harga emas dunia turun nyaris 1,5% pada penutupan perdagangan hari
Jumat (5/6/2020) atau Sabtu
dini hari (6/6/2020) waktu Indonesia.
Dalam sepekan terakhir harga bullion turun 2,38% (week on week/wow).
Pada penutupan perdagangan akhir
pekan harga emas dibanderol US$ 1.685,2/troy ons turun dari level psikologisnya
US$ 1.700/troy ons.
Timbul pertanyaan, kenapa harga
emas Antam bisa turun? Hal itu wajar mengingat sebagai aset safe
haven, emas biasanya berada pada tren penguatan saat terjadi
krisis atau kejadian yang meningkatkan kekhawatiran investor. Dalam beberapa
bulan terakhir, sentimen pandemi virus corona yang entah kapan akan berakhir menjadi sentimen
pendorong.
Harga emas global juga dalam tren positif di tengah kekhawatiran
pertumbuhan ekonomi global yang diprediksi menuju jurang resesi hingga potensi perang militer antara
AS-China. Fakta ini memicu harga emas Antam juga menguat, sebelum akhirnya
mulai terpuruk.
Sebetulnya ini merupakan hal yang wajar setelah harga emas dunia sempat
membukukan rekor baru di tahun 2020 ini di level US$ 1.748/troy ons pada
penutupan 20 Mei 2020 dari harga terendah di tahun ini pada US$ 1.469/troy ons
19 Maret lalu ketika pandemi corona sedang memuncak-muncaknya.
Jika dihitung dari level terendah
ke level tertinggi tahun 2020, terjadi selisih sebesar US$ 279,18 atau naik
18,99%.
Secara teknikal, ketika terjadi tren penguatan yang signifikan, maka koreksi
yang sebesar 20% dianggap wajar.
Jadi dari kenaikan yang sebesar US$ 279,18 tersebut dengan koreksi
20%, maka didapat harga di US$ 55,84, sehingga dari harga tertinggi dikurangi
dengan koreksi 20%, maka harga emas dunia kurang lebih berada di level area US$
1.693,14/trot ons dari rekor tertinggi baru.
Bahkan pada hari Senin ini (8/6) pada pukul 14:00 WIB, harga emas dunia di
pasar spot berada di US$ 1.691,33. Artinya koreksi yang sebesar 20% secara
teknikal merupakan hal yang wajar, jika mengacu pada harga saat ini.
Sementara itu, BNP Paribas sempat
memproyeksikan bahwa waktu yang terbaik untuk harga emas adalah di kuartal
kedua (Q2) tepatnya antara April-Juni 2020, seperti dikutip dari Kitco.com pada April lalu.
Analis lainnya juga mengatakan, "dari sudut pandang jangka panjang,
emas masih akan tetap menjadi aset yang disukai karena suku bunga saat ini
rendah dan virus [corona] yang memicu perlambatan global akan mendukung reli
[harga emas] berlanjut terus," kata Sugandha Sachdeva, Wakil Presiden,
logam, energi dan riset mata uang, di Religare Broking Ltd.
Selain itu kebijakan bank sentral (termasuk bank sentral AS, The Fed) dalam
memberikan pelonggaran kuantitatif (QE) dengan membeli aset-aset finansial
berbasis utang juga memicu penurunan yield (imbal hasil obligasi) yang membuat
emas menjadi lebih menarik di mata investor.
"Penguatan emas yang terjadi karena kelonggaran moneter ini pada akhirnya
harus dilunasi dan mungkin akan dibayar dengan tingkat inflasi yang tinggi
nantinya," kata Tai Wong, Kepala Trading Derivatif untuk Logam Dasar dan Logam
Mulia di BMO, melansir Reuters.
"Emas kemungkinan mendapat untung dari melimpahnya uang bank sentral dan
utang baru," katanya.
Bahkan pada bulan lalu, beberapa analis
dunia sempat memproyeksikan bahwa harga emas dunia bisa ke level US$ 2.000 -
3.000/troy ons. Oleh karena itu, ketika
harga emas dunia melonjak, harga emas Antam bisa mengikutinya.
Mengacu aturan pasar, 1 troy ons ekuivalen atau sama dengan
31,1034768 gram (untuk kemudahan kita ambil angka 31,1 gram). Jadi,
jika harga emas dunia di pasar spot bisa
mencapai level US$ 3.000/troy
ons dibagi dengan 31,1, maka didapat US$ 96,46 per gram.
Nah, harga emas dunia per
gram ini kita kalikan dengan nilai tukar rupiah (asumsi kurs rupiah di Rp
14.000/US$),
maka hasilnya adalah Rp 1.350.440/gram. Saat
ini acuan untuk emas
100 gram untuk per gram nya
berada di level Rp 818.120/gram.
Artinya, kendati turun dalam sepekan, peluang naik masih ada.
PT.
Rifan Financindo Berjangka
sumber
: cnbcindonesia.com
PT.
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG
Komentar