Potret Manchester Setelah Ledakan

RIFAN FINANCINDO


RIFAN FINANCINDO - SEMARANG, Jarum jam menunjukkan pukul 22.30, ketika tiba-tiba terdengar ledakan di Manchester Arena, di mana berlangsung konser penyanyi kenamaan Amerika Serikat, Ariana Grande.
Ledakan itu langsung menimbulkan kepanikan luar biasa. Orang-orang berlarian menyelamatkan diri.
Berselang beberapa jam dari peristiwa yang merenggut 22 nyawa dan melukai 59 orang lainnya, Ariana Grande pun menyampaikan ungkapan duka cita melalui akun Twitter-nya.
"Dari lubuk hatiku, aku sangat berduka, aku tidak punya kata-kata lain," tulis Grande.

Selanjutnya, suara sirene dari mobil polisi dan ambulan yang terdengar bersahut-sahutan di lokasi ledakan.
Associated Press menyebutkan, setidaknya ada 60-an ambulan yang langsung meluncur ke lokasi yang berada di utara Inggris tersebut.
Lebih dari 400 petugas dikerahkan setelah ledakan tersebut.
Dalam situs resminya, pihak Manchester Arena mengatakan, ledakan itu terjadi di luar areal pertunjukkan.
Beberapa saksi mata mengatakan ledakan terjadi sesaat setelah konser berakhir.
"Sebuah ledakan besar seperti bom meledak yang sangat membuat orang panik dan kami semua berusaha melarikan diri dari arena," kata Majid Khan (22).
"Itu adalah satu ledakan dan semua orang dari sisi lain arena tiba-tiba berlari menghampiri kami saat mereka mencoba keluar," sambung dia.
Pencarian
Peristiwa tersebut lalu memicu upaya pencarian dari orang-orang yang merasa kehilangan saudara atau pun kerabatnya.
Terlihat, para orangtua yang panik mencoba menemukan anak remaja mereka yang entah terpisah di mana. 
Belum lagi sekelompok orang yang menyebar berusaha mencari satu sama lain. Tiba-tiba, malam itu menjadi terasa amat panjang. 
Layanan angkutan umum dinonaktifkan setelah serangan tersebut. Akibatnya, banyak warga yang terlunta-lunta di tengah malam, tak tahu cara untuk kembali ke rumah.
Namun siapa menyangka? Layanan taksi pun memberikan bantuan cuma-cuma untuk mengantar orang-orang yang kesulitan pulang.
Belum lagi, warga di sekitar tempat ledakan membukakan pintu rumah mereka untuk dijadikan tempat menginap bagi warga lainnya.
Lini masa di jejaring media sosial Twitter dan Facebook pun dipenuhi dengan permohonan informasi tentang orang-orang yang belum dikatahui keberadaannya.
Potret solidaritas dan kemanusiaan terekam jelas dalam aksi warga yang saling membantu dan memberikan dukungan di sana.
Hingga saat ini, belum ada pihak atau kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan 22 orang di Manchester Arena, Manchester, Inggris, Senin tengah malam (22/5/2017).
Aparat Kepolisian Inggris mengaku, pihaknya menjalankan penyelidikan seperti penanganan dalam kasus terorisme. Hal itu akan terus berlaku, hingga ditemukan fakta yang sebaliknya.

Sejauh ini polisi baru menemukan fakta bahwa pelaku serangan itu adalah seorang pria yang bertindak seorang diri.
Selanjutnya, polisi akan menyelidiki adakah keterkaitan pria tersebut dengan kelompok atau pun orang tertentu yang menyokong serangan tersebut.
Di tengah duka yang dalam dari para korban ledakan tersebut, di Kota Raqqa, Suriah, kelompok teroris Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS) disebut, "merayakan" serangan ini.
Setidaknya, perayaan itu mereka lakukan secara online, dengan menulis pesan yang disebar melalui jejaring internet.
Fakta ini diungkapkan oleh sebuah kelompok intelijen SITE, yang berkedudukan di AS, seperti dikutip Associated Press, Selasa (23/5/2017).
"Semoga mereka merasakan apa yang dialami orang-orang lemah di Mosul dan Raqqa, yang kerap diserang dan dibom," demikian kalimat yang dikutip SITE.
Jika ledakan tersebut dikonfirmasi sebagai serangan teroris, maka ini akan menjadi yang paling mematikan di Inggris sejak tahun 2005.
Pada bulan Juli tahun itu, empat pelaku bom bunuh diri membunuh 52 penumpang di tiga kereta bawah tanah dan sebuah bus di London. 
Sementara itu, rekaman video dari dalam arena pertunjukkan menggambarkan kepanikan warga yang berteriak-teriak sambul berlarian menuju jalan keluar, di tengah dekorasi balon merah muda. 
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan, pemerintah sedang berupaya untuk menetapkan rincian lengkap tentang apa yang sedang ditangani oleh polisi.
May dijadwalkan akan memimpin sebuah rapat komite darurat pemerintah pada hari Selasa ini.
Sebelumnya, dia dan kandidat lainnya menunda kampanye untuk pemilihan umum 8 Juni menyusul aksi ledakan itu. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah