Jumlah Riset Tentukan Kualitas Perguruan Tinggi Swasta
Rifan Financindo Berjangka – Peran utama perguruan tinggi adalah
menyokong kebutuhan sumber daya manusia berkualitas. Dalam menjalankan
peran ini perguruan tinggi perlu meningkatkan mutu dan relevansi antara
ilmu pengetahuan teoritis dan praktik.
Salah satu indikatornya adalah pengembangan riset. Kenapa penting?
Riset dapat mendekatkan pendidikan dengan realitas sosial serta mampu
menawarkan solusi.
Tuntutan globalisasi, krisis global, persingan ekonomi, dan politik terus berubah sehingga perguruan tinggi mau tak mau harus mengejar kualitasnya. Terlebih lagi, animo masyarakat untuk menuntut studi ke luar negeri makin tinggi.
Tuntutan globalisasi, krisis global, persingan ekonomi, dan politik terus berubah sehingga perguruan tinggi mau tak mau harus mengejar kualitasnya. Terlebih lagi, animo masyarakat untuk menuntut studi ke luar negeri makin tinggi.
Pada 2014 lalu saja, misalnya, sekitar 40 ribu mahasiswa Indonesia
menuntut ilmu di luar negeri. Tren ini, menurut Ikatan Konsultan
Pendidikan Internasional Indonesia, terus tumbuh sebanyak 20 persen tiap
tahunnya. Haruskah perguruan tinggi Indonesia kehilangan pamor di
negerinya sendiri?
Kejar target riset
Saat ini, walaupun jumlah riset di Indonesia cukup jauh tertinggal,
perlu diapresiasi bahwa angkanya terus naik dari tahun ke tahun. Menurut
data Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, jumlah dosen dan peneliti
di Indonesia naik dari angka 540 pada 1996 menjadi 4.175 di tahun 2013.
Sementara itu, total publikasi jurnal internasional dari dosen perguruan tinggi swasta tersertifikasi mengalami kenaikan sebesar 49 persen.
Namun begitu, angka tersebut tentu belum cukup. Menjawab tantangan
ini, perguruan-perguruan tinggi baik negeri maupun swasta berlomba-lomba
meningkatkan kualitas dan kuantitas penelitian mereka. Salah satunya
adalah Universitas Bina Nusantara (Binus).
Demi mencapai tujuan tersebut, Prof Bahtiar Saleh Abbas, Guru Besar
Binus, ditunjuk sebagai penanggung jawab riset di Binus. Strategi ini
terbukti cukup efektif. Menurut data Scopus, Binus berhasil meningkatkan
jumlah penelitian dari hitungan jari saja menjadi sekitar 400 lebih
dalam kurun lima tahun.
Jerih payah itu pun terbayar. Pada Rabu (2/12/2015) lalu Binus mendapatkan penghargaan sebagai "Perguruan Tinggi Swasta Terbaik 2015" oleh Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah III.
Sebanyak 7 kategori dimenangkan, termasuk kategori riset dan
pemanfaatan. Jumlah riset Binus dinilai paling tinggi diantara 334
universitas swasta lain yang berada di bawah pengawasan Kopertis III.
"Sebetulnya penghargaan ini hadiah, tapi juga membuat kita percaya
bahwa kita berada di dalam track yang benar. Track yang benar ini akan
menjadi sebuah modal kita untuk mencapai misi 2020 menjadi world class
university," ucap Prof Harjanto Prabowo, Rektor Binus kepada Kompas.com, Jumat (18/12/2015).
Dia berharap, penghargaan ini tak membuat Binus terlena, namun lebih memberikan semangat kerja keras.
"Tidak hanya bangga, namun juga harus hati-hati karena kita terbaik
sekarang, jangan sampai orang kecewa dengan kita," ucap Harjanto.
Komentar