Harga Minyak Susut 3%, Dekati Level Terendah dalam 11 Tahun
Rifan Financindo Berjangka - Harga minyak dunia
merosot sekitar tiga persen di awal pekan ini dengan harga minyak acuan
Brent turun mendekati level terendah dalam 11 tahun. Pelaku pasar
khawatir harga minyak masih akan tertekan pada tahun depan.
Harga minyak Brent turun US$ 1,72 ke level US$ 36,62 per barel. Harga
minyak sempat sentuh level terendah US$ 36,52. Sedangkan harga minyak
Amerika Serikat (AS) atau West Texas Intermediate (WTI) melemah US$ 1,29
ke level US$ 36,81 usai sentuh level terendah US$ 36,66.
"Harga minyak tertekan masih akan terus berlanjut, dan harga minyak
dunia berjangka baik WTI dan Brent akan mencoba ke level US$ 32,50,"
tutur Jim Ritterbusch, Konsultan Ritterbusch dan Associates, seperti
dikutip dari laman Reuters, Selasa (29/12/2015).
Harga minyak di perdagangan Asia juga melemah seiring data Jepang
menunjukkan kalau penjualan minyak terendah dalam 46 tahun untuk pembeli
terbesar minyak keempat di dunia. Akan tetapi, harga minyak terus
tertekan di sesi perdagangan di New York.
"Volume perdagangan tidak begitu baik, ini merupakan tipe tahun ini,
dan banyak orang berpikir kalau harga minyak cenderung flat, dan bahkan
mempersiapkan diri untuk hadapi harga minyak tak kunjung membaik hingga
kuartal I 2016," tutur Tariq Zahir, Analis Tyche Capital Advisors.
Harga minyak telah turun 70 persen dari level tertinggi US$ 100 per barel pada Juni 2014.
Selain itu, Arab Saudi juga melaporkan kalau pihaknya mencatatkan
rekor defisit anggaran dan memotong anggaran. Akan tetapi, pihaknya
terus meningkatkan sumber pendapatan selain dari minyak.
Perusahaan minyak Saudi Aramco pun menyatakan akan terus investasi di
produksi minyak dan gas, dan mengharapkan harga dapat meningkat pada
2016. (Ahm/Igw)
Komentar