3 WNA DIGREBEK DI CANDI SARI SEMARANG, TANTANGAN HORMAT BENDERA 5 DETIK

RIFAN FINANCINDO

RIFAN FINANCINDO - SEMARANG, Tiga warga asing tak beridentitas diperiksa polisi di sebuah rumah mewah, Jalan Kawi nomor 48, RT 7 RW 12, Tegalsari, Candisari, Minggu (23/7/2017) malam.
Tiga pria itu diduga warga negara Tiongkok.
Mereka tak bisa bahasa Inggris maupun Indonesia.
Hanya bisa berbahasa Tiongkok.
Polisi pun kesulitan berkomunikasi dengan para WNA itu.
Jajaran Polsek Candisari sedang menggeledah isi rumah tersebut.
Polisi mencurigai keberadaan delapan unit telepon rumah, di sebuah ruang rahasia lantai dasar.
Telepon itu tersambung kabel di sebuah ruang kerja, lantai dua.
Terdapat ribuan berkas berisi jajaran nomor dan tulisan berhuruf Tiongkok.
Ketua RT setempat, Budiyono tak mengetahui adanya tiga orang asing itu.
Tiga warga negara asing tak beridentitas diamankan polisi di sebuah rumah mewah Jalan Kawi Raya nomor 48, RT 7 RW 12, Tegalsari, Candisari, Minggu (23/7/2017) malam.
Tiga warga negara asing tak beridentitas diamankan polisi di sebuah rumah mewah Jalan Kawi Raya nomor 48, RT 7 RW 12, Tegalsari, Candisari, Minggu (23/7/2017) malam. (TRIBUNJATENG/DANIEL ARI PURNOMO)
"Saya baru tahu kalau ada warga asing di wilayah saya. Setahu saya, rumah itu milik pak Suryo. Beliau yang punya rumah makan Gringsing," ujarnya.
Budiyono menuturkan temuan tiga WNA itu tak disengaja.
Semula dia mendapat laporan dugaan pencurian di rumah Pak Suryo.
"Cerita awal, ada orang lompat pagar pembatas rumah Pak Suryo, masuk ke rumah Pak Hendro. Lalu kami masuk rumah, malah ketemu orang-orang Cina itu," bebernya.
Temuan itu langsung dilaporkan Budi ke Polsek Candisari.
Hingga berita ini dimuat, belum ada keterangan resmi dari pihak kepolisian terkait temuan itu.
Yanuar tertantang melakukan hormat bendera setelah membaca banner yang terpasang di samping bendera Merah Putih yang berkibar di satu tiang di Jalan Pahlawan, Minggu (23/7/2017). Dia pun melakukan untuk menunjukkan rasa nasionalisme.
Selama lima detik, sesuai tantangan di banner tersebut, Yanuar berdiri dan melakukan hormat bendera Merah Putih di depannya.
"Sebenarnya, banner itu berisi sindiran halus karena saya selama ini cuma hormat bendera saat 17 Agustus dan saat event di kantor," kata Yanuar.
Ada dua banner yang mengapit bendera Merah Putih. Banner pertama bertuliskan "Maukah kamu berdiri di sampingku untuk hormat kepada Merah Putih selama 5 detik?" dan banner kedua "Kapan terakhir kamu hormat untuk Merah Putih?".
Tantangan itu merupakan bagian dari social experiment yang diberikan panitia Kelas Inspirasi Semarang kepada pengunjung Car Free Day CFD).
Selain menggugah nasionalisme peserta CFD, kegiatan tersebut digelar untuk mengenalkan Kelas Inspirasi Semarang kepada warga.
Kelas Inspirasi merupakan gerakan mengajak profesional turun ke SD untuk menceritakan tentang profesi mereka agar siswa mengenal dan termotivasi meraih cita-cita.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah