WA DITINGGALKAN OLEH PENDIRINYA, KENAPA YA?

PT RIFAN FINANCINDO

PT RIFAN FINANCINDO - SEMARANG, Salah satu pendiri WhatsApp Brian Acton, mengumumkan segera meninggalkan layanan chat yang kini menjadi milik Facebook tersebut. Ada apa gerangan?

Melalui postingan di akun Facebook pribadinya, Acton mengatakan dirinya akan mendirikan sebuah yayasan. Nantinya, yayasan ini akan fokus pada titik pertemuan antara organisasi nirlaba, teknologi dan komunikasi.

"Ini adalah sesuatu yang saya pikirkan cukup lama. Dan kini adalah waktunya saya fokus melakukannya. Saya akan mengabarkannya dalam beberapa bulan ke depan," kata Acton seperti dikutip dari Cnet, Rabu (13/9/2017).

Acton adalah lulusan Stanford University dan mantan pegawai Apple. Dia bertemu dengan Jan Koum saat keduanya bekerja di Yahoo. Acton dan Koum kemudian meninggalkan Yahoo di 2007 dan mendirikan WhatsApp pada 2009. 

Aplikasi yang menghubungkan penggunanya melalui pesan berbasis internet di ponsel ini menarik perhatian. Bisa digunakan di berbagai platform, WhatsApp sukses menggeser kejayaan BlackBerry Messenger. 

Segera saja, WhatsApp merangkul miliaran pengguna di berbagai belahan dunia. Potensi ini pula yang membuat Facebook meliriknya. Raksasa jejaring sosial tersebut meminang WhatsApp dengan mahar senilai USD 19 miliar. Dari akuisisi ini, Acton kecipratan kekayaan bersih senilai USD 6,5 miliar. 

Sejauh ini, Facebook belum memberikan respons apapun terkait hengkangnya Acton, demikian pula rekannya Koum yang saat ini masih menjabat sebagai CEO WhatsApp.

Siapa yang tahan dengan menggelontorkan layanan atau produknya secara gratisan? Ujung-ujungnya, pasti akan bermuara pada bagaimana cara meraup pendapatan pula, termasuk untuk WhatsApp.

Layanan pesan instan populer itu dilaporkan telah menguji fitur baru, dimana secara khusus dirancang sebagai layanan pesan bisnis dari suatu korporasi ke pelanggan. 

Tentunya, layanan ini tak dibuka secara cuma-cuma. Pasalnya, fitur tersebut bisa dimanfaatkan oleh perusahaan yang ingin berinteraksi dengan pelanggan, seperti salah satunya merespons keluhan sehingga menjadi 'senjata' ampuh untuk menjaga loyalitas ribuan atau bahkan jutaan pelanggannya.

"WhatsApp telah menyederhanakan komunikasi untuk orang-orang di seluruh dunia. Sekarang, kami ingin menerapkan pendekatan yang sama untuk membawa bisnis ke WhatsApp dengan cara yang memberi nilai tambah bagi penggunanya," ujar Chief Operating Officer WhatsApp Matt Idema dikutip dari Business Insider,Rabu (6/9/2017).

Bila fitur ini terwujud, maka bentuknya seperti akun WhatsApp pada umumnya. Namun yang membedakan dengan akun biasa, akun bisnis ini diberi tanda verifikasi berupa tanda centang warna hijau seperti yang sering dijumpai di Facebook ataupun Twitter.

"Kami melihat ke depan untuk memungkinkan orang-orang dapat terhubung ke dunia bisnis dengan cara berbeda yang cepat dan pribadi. Dan, memberikan alat bisnis yang mudah dilakukan," ungkap Idema.

WhatsApp membayangkan nantinya fitur ini bisa dijadikan wahana informasi secara personal. Misalnya penumpang menanyakan tentang jadwal penerbangan dan pihak maskapai akan memberi informasi terbaru seperti waktu penerbangan.

Belum diketahui kapan WhatsApp akan resmi meluncurkan fitur tersebut. Sejauh ini, perusahaan yang di bawah naungan Facebook ini masih menguji fitur yang dimaksud sebelum dirilis secara resmi.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah