Indonesia, Pusat e-Commerce ASEAN

Indonesia, Pusat e-Commerce ASEAN
Rifan Financindo Berjangka - Indonesia telah menjadi pasar terbesar ­e-commerce di Asia Tenggara. Pada 2014, Euromonitor mencatat, penjualan online Indonesia mencapai US$ 1,1 miliar, lebih tinggi dari Thailand dan Singapura. Namun, jka dibandingkan dengan total perdagangan retail, penjualan e-commerce di Indonesia hanya menyumbangkan 0,07%.

Artinya, pasar e-commerce Indonesia berpeluang untuk tumbuh semakin besar. Apalagi dengan jumlah penduduk dan tingkat produk domestik bruto (PDB) terbesar di ASEAN. Euromonitor memperkirakan rata-rata pertumbuhan tahunan (CAGR) penjualan online Indonesia selama 2014-2017 sebesar 38%. Produk yang paling laku antara lain buku, video games, produk elektronik, pakaian, serta pariwisata.

Lazada dan Tokopedia menjadi pemain online marketplace terbesar di Indonesia. Tokopedia bahkan mengklaim jumlah pengunjungnya mencapai 10 juta dan menjual sekitar 2 juta produk setiap bulan. Persaingan kelihatannya bakal semakin ketat setelah Lippo Group meluncurkan MatahariMall pada awal 2015.

Tapi persoalannya, ada sejumlah masalah yang menghambat pertumbuhan pasar e-commerce Indonesia. Studi yang dilakukan McKinsey menyebutkan, kekhawatiran utama konsumen antara lain penipuan transaksi, keamanan dalam pembayaran online, hingga kualitas produk yang tidak sesuai dengan promosi gambar. Perusahaan yang berhasil mengatasi sejumlah persoalan ini akan mencetak pertumbuhan terbesar dalam jangka menengah.

Saat ini ada sejumlah perusahaan yang telah menerapkan sistem pembayaran di tempat atau cash-on-delivery (COD) untuk mengatasi permasalahan ini. Seperti Zalora yang juga memberikan jaminan uang kembali dan membuka layanan konsumen.

DBS Group Research dalam laporannya berjudul e-Commerce in Asia: Bracing for Digital Disruption menyebutkan, selain isu kepercayaan dalam bertransaksi, yang juga menjadi permasalahan adalah menyangkut pengiriman ke wilayah-wilayah terpencil.

Infrastuktur logistik yang kurang memadai, khususnya di luar Jawa-Bali, membuat e-commerce sulit menjangkau pasar wilayah terpencil di Indonesia. Karena itu, penjualan online selama ini terkonsentrasi di seputar Jakarta. JNE saat ini memang jadi market leader untuk jasa pengiriman paket dari toko-toko online. Namun 60% paket e-commerce yang dikirim oleh perusahaan pengiriman barang ini hanya menjangkau wilayah Ibukota.

Tingginya penjualan online di Jawa dan Bali juga didorong tingkat penetrasi internet wilayah tersebut. Yogyakarta, Jakarta, dan Bali merupakan tiga provinsi dengan tingkat penetrasi internet tertinggi, yakni masing-masing sebesar 47%, 43%, dan 42%. Penetrasi terutama berasal dari para pengguna ponsel 3G. Dengan tingkat demografi dan potensi pertumbuhan ekonomi, ketiga provinsi ini merupakan pasar yang potensial bagi para pemain e-commerce.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah