Harga Minyak Beranjak Menguat,Emas Terpuruk

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Rifanfinancindo - Semarang, Harga minyak dunia naik pada Rabu (14/12/2016) pagi WIB, karena pasar memperkirakan pasokan dan permintaan minyak mentah global akan berimbang kembali pada awal tahun depan.

Pasar minyak global dapat berayun dari surplus menjadi defisit pada semester pertama 2017 jika Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan produsen-produsen di luar OPEC menepati perjanjian mereka untuk memotong pasokan, menurut Badan Energi Internasional (IEA) pada Selasa.

Pasokan minyak akan menurun sekitar 600.000 barel per hari dalam enam bulan ke depan, kata lembaga itu dalam laporan pasar bulanannya. Badan ini sebelumnya mengasumsikan persediaan minyak global tidak akan turun hingga akhir 2017.

Harga minyak berakhir sedikit berubah, karena dukungan dari produsen-produsen OPEC dan non OPEC yang berencana untuk membatasi produksi mereka, diimbangi penilaian lembaga IEA yang menyakini bahwa OPEC memproduksi sekitar 34,2 juta barel per hari pada November, atau bertambah 500.000 barel per hari dari perkiraan OPEC.

Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari, meningkat 0,15 dolar AS menjadi menetap di 52,98 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan internasional, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Februari, bertambah 0,03 dolar AS menjadi ditutup pada 55,72 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange, seperti dilansir Xinhua. 

Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange berakhir turun pada Rabu (14/12/2016) pagi WIB, di tengah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) Federal Reserve AS.

Kontrak emas yang paling aktif untuk pengiriman Februari turun 6,8 dolar AS, atau 0,58 persen, menjadi menetap di 1.159,00 dolar AS per ounce.

Pasar terutama fokus pada pertemuan FOMC Desember. Investor percaya bahwa the Fed akan menaikkan suku bunga dari 0,50 ke 0,75 selama pertemuan bulan ini.

Menurut alat Fedwatch CME Group, probabilitas tersirat saat ini untuk menaikkan suku bunga dari 0,50 menjadi setidaknya 0,75 adalah 95 persen pada pertemuan Desember dan 96 persen untuk pertemuan Februari.

Sebuah kenaikan suku bunga Federal Reserve menempatkan tekanan pada logam mulia, karena memicu investor untuk memindahkan aset-aset mereka menjauh dari emas yang merupakan aset yang tidak memberikan suku bunga.

Para pedagang menunggu sisa minggu ini untuk laporan indeks harga produsen, penjualan ritel, produksi industri dan konferensi pers FOMC pada Rabu, laporan indeks harga konsumen, klaim pengangguran mingguan, dan survei prospek bisnis Fed Philadelphia pada Kamis (15/12), dan laporan "housing starts" atau rumah yang baru dibangun pada Jumat (16/12).

Analis percaya prospek jangka panjang untuk emas suram, karena ekuitas AS terus meningkat dengan Dow Jones Industrial Average AS naik mendekati tingkat 20.000 poin.

Perak untuk pengiriman Maret turun 21 sen, atau 1,22 persen, menjadi ditutup pada 16,977 dolar AS per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik 3,0 dolar AS, atau 0,32 persen, menjadi ditutup pada 936,70 dolar AS per ounce. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah