Bursa Saham Lesu Picu Harga Emas Kembali Naik

(Foto:Liputan6)
Rifan Financindo Berjangka - Harga emas berjangka kembali bangkit dari level terendah dalam lebih dari lima tahun. Hal itu seiring dolar Amerika Serikat (AS) melemah membuat harga emas mendekati US$ 1.100 per ounce. Akan tetapi analis menilai harga emas mungkin belum sentuh level terendahnya.

Harga emas menguat didorong dari permintaan investasi lebih aman seiring bursa saham global tertekan. Hal itu dipicu aksi jual di bursa saham China.

Harga emas untuk pengiriman Agustus naik 1 persen atau sekitar US$ 10,90 menjadi US$ 1.096,40 per ounce di divisi Comex. Kenaikan harga emas ini dipicu setelah sentuh level intraday US$ 1.104,40. Sedangkan harga perak untuk pengiriman September naik 12,7 sen atau 0,8 persen menjadi US$ 14.605 per ounce.

"Harga emas akan menyentuh level di atas US$ 1.100 seiring aksi jual berlebihan," ujar Jason Rotman, Direktur Lido Isle Advisors seperti dikutip dari laman Marketwatch, Selasa (28/7/2015).

Sementara itu, menurut Mike Armbruster, pendiri Altavest Worldwide Trading mengatakan, harga emas naik mendorong dari sentimen fundamental dan teknis.

"Secara teknis, harga emas memantul naik dari level support yang panjang. Indikator berada di wilayah oversold dalam. Akan tetapi penurunan harga emas dapat berlanjut bulan depan," kata Armbruster.

Hal senada dikatakan, CEO Sharps Pixley, Ross Norman. Ia mengatakan, momentum pasar emas masih berada tren turun. Ia menuturkan, harga emas belum sentuh level terendah.  Dengan tren emas menurun dapat jadi kesempatan baik untuk membeli.

Indeks dolar Amerika Serikat  (AS) sempat tergelincir terhadap sebagian besar mata uang utama menjelang pertemuan bank sentral AS juga mendorong kenaikan harga emas. Ada harapan meningkat kalau suku bunga dapat naik sebelum tahun baru.  (Ahm/Ndw)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

Wall Street Anjlok Tersengat Memanasnya Ketegangan Rusia-Ukraina

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK