Dorong Ekonomi Tumbuh, RI Mesti Belajar dari China dan Brazil

Ilustrasi pertumbuhan Ekonomi
Rifan Financindo Berjangka - Buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) meminta pemerintah segera mengatasi perlambatan ekonomi. Bahkan pemerintah dinilai sebaiknya belajar dari China dan Brazil.

Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, cara yang tepat untuk mendorong pertumbuhan ekonomi adalah meningkatkan daya beli masyarakat. Caranya, dengan menerapkan upah layak.

"Deng Xiaoping di China dan Lula da Silva di Brazil dia menganut sistem upah layak bisa saving, menabung bukan menombok. Begitu menabung terjadi peningkatan konsumsi. Ketika investasi turun ada gejolak indeks saham tapi konsumsi bisa dibeli rakyatnya tetap terjadi pertumbuhan cuma melambat," kata dia seperti ditulis, Jakata, Jumat (31/7/2015).

Dia menegaskan, pertumbuhan ekonomi tidak hanya ditopang investasi saja, melainkan dengan komponen peningkatan upah.

"Ini bukan persoalan buruh bagaimana pemerintah mengelola pertumbuhan ekonomi. Ketika investasi wait and see ambruk. China dua-duanya investasi diundang konsumsi ditingkatkan. Caranya bagaimana? Purchasing power daya beli. Caranya bagaimana? Upah. Asal wajar, wajar apa? Bisa menabung," jelasnya.

Terkait upah, pihaknya menuturkan tengah mengajukan kenaikan sebesar 25 sampai 28 persen untuk tahun 2016. Angka tersebut menurun dari permintaan sebelumnya 30 persen.

"Upah minimum 2016 kita revisi, 30 persen, kita revisi rata-rata 25-28 persen tergantung kuartal II pertumbuhan ekonomi," tandas dia.(Amd/Nrm)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah