Jarang Terdengar, Tapi 5 Gangguan Makan Ini Nyata



Rifan Financindo Berjangka Semarang - Panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-5) mengklasifikasikan gangguan makan menjadi tiga golongan besar yaitu dorongan makan berlebih, anoreksia nervosa, dan bulimia nervosa. Di luar ketiga hal tersebut, kondisi lainnya masuk ke dalam golongan 'gangguan makan lain-lain'.

Seperti contoh Avoidant/ Restrictive Food Intake Disorder (ARFID) sering disamakan oleh orang awam dengan anoreksia karena pengidapnya tak mau makan. Padahal pada pengidap ARFID dirinya tak makan bukan karena khawatir berat tubuh melainkan karena takut terhadap makanannya.

Selain ARFID, ada juga kondisi gangguan makan lainnya yang mungkin jarang Anda dengar seperti dikutip dari berbagai sumber berikut ini:

1. Orthoreksia nervosa

Bila pengidap anoreksia atau bulimia khawatir terhadap jumlah makanan yang masuk ke tubuhnya, pengidap orthoreksia lebih fokus terhadap kualitas makanan.

Sebuah ulasan di Journal of Human Sport & Exercise mendefinisikan pengidap orthoreksia sebagai orang yang secara obsesif menghindari makanan yang mungkin mengandung pewarna, perasa, pengawet, residu pestisida, bahan genetik buatan, lemak tak sehat, dan bahan-bahan lainnya.

Pada akhirnya orang dengan orthoreksia semakin membatasi diri dengan makanan karena tak ingin mengonsumsi makanan yang 'jelek'.


2. Anoreksia atletika
Biasanya sering muncul pada atlet atau penggiat kebugaran tubuh. Bila pengidap anoreksia membatasi ketat konsumsi makanannya dan pengidap bulimia suka memuntahkan kembali makanannya untuk menjaga berat tubuh, pengidap anoreksia atletika (AA) secara kompulsif berolahraga untuk membakar kalori.

Bila tidak melakukan olahraga dalam sehari saja pengidap AA dapat merasa gelisah, merasa bersalah, dan depresi.


3. Diabulimia


Menurut riset dalam Journal of Diabetes Science and Technology, wanita yang memiliki diabetes tipe 1 sekitar 2,4 kali lipat lebih mungkin untuk mengembangkan gangguan makan.

Pengidap diabulimia adalah wanita dengan diabetes tipe 1 yang membatasi pemakaian insulinnya sehabis makan. Dengan sedikit memakai insulin atau bahkan tak pakai sama sekali, gula dan kalori dari makanan tak bisa diserap oleh tubuh sehingga terbuang begitu saja di urine.

Akibatnya tubuh pun menjadi kurus lewat cara yang tak sehat.


4. Pica


Pica adalah kecenderungan seseorang untuk mengonsumsi hal-hal yang bukan makanan seperti tanah, cat, kertas, atau yang lain. Biasanya kondisi ini memengaruhi populasi anak-anak sekitar 10-30 persen di usia 1 sampai 6 tahun.

Selain anak-anak kondisi ini rentan juga dialami oleh ibu hamil yang mengalami kekurangan zat besi. Kekurangan nutrisi dikatakan dapat menjadi pemicu dorongan untuk mengonsumsi hal-hal yang tak biasa.


5. Sindrom makan malam


Night eating syndrome (NES) atau sindrom makan malam dikarakterisasikan dengan perilaku makan berlebih yang terjadi malam hari. Menurut studi yang dipublikasi di Journal of the American Medical Association, orang dengan NES suka mengonsumsi makanan setara sepertiga kebutuhan kalorinya di atas pukul 6 sore.

Peneliti mengatakan NES berkaitan dengan depresi dan pengidapnya mungkin banyak makan sebagai cara untuk menenangkan diri.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah