Dolar AS Terlalu Kuat, Harga Emas Sulit Terangkat

Dolar AS Perkasa, Harga Emas Tertahan
PT. Rifan Financindo Berjangka - Harga emas hanya mampu naik tipis sepanjang pekan ini. Sejatinya ada sentimen yang bisa membuat investor bermain aman dan meningkatkan permintaan emas, yaitu penyebaran virus Corona. Namun ketangguhan dolar Amerika Serikat (AS) membuat kenaikan harga emas menjadi terbatas.
Sepanjang pekan ini, harga emas dunia di pasar spot naik 0,61% secara point-to-point. Kemarin, harga emas menyentuh titik tertinggi sejak 31 Januari 2020.
Sementara harga Logam Mulia yang diterbitkan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) juga hanya bisa naik tipis sepanjang minggu ini, yaitu 0,28%. Kemarin, harga emas Antam berada di Rp 728.000/gram.
Kenaikan harga emas sepertinya mulai terbatas karena sebelumnya sudah mengalami lonjakan tajam. Dalam sebulan terakhir, harga komoditas ini naik hampir 2%.
Harga emas melonjak signifikan setelah tragedi penyebaran (outbreak) virus Corona. Bermula dari Kota Wuhan di Provinsi Hubei (China), virus Corona menyebar ke seluruh dunia.
Mengutip data satelit pemetaan ArcGis per pukul 08:03 WIB, jumlah kasus virus Corona di seluruh dunia mencapai 66.962 di mana 66.367 terjadi di China. Sedangkan korban jiwa tercatat sudah lebih dari 1.500 orang, tepatnya 1.523.
Penyebaran virus Corona yang begitu masif membuat pemerintah China menempuh berbagai upaya. Misalnya, orang-orang yang baru kembali ke Beijing setelah pulang kampung untuk merayakan Tahun Baru Imlek tidak boleh pergi ke mana-mana.
"Mulai sekarang, semua orang yang kembali dari Beijing harus tetap di rumah atau melapor ke kelompok observasi selama 14 hari setelah kedatangan. Barang siapa yang melanggar akan diberikan sanksi sesuai aturan hukum yang berlaku," sebut pengumuman Beijing Virus Prevention Working Group, sebagaimana diberitakan Reuters.
Upaya pencegahan seperti ini memang penting, karena ketika lebih banyak orang yang keluar rumah untuk beraktivitas maka upaya pencegahan penyebaran virus menjadi sangat sulit. Namun di sisi lain, roda ekonomi tidak akan berputar dengan kencang.
Oleh karena itu, pertumbuhan ekonomi China hampir pasti melambat. Reuters melakukan jajak pendapat terhadap 40 ekonom yang hasilnya pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2019 diperkirakan sebesar 4,5%. Jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 6%.
Untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020, proyeksinya adalah 5,5%. Juga jauh melambat dibandingkan realisasi 2019 yang sebesar 6,1%.
"Kami memperkirakan penjualan akan turun lebih dari 10% pada semester I tahun ini. Untuk keseluruhan tahun, penurunannya mungkin sekitar 5% jika penyebaran virus sudah berhenti pada April," kata Fu Bingfeng, Wakil Ketua Eksekutif Asosiasi Produsen Mobil China, seperti dikutip dari Reuters.
China adalah perekonomian terbesar di dunia. Kala China melambat, pasti pertumbuhan ekonomi global akan ikut melambat. Pelaku pasar yang cemas pun memburu aset-aset aman seperti emas sehingga harga terangkat.
Baca juga :
Sumber : CNBC Indonesia
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA SEMARANG

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah