Bursa Eropa Naik Karena Minyak Dan Deutsche Bank Menguat | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Rifan Financindo - Semarang, Saham AS naik, seiring reli terbesar saham energi dalam delapan bulan, setelah OPEC mengatakan setuju untuk memangkas produksi untuk pertama kalinya dalam delapan tahun.
Produsen minyak dan gas dalam Indeks S & P 500 membukukan lonjakan terbesar sejak Januari seiring melonjaknya minyak mentah berjangka lebih dari 5 persen. Ekuitas sebelumnya berayun di antara keuntungan dan kerugian menyusul berayunnya harga minyak di tengah optimisme untuk kesepakatan dan bervarianya data stok minyak. Rally saham energi pada sore hari dibayangi penurunan 3,8 persen pada Nike Inc dan AT & T Inc 1,5 persen yang menyeret saham perusahaan telepon ke level yang lebih rendah.
S & P 500 naik 0,5 persen ke level 2,171.27 pada pukul 16:00 sore waktu New York, menghapus penurunan 0,4 persen dan ditutup di atas harga rata-rata selama 50 hari terakhir untuk pertama kalinya dalam hampir satu minggu. Indeks itu juga menghapuskan penurunan bulanannya.
Ekuitas tergelincir sebelumnya, seiring Federal Reserve Ketua Janet Yellen memberikan komentar tentang pengawasan dan regulasi bank, termasuk juga pernyataan mengenai kebijakan moneter. Dia mengatakan bahwa anggota parlemen AS akan terus menambah pekerjaan pada tingkat yang solid, meskipun kecepatan rata-rata baru-baru ini mungkin lebih tinggi dari kecepatan berkelanjutan dalam jangka panjang dan pada akhirnya akan menyebabkan ekonomi menjadi ˜overheat. Dia juga mengatakan langkah saat ini untuk peningkatan bertahap suku bunga merupakan sesuatu yang tidak memiliki jadwal tetap.
Bursa saham Eropa membukukan keuntungan perusahaan pada hari Rabu, karena reli untuk memerangi Deutsche Bank AG memicu keuntungan bagi perbankan dan perusahaan minyak naik menjelang pertemuan OPEC di Aljazair yang diawasi dengan ketat.
Indeks Stoxx Europe 600 naik 0,9% menjadi 343,23, memangkas kerugian bulanan sebesar 0,1%.
Minyak mentah West Texas Intermediate naik 1,5% ke $ 45,33 per barel, sementara Brent naik 1,9% ke $ 47,36 per barel. Pelaku pasar mengalihkan fokus mereka ke bulan November ketika Organisasi Negara Pengekspor Minyak bisa memutuskan rencana yang lebih definitif untuk mengurangi peroduksi yang telah menekan harga selama dua tahun.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah