OJK Memberi Signal Baik, BTN Naik 21,96%

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Rifanfinancindo - Semarang, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai pertumbuhan kredit perbankan di Desember 2016 bisa lebih tinggi dari bulan November 2016. Sebagaimana diketahui, per November 2016 kredit perbankan tumbuh sebesar 8,46% (yoy) menjadi Rp4.285 triliun.

Sementara CAR perbankan berada pada level 23,13%, jauh di atas ketentuan minimum 8%. Rasio kredit bermasalah (NPL) juga terjaga pada level yang relatif rendah, yaitu 3,18% gross dan 1,38% net.

"Belum ada data baru, tapi berdasarkan data sementara yang kita pantau kepada beberapa bank besar, kayaknya pertumbuhan kredit bisa lebih tinggi dari angka November 2016," ujar Ketua Dewan Komisioner OJK Muliaman D Hadad di Jakarta, akhir pekan kemarin.

Namun, untuk angka persisnya, Muliaman enggan mengungkapkan. Dia minta waktu untuk mengumumkannya pada pertemuan industri perbankan dengan Presiden RI pada 13 Januari mendatang.

"Intinya 2016 kita lalui cuk up baik walaupun di tengah (perlambatan ekonomi) tidak mudah sebetulnya, tapi kredit bisa 9%-an," ucap Muliaman.

Dia berterima kasih karena berkat program pengampunan pajak, Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh cukup baik, meskipun komitmen dana repatriasi belum mencapai target yang dicanangkan pemerintah.

"DPK juga cukup baik, terimackasih kepada Tax Amnesty karena memperbaiki DPK perbankan. Kita juga terus pantau implementasi Tax Amnesty terutama untuk repatriasi, kan komitmennya Rp143 triliun dan itu kita terus pantau. Update terakhir mungkin sekitar Rp100an triliun. Itu akan terus kita dorong," ungkapnya.

Data OJK menyebutkan pertumbuhan DPK sepanjang tahun 2016 sebesar Rp4.734 triliun, atau meningkat 8,40% (yoy). Pertumbuhan ini didominasi oleh pertumbuhan tabungan sebesar 12,49% yang disusul giro sebesar 8,29% dan deposito 5,85%.

Cukup tingginya pertumbuhan DPK tidak lepas dari program pemerintah terkait pengampunan pajak atau tax amnesty, dimana Per September 2016, setidaknya ada 21 bank yang ditunjuk pemerintah sebagai gateway program tax amnesty.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) mencatat perolehan dana pihak ketiga (DPK) hingga November 2016 mencapai Rp148,41 triliun. Jumlah tersebut naik 21,96% dibandingkan perolehan November 2015 sebesar Rp121,68triliun.
Direktur Consumer Banking BTN Handayani mengatakan, dari total jumlah DPK tersebut, perseroan berhasil menghimpun dana murah senilai total Rp71,4 triliun pada November 2016 atau tumbuh 22,77% secara tahunan (year-on-year /yoy) dari Rp58,15 triliun pada November 2015.
"BTN telah mencatatkan porsi CASA (dana murah) di level 48,11% atau naik dari 47,79% pada bulan yang sama tahun lalu," ujar Handayani, kemarin.
Dia mengatakan, tahun ini perseroan akan terus melanjutkan kinerja bisnis positif yang tercapai tahun lalu. Di sisi penghimpunan dana, BTN membidik porsi dana murah (current account and saving account /CASA) perseroan naik di kisaran 50% pada 2017.
Salah satu strateginya yakni melalui perbaikan struktur pendanaan. Menurut Handayani, untuk terus memperbaiki struktur pendanaan, perseroan menggelar upaya peningkatan dana murah. Langkah yang dilakukan yakni melalui program berhadiah Serbu BTN 2016.
"Melihat kesuksesan program Serbu BTN tahun lalu, kami berkomitmen akan terus menggelar penarikan undian tersebut tahun ini," jelas dia

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah