Ini Pengaruh Musik Bagi Pengendara



Rifan Financindo Berjangka Semarang - Mendengarkan musik di perjalanan merupakan salah satu cara untuk menghilangkan penat dan meredakan emosi saat terkena macet.


Ada kalanya mendengarkan musik di mobil memiliki efek seperti travelling sesaat. Beberapa survei mendukung pengaruh musik bagi pengendara itu. Mari kita simak beberapa hasil surveinya.



Menurut penelitian Los Angeles In-Car Listening Survei yang dilakukan oleh Arbiton/ Edison, 1999, menyatakan bahwa dari 1.000 pengemudi yang disurvei, sebanyak 95% mengemudikan mobilnya sambil mendengarkan musik. Baik musik yang berasal dari radio, CD, kaset, iPod, MP3, ataupun melalui iTunes hingga Spotify.



Sementara itu survei Allianz "Your Cover" Insurance 2014, Claims Journal, menyatakan bahwa dari sebanyak 1.000 pengemudi, sebanyak 25% alasan pengemudi mendengarkan musik ketika mengemudi adalah untuk meningkatkan konsentrasi, dimana konsentrasi tinggi merupakan salah satu faktor yang memastikan keamanan saat mengemudi. 



Sebuah studi di Belanda juga menguji dampak musik saat mengemudi pada pengendara dengan usia 19 dan 25.  Mereka diminta untuk membuat playlist lagu yang disukai untuk diputar saat berkendara selama 30 menit di jalanan yang monoton. 



Studi tersebut menghasilkan bahwa para pengemudi merespons lebih baik kecepatan mobil yang berada di depannya dibandingkan dengan pengemudi yang mengemudi tanpa musik. Musik diperkirakan meningkatkan energi dan kewaspadaan dari pengemudi.



Salah satu studi dari Populus pada sebanyak 2.000 pengemudi, mengungkapkan bahwa musik dengan hentakan cepat seperti Hip-Hop atau Heavy Metal dapat memberikan pengaruh pada pengemudi sehingga memacu kendaraan dengan kecepatan lebih tinggi, sementara musik klasik dan POP lebih membantu pengemudi untuk mengemudi dengan lebih stabil dan tenang. 



Namun, The British Royal Socrety For Prevention of Accidents (RoSPA, 2007) menyatakan bahwa volume dari musik yang dimainkan lah yang harus menjadi perhatian, karena volume yang tinggi dapat menurunkan tingkat kewaspadaan pengemudi sehigga dapat membahayakan saat mengemudi.



Psikolog yang juga dosen Unika Atma Jaya, Agatha N. Ardhiati pernah mengatakan musik yang kita dengar bisa menjadi faktor distraksi atau gangguan saat nyetir. Musik bisa jadi pengganggu saat menyetir adalah ketika kita bisa tiba-tiba jadi mengkhayal, memikirkan pengalaman masa lalu.



"Jadi bukan hanya musiknya saja, tetapi efeknya bisa memunculkan emosi/perasaan tertentu," ujarnya.



Jadi bagaimana mendengarkan musik yang benar dalam mobil? Dia menyarankan pengguna kendaraan memilih lagu-lagu atau membuat playlist yang bisa menjaga emosi. "Kalau lagi galau, jangan setel lagu-lagu galau, diganti ama yang senang. Pilih musik yang sesuai yang bisa berfungsi menjaga perasaan, kalau tadi senang tetep senang," ujarnya.



Namun ada kalanya saat nyetir kita benar-benar harus mematikan musik, misalnya saat parkir kendaraan. "Matiin saja musiknya, jangan sampai tukang parkirnya sudah bilang setop-setop eh malah 'dug!' udah deh," ujarnya.



Saat melalui jalan tikus yang sempit, kadang kita perlu mematikan musik, karena saat itu butuh konsentrasi yang tinggi. "Tetapi kalau kalau situasi normal, biar mood-nya bagus menyalakan musik sih oke-oke saja," pungkasnya.



Selain memperhatikan musik berikut volume yang dimainkan, pengemudi juga harus memastikan aspek kendaraan lainnya. Salah satunya adalah ban, sebagai satu-satunya bagian mobil yang bersentuhan langsung dengan jalanan. Pilihlah ban yang memiliki tingkat kebisingan yang rendah.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah