Di Tengah Pelemahan Ekonomi, OJK Sebut Kinerja Pasar Keuangan Justru Menguat
PT.
Rifan Financindo Berjangka - Perekonomian
Indonesia pada kuartal II 2020 diprediksi akan mengalami kontraksi yang
didasari antara lain oleh rilis data penjualan retail dan tingkat inflasi yang
kurang positif. Selain itu, sektor ketenagakerjaan dan aktivitas manufaktur
juga belum menunjukkan adanya perbaikan yang signifikan.
Sementara sentimen positif stimulus moneter bank sentral global berdampak
positif terhadap kinerja pasar keuangan domestik yang bergerak menguat pada
bulan Juni 2020.
Menurut catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), sampai dengan 19 Juni 2020, pasar
saham menguat sebesar 3,97 persen mtd dan pasar SBN relatif stabil dengan yield
rata-rata menguat sebesar 19,4 basis poin mtd.
"Sejalan dengan penguatan tersebut, investor non-residen mencatatkan net
buy sebesar Rp 1,83 triliun mtd (pasar saham: net sell Rp 1,24
triliun; pasar SBN: net buy Rp 3,07 triliun)," kata Deputi
Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo dalam keterangan
resmi, Rabu (24/6/2020).
Sementara sampai dengan 23 Juni 2020, penghimpunan dana melalui pasar modal
tercatat mencapai Rp 39,6 triliun dari 22 emiten. Di dalam pipeline telah
terdapat 83 emiten yang akan melakukan penawaran umum dengan total indikasi
penawaran sebesar Rp 44,6 triliun.
Lebih lanjut, OJK akan menyiapkan protokol adaptasi kebiasaan baru yang akan
berlaku bagi seluruh Industri Jasa Keuangan sehingga layanan terhadap
masyarakat dapat dilakukan dengan tetap meminimalkan potensi penyebaran Covid
19.
Meluasnya wabah virus corona ke berbagai negara makin meningkatkan risiko
resesi ekonomi global pada tahun 2020. Namun, pengaruhnya terhadap kepanikan
pasar keuangan dunia berangsur-angsur mulai menurun.
Kepanikan pasar keuangan dunia sempat meningkat tinggi pada Maret 2020.
Memasuki April, kepanikan para investor mulai berkurang.
Kondisi ini terjadi karena berbagai negara telah memberikan kebijakan di
pasar keuangan. Sehingga muncul kembali kepercayaan investor terhadap pasar
keuangan.
"Ini didukung sentimen positif atas berbagai respons kebijakan yang
ditempuh di banyak negara," kata Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo di
Gedung Bank Indonesia, Jakarta Pusat, Selasa (14/4).
Risiko pasar keuangan dunia yang berkurang tercermin pada penurunan
volatility index (VIX). Semula 85,4 pada 18 Maret 2020 menjadi 41,2 pada 14
April 2020.
Lebih lanjut Perry menuturkan, risiko resesi ekonomi global pada 2020
dipengaruhi oleh penurunan permintaan. Selain itu proses produksi terganggu akibat
terbatasnya mobilitas manusia.
Hal ini sejalan dengan kebijakan mengurangi risiko penyebaran virus corona.
Akibatnya pertumbuhan ekonomi negara maju seperti Amerika Serikat dan banyak
negara di kawasan Eropa diprakirakan mengalami kontraksi pada tahun 2020.
"Padahal berbagai kebijakan ultra-akomodatif dari kebijakan fiskal dan
moneter telah ditempuh," kata Perry.
PT.
Rifan Financindo Berjangka
sumber
: liputan6.com
PT.
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG
Komentar