Kakek Handoyo,Mengabdikan Diri Mengantar Surat Sejak 1962

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

PT Rifan Financindo - Semarang, Sih Handoyo (81) dinobatkan sebagai warga kehormatan Pos Indonesia dalam grandlaunching kerja sama antara PT Pos Indonesia (Persero) dan PT Antam (Persero) terkait penjualan emas batangan di Kantor Pos Malang, Senin (6/2/2017).

Sih Handoyo merupakan petugas pos pengantar desa yang mulai bekerja sejak tahun 1962. Oleh karena itu, dia dinilai telah menjadi salah satu saksi perjalanan Pos Indonesia yang sudah berusia 270 tahun.
"Jamane Pak Presiden Soekarno kulo wes nyambut gawe ten Pos(Jamannya Pak Presiden Soekarno saya sudah bekerja di Pos)," kata pria kelahiran 1936 itu.
Pria yang kerap disapa Handoyo itu bekerja untuk mengantarkan barang yang masuk area luar batas antar Pos Indonesia. Artinya, pria yang saat ini tinggal di Kampung Kemudinan Lor, Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumber Manjing Wetan, Kabupaten Malang, itu mengantarkan barang dari kantor desa setempat ke alamat tujuan.
Namun demikian, perjuangan Handoyo untuk mengantarkan barang itu tidak mudah. Ia harus berjalan kaki dengan jarak tempuh puluhan kilometer. Sebab, ketika itu, dia masih belum memiliki kendaraan untuk mengantarkan barang-barang tersebut.
"Inggih mlampah (Ya berjalan kaki)," kata suami dari Reswanti itu.
Sebenarnya, berjalan kaki dengan jarak puluhan kilometer tidak menjadi masalah bagi Handoyo. Masalah kemudian terjadi ketika di tengah jalan jika tiba-tiba turun hujan.
Dia harus mencari daun pisang untuk melindungi barang yang diantarnya itu dari air hujan. Sebab, ia belum memiliki payung untuk dibawa menjadi bekal saat musim hujan.
"Kalau hujan pakai daun pisang," katanya masih dalam logat Jawa.
Biasanya, dia mengantarkan surat setiap seminggu sekali. Daerah edarnya adalah di sekitar Kecamatan Sumber Manjing Wetan. Tapi kadang dia harus mengambil barang yang hendak diantarnya ke Kecamatan Turen, sebuah kecamatan yang terletak sekitar 35 kilometer dari Sumber Manjing Wetan.
"Akeh kilo wes. Nggak ngitung wes (Berjalan banyak kilometer. Tidak menghitung," ungkapnya.
Selain menjadi petugas pos pengantar desa, kakek lima anak itu juga sebagai petani. Sebab, menjadi petugas pos pengantar desa bayarannya tidak banyak. Dia hanya menggantungkan bayaran dari pihak desa. Namun, dia mengaku bangga karena ikut berperan dalam perkembangan perusahaan pos milik negara itu.
Direktur Utama PT Pos Indonesia (Persero) Gilarsi W Setijono mengatakan, penobatan itu sebagai apresiasi kepada petugas pos pengantar desa yang telah ikut berjuang membesarkan Pos Indonesia.
"Dia (Sih Handoyo) telah berjuang sejak tahun 1962," katanya.
Manager Corporate Social Responsibility dan Public Relations PT Pos Indonesia A Sofian mengatakan, penobatan warga kehormatan Pos Indonesia itu baru pertama kali dilakukan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

Wall Street Anjlok Tersengat Memanasnya Ketegangan Rusia-Ukraina

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK