KASUS 6 TAHUN BARU DIPUTUSKAN SEKARANG

PT RIFAN FINANCINDO

PT RIFAN FINANCINDO - SEMARANG, Penumpang Rolas Budiman Sitinjak menang melawan Lion Air karena membatalkan penerbangan secara sepihak. Namun, Rolas butuh waktu 6 tahun lamanya melawan Lion Air di pengadilan untuk memenangkan ganti rugi Rp 23,5 juta. 

Rolas memerlukan waktu 6 tahun lamanya hingga putusan itu diketok di tingkat Peninjauan Kembali (PK). Seharusnya, Lion Air sebagai entitas bisnis, menerapkan etika usaha yang baik dengan membayar terlebih dahulu usai putusan di tingkat pengadilan negeri,

"Seharusnya setelah putusan pengadilan negeri, Lion Air langsung melaksanakan putusan dan jangan banding atau kasasi," kata mantan anggota Badan Perlindungan Konsumen Nasional (BPKN) David Tobing, kepada detikcom, Kamis (7/9/2017). 

Lion Air dihukum karena membatalkan penerbangan Rolas dari Manado-Jakarta pada Oktober 2011. Lion berdalih kursi sudah penuh, padahal Rolas sudah memesannya jauh-jauh hari. 

Alhasil, Lion dihukum membayar Rp 23 juta, sebanyak Rp 20 juta di antaranya untuk membayar biaya pesta ulang tahun anak Rolas yang terbengkalai gara-gara Rolas gagal terbang.

"Putusan MA sudah sangat tepat karena walau pun besaran ganti rugi sudah diatur namun berdasarkan Permenhub No 77 tahun 2011, penumpang masih dapat mengajukan ganti rugi ke pengadilan karena setiap penumpang mempunyai kerugian yang berbeda beda," kata David yang pernah memenangkan gugatan ganti rugi akibat delay yang dilakukan Lion Air pada tahun 2008. 

Suara Alma Rumiyati (33) bergetar saat membaca ayat-ayat suci Al Quran. Pagi itu dia dipercaya membaca Al Quran, di depan para pejabat Kabupaten Blitar saat launching posyandu jiwa di Kantor Desa Jajar, Kecamatan Talun.

Tepuk tangan bergema di ruangan saat Alma selesai membaca Al Quran dengan lancar dan khidmat. Namun siapa sangka, jika warga Dusun Pantimulyo RT 5 RW 3 Desa Kendalrejo, Kecamatan Talun ini pernah hidup terpasung.

Alma memang satu di antara 123 pasien gangguan jiwa di posyandu jiwa ini. Namun kini, dia bisa menjalani kehidupan normal bersosialisasi dan mampu berkarya. Ditemui di sela acara, Alma dengan lugas bertanya untuk keperluan apa wawancara dengan dia. Raut mukanya terlihat sangat tegas menjawab pertanyaan para wartawan. Dan saat hanya berdua dengan detikcom, Alma pun membuka cerita masa lalunya.

"Saya ini mantan orang gila mbak. Pernah dipasung hampir 10 tahun. Untungnya ditemukan petugas Puskesmas Talun, lalu pasung saya dilepas dan diobati rutin hingga seperti sekarang ini," urainya membuka cerita, Kamis (7/9/2017).

Masa kelam, Alma bilang, dimulai saat usianya sekitar 16 tahun. Saat itu dia yang bercita-cita menjadi penghafal Al Quran, tiba-tiba dijodohkan oleh orang tuanya. "Saat itu hafalan saya sudah sampai juz 22. Saya bingung, menerima perjodohan ini atau terus jadi penghafal Al Quran. Setelah itu saya benar-benar tidak ingat apa yang terjadi," paparnya.
Bebas dari pasung, Alma bisa berkarya/Bebas dari pasung, Alma bisa berkarya/ Foto: Erliana Riady

Namun Alma ingat betul bagaimana dia sampai dipasung. Seingatnya, dia tidak mau kalah dengan orang lain yang menantangnya. Diapun lalu mengambil apapun barang yang bisa digunakan untuk membela dan mempertahankan diri. "Seperti ada yang nantang gitu. Sering juga saya merasa akan diserang, makanya saya lari ambil pisau, kayu atau apa untuk membela diri," ungkapnya.

Saat itu orang tuanya lalu memasung. Alma pun mengaku ikhlas. Karena dia sadar sepenuhnya, jika tindakannya sangat berbahaya untuk orang lain. "Saya ikhlas kok dipasung, itu artinya keluarga menyayangi saya, biar tidak berbahaya buat orang lain," kata ibu satu anak ini.

Beruntun, petugas Puskesmas Talun mengetahui kondisinya. Dengan pengawasan petugas kesehatan dan peran serta keluarganya, tahun 2011 Alma pun bebas pasung.

Dia bisa bersosialisasi dengan warga sekitar, berkeluarga dan mempunyai satu putri. "Anak saya satu, sekarang kelas 3 SD. Tapi saya sudah menikah dua kali gagal terus," ungkapnya tanpa ragu.

Menurut Alma, kedua mantan suaminya ternyata belum sepenuhnya percaya jika dia sudah sehat secara psikis. "Sama mereka berdua itu. Saya tidak boleh sering keluar, tidak boleh ini itu. Malah bosen saya mbak, enakan begini," katanya.
Bebas dari pasung, Alma bisa berkarya/Bebas dari pasung, Alma bisa berkarya/ Foto: Erliana Riady

Dalam kesendiriannya, Alma justru semakin mandiri. Untuk menghidupi diri dan menyekolahkan anaknya, Alma menerima jahitan dari tetangga sekitar. "Awalnya Bu Endah yang ngajari, terus dicoba bikin mukena. Hasilnya kata Bu Endah jahitan saya bagus dan laku dijual. Sejak itu Alhamdulillah banyak yang jahitkan baju, kerudung ke saya," tutur wanita berhijab ini.

Keahlian Alma cepat menyebar. Selain kualitas jahitannya halus, ongkosnya juga sangat murah dibandingkan ke penjahit lain. "Kalau pelanggan baru saya cuma minta Rp 20 ribu per potong baju. Nanti kalau mereka datang lagi minta dijahitin, saya bilang kalau saya minta Rp 25 ribu tidak papa ya. Ternyata mereka malah sering ngasih lebih," ucapnya dengan tawa lepas.

Melihat kehidupan Alma saat ini, tak ada yang beda dengan manusia normal pada umumnya. Saat ditanya bagaimana jika dia melihat orang dipasung, wajah Alma berubah sedih. "Ingin saya lepas mbak. Biar mereka bisa bermain dengan anak-anak kecil dengan bebas. Orang kalau dipasung itu, inginnya berlari-lari, melompat, bisa puas bermain dengan anak kecil-kecil itu," ungkapnya.

Saat ini, Alma masih rutin memeriksakan kondisinya ke posyandu jiwa. Sebulan sekali dia selalu datang. Selain kontrol, kata dia, senang rasanya bisa bertemu dengan teman-teman senasib.

Sementara koordinator posyandu jiwa, Sri Endah mengaku, Alma sering dilibatkan dalam memotivasi penderita gangguan jiwa lainnya dalam sesi konseling.

"Alma sering kami libatkan dalam sesi konseling. Karena pasien di sini tidak hanya diberi obat, namun juga ada konsultasi, curhat dan belajar kemandirian dengan berbagai keahlian yang mereka sukai," jelas Endah.

Menurut Endah, Alma adalah satu di antara beberapa catatan keberhasilan cara penanganan pasien gangguan jiwa. Karena dengan penanganan yang tepat, orang dengan gangguan jiwa bisa sembuh dan bisa mandiri untuk kehidupannya. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah