Bitcoin Kini Tembus Rp 82 Juta Per Keping, Apa Sebabnya? | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA - JAKARTA - Harga mata uang virtual atau cryptocurrency bitcoin terus
meroket. laporan dari website industri CoinDesk melaporkan bahwa pada
Sabtu (21/10/2017) harga bitcoin menembus 6.100 dollar AS atau Rp 82,35
juta (kurs Rp 13.500).
Apa penyebabnya? Seperti dikutip
dari CNBC, salah satu penyebabnya adalah naiknya permintaan akan
bitcoin, sebelum mata uang tersebut dipecah (split) yang dikenal dengan
sebutan "fork".
"Fork" ini akan menciptakan mata
uang virtual baru turunan bitcoin, yakni bitcoin gold. Pemegang bitcoin
akan mendapatkan sejumlah bitcoin gold saat mata uang virtual baru
tersebut diterbitkan, dalam artian sederhananya, mereka akan mendapatkan
duit gratis.
Alex Sunnarborg, mitra pendiri
perusahaan pengelola dana cryptocurrency Tetras Capital mengatakan, pada
pemegang bitcoin sebenarnya bertaruh sebagai pemegang bitcoin, walaupun
ada pemisahan.
Sebab, bitcoin sudah melakukan
"fork" di Agustus ketika cryptocurrency baru tercipta bernama bitcoin
cash. Setelah "fork" ini, bitcoin terus menguat.
Selain itu, penguatan bitcoin
juga disebabkan oleh rumor yang beredar bahwa China akan mencabut
larangan penggunaan cryptocurrency untuk transaksi. Rumor ini semakin
membuat bitcoin menguat.
Selanjutnya, bitcoin juga menguat
akibat blunder perusahaan besar seperti JPMorgan Chase yang mengejek
bitcoin. Sebelumnya CEO JPMorgan Chase Jamie Dimon mengatakan bahwa
bitcoin merupakan "fraud" atau penipuan. Sementara orang yang
berinvestasi ke bitcoin adalah "orang bodoh."
Dalam pemungutan data yang
dilakukan CNBC pekan lalu, separuh responden menilai harga bitcoin akan
terus merangkak ke level 10.000 dollar AS.
Salah satu hegde fund manager, Michael Novogratz mengatakan ke CNBC bahwa
bitcoin akan tembus level 10.000 dollar AS dalam 10 bulan ke depan.
Estimasi ini tentu saja turut memperkuat permintaan akan bitcoin.
Faktor lain, yakni
perusahaan-perusahaan besar serta sejumlah negara mulai terbuka akan
penggunaan mata uang virtual. Jepang misalnya, negeri Matahari Terbit
ini memperbolehkan perusahaan lokal menerima pembayaran dalam bentuk
mata uang digital.
Menurut website CryptoCompare, Sabtu (21/10/2017), sebanyak 57 persen perdagangan bitcoin dilakukan dalam mata uang yen.
Namun, masih banyak negara yang
enggan merangkul mata uang virtual sebagai mata uang resmi dalam
transaksi pembayaran, bahkan di China. Di banyak negara tersebut,
cryptocurency masih terkendala aturan dan regulasi.
Selain itu, bagi yang berminat
untuk berinvestasi juga harus berhati-hati, sebab bitcoin sendiri sudah
naik 500 persen hanya dalam waktu setahun belakangan.
Baca Juga :
- Penipuan Berkedok Perdagangan Berjangka Komoditi Marak di Indonesia | PT RIFAN FINANCINDO
- Industri PBK Tumbuh di Tengah Rendahnya Pemahaman Masyarakat | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
- Pialang Berjangka PT Rifan Bidik 200 Investor Baru di Semarang | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA (CABANG)
- Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan | RIFAN FINANCINDO
- Waspada Investasi Bodong, Ada Baiknya Anda Mengenal Lebih Baik Perdagangan Berjangka | PT RIFAN
- Dinas Kebersihan dan Pertamanan Pemko Medan Terima Sumbangan | RIFANFINANCINDO
- Rifan Financindo Targetkan 200 Nasabah Baru | RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
- Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi | RIFAN
- Perdagangan Bursa Berjangka Menjanjikan Imbal Hasil Besar dan Resiko Besar | PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA
- Investasi Perdagangan Berjangka di Indonesia Timur Belum Tergarap | PT. RIFAN
- Kenapa Investasi Bodong Menjamur dan Makan Banyak Korban? | RIFAN BERJANGKA
- Kepercayaan Masyarakat terhadap Perdagangan Berjangka Komoditi Masih Tinggi | PT. RIFAN FINANCINDO
- RFB Dorong Edukasi Perdagangan Berjangka Komoditi | PT RIFANFINANCINDO
- Marak Investasi Bodong, Masyarakat Diedukasi Perdagangan Berjangka Komoditi | PT RFB
- PERDAGANGAN BERJANGKA : Rifan Jadi yang Pertama Sosialisasi di Medan | PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA
Komentar