Waspadai Taktik Baru Hacker Bobol Data Pengguna Email

Ilustrasi hacker (ist.)
Rifan Financindo Berjangka - Google kini tengah dirundung ancaman, pasalnya divisi riset Google baru-baru ini mengungkap bahwa Gmail kini sedang menjadi sasaran utama para hacker yang berlokasi di Timur Tengah.

Para hacker tersebut diduga menggunakan taktik baru yang dimana bisa mengelabui pengguna Gmail. Taktik tersebut berupa serangan lewat sebuah software yang berfungsi untuk mencegah spam.

Bahkan, pesan yang disampaikan agar para pengguna memakai software tersebut ditulis sedemikian rupa layaknya sebuah pesan asli dari administrator Gmail.

Isi pesan tersebut nantinya dapat mengarahkan pengguna ke sebuah situs layanan penyimpanan brebasis cloud Google Drive, dan akan meminta username dan password akun Gmail si pengguna.

"Ini merupakan salah satu `serangan` yang dirancang sedemikian rupa sehingga para pengguna nyaris tidak tahu bahwa ini adalah sebuah jebakan," kata Aditya Sood, salah satu researcher senior Elastica, perusahaan yang bergerak di bidang keamanan internet, sebagaimana dikutip laman International Business Times, Kamis (30/7/2015).

Sood menjelaskan, modus yang mengatasnamakan administrator memang kerap dilakukan para hacker ketika mengelabui pengguna internet. Namun, kali ini taktik yang digunakan adalah dengan melakukan rekonstruksi saluran untuk dapat menyusup ke database email si pengguna.

Google memang belum melakukan perincian berapa banyak pengguna Gmail yang telah menjadi target serangan hacker. Bahkan, mereka pun belu mengungkap siapa identitas hacker yang telah mencoba membobol salah satu penyedia layanan email terbesar tersebut.

Jika memang serangan cyber itu dapat terjadi, hal tersebut bisa menjadi sebuah kerugian yang begitu masif bagi pihak Google. Kini, terhitung total pengguna aktif Gmail telah mencapai 900 juta di seluruh dunia.

Jelas terbukti, Google memang menduduki posisi teratas di ranah persaingan layanan email. Jika dibandingkan dengan pesaingnya, Microsoft Outlook hanya memiliki 600 juta pengguna, sementara Yahoo Mail hanya digunakan 273 juta pengguna.

Selama ini, Google selalu melindungi data pengguna lewat enkripsi Secure Socket Layer (SSL). Enkripsi ini akan membuat coding username dan password secara otomatis ketika pengguna log in ke akun Gmail atau Google Drive.

Jika nantinya hal tersebut diimplementasikan ke metode pembobolan data, hacker akan menciptakan Google Drive palsu yang isinya dirancang serupa dengan aslinya. "Jika Google Drive meminta Anda memasukkan data pribadi, dapat dipastikan itu bisa jadi jebakan," ucap Sood.

(jek/dew)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

Wall Street Anjlok Tersengat Memanasnya Ketegangan Rusia-Ukraina

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK