RAMALAN PERANG DUNIA HINGGA INTROGASI BALITA, ANEH...

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Rifan Financindo - Semarang, Texas—Dukun yang pernah meramalkan Donald Trump akan menjadi presiden Amerika Serikat, tiba-tiba mengumumkan bahwa Perang Dunia III akan berlangsung mulai 13 Mei mendatang.
Seperti dilansir News.com.au, Kamis 20 April 2017, Horacio Villegas mengumumkan akan munculnya perang dunia III yang dipicu oleh Donald Trump kepada harian Inggris, The Daily Star.
Villegas, warga Texas, Amerika Serikat, juga menyebut perang nuklir ini akan menyebabkan dunia kiamat pada Oktober.
Ramalan ini awalnya dilontarkan oleh salah satu pengikut Villegas. "Dalam mimpi aku melihat bola api berjatuhan dari langit dan jatuh ke Bumi."
"Orang-orang berlarian. Aku percaya itu adalah simbol dari misil nuklir yang jatuh ke kota-kota dan melukai orang-orang di seluruh dunia," kata pengikutnya itu.
Peramal yang hidup selibat dan tak memiliki anak itu pun memperkuat ramalan sang pengikut dengan menyebut Perang Dunia III akan pecah di perayaan 100 tahun Kedatangan Bunda Maria di Fatima, Portugal, yang jatuh pada 13 Mei 2017 mendatang.
Villegas percaya 100 tahun kedatangan Bunda Maria ke Fatima yang menyampaikan bahwa Perang Dunia I dan II terjadi, akan kembali terulang.
"Bunda Maria akan datang lagi memberikan pesan yang sama. Perang akan dimulai 13 Mei 2017 dan berakhir pada 13 Oktober 2017," ujar Villegas.
"Perang Dunia III dipicu perintah salah yang akan membawa petaka yang mematikan," lanjutnya.
Ramalan Villegas bersamaan dengan meningkatnya ketegangan antara Amerika Serikat dengan Korea Utara menyusul uji coba rudal Pyongyang beberapa waktu terakhir.
Kekhawatiran bakal terjadi perang nuklir menguat setelah Korea Utara mengancam akan menembakkan bom nuklir ke wilayah AS dan negara-negara tetangga yang menjadi sekutu Washington.
Bayi berusia tiga bulan diinterogasi sebagai  teroris di kedutaan besar Amerika Serikat di London, Inggris setelah kakeknya salah mengisi formulir ESTA untuk mendapatkan visa. ESTA merupakan sistem aplikasi online milik pemerintah Amerika untuk memeriksa calon wisatawan sebelum mereka masuk ke negara itu.

Kurang dari tiga hari lagi, Harvey Kenyon-Cairns, sang bayi, akan terbang ke Florida untuk perjalanan luar negeri pertama dengan keluarganya ketika ia dipanggil ke kedutaan besar Amerika Serikat di London.
Bayi laki-laki itu bersama ibu dan kakeknya Paul Kenyon,  risau meyusul belum dikeluarkannya visa ke Amerika Serikat ketika mendapat panggilan itu.

Setibanya di kedutaan besar Amerika Serikat di London, barulah mereka tahu bahwa ada kesalahan sehingga terjadi masalah dalam persetujuan visa. Disebutkan bahwa kakek Harvey, Kenyon usia 62 tahun salah menjawab pertanyaan pada formulir tersebut.

Pada formulir ada pertanyaan: Apakah Anda terlibat dalam atau apakah Anda pernah terlibat dalam kegiatan teroris, spionase, sabotase, atau genosida? Kenyon memberi jawaban "Ya." Sesuatu jawaban yang dianggap keliru oleh Kenyon, sebaliknya Kedutaan Amerika Serikat tentu kaget dengan jawaban itu. 

“Aku tidak percaya bahwa mereka tidak bisa melihat itu adalah murni kekeliruan karena tidak mungkin seorang bayi berusia tiga bulan bisa melakukan kejahatan seperti yang dimaksud," kata Paul Kenyon, seperti yang dilansir Telegraph pada 17 April 2017. 

Meski masalah itu kemudian berakhir, namun keluarga tersebut harus merelakan perjalanannya kali ini, karena proses visa baru akan memakan waktu lebih lama. Dan itu juga membutuhkan biaya yang lebih banyak karena harus membayar biaya tambahan.

Kakek sang bayi yang diinterogasi sebagai teroris  oleh Kedutaan Amerika Serikat di London  kemudian bertanya-tanya siapa pula yang akan mau mengakui bahwa dirinya teroris saat mengajukan visa.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah