Wall Street Tertekan Kena Imbas Krisis Yunani
Rifan Financindo Berjangka - Bursa saham Amerika Serikat (AS)
tertekan di awal pekan ini didorong aksi jual karena belum ada kepastian
penyelesaian krisis utang Yunani.
Indeks saham S&P 500 melemah 2,1 persen menjadi 2.057,71.
Pelemahan indeks saham ini diikuti indeks saham Dow Jones merosot 348,66
poin (1,9 persen) ke level 17.598,02, dan indeks saham Nasdaq
tergelincir 2,4 persen. Sementara itu, indeks VIX yang mengukur
kecemasan investor melonjak 37 persen, dan ini kenaikan terbesar sejak
April 2013.
"Akhirnya pasar memecahkan poin. Dengan begitu banyak ketidakpastian
menimbulkan sentimen negatif, reaksi pasar pun akan mengurangi aset yang
berisiko," ujar Michael James, Direktur Wedbush Securities Inc, seperti
dikutip dari laman Bloomberg, Selasa (30/6/2015).
Sentimen Yunani ini juga membuat saham sektor keuangan tertekan.
Indeks acuan sektor saham keuangan jatuh 2,5 persen seiring saham
Citigroup Inc dan JP Morgan Chase and Co melemah 2,5 persen. Sementara
itu, saham DuPont Co, Visa Inc, dan Boeing Corp merosot lebih dari 2,6
persen sehingga menekan indeks saham Dow Jones.
Pemerintahan Yunani telah menutup bank di awal pekan ini untuk
mengontrol modal. Langkah itu akan terus mendorong negara tersebut masuk
resesi, dan berisiko keluar dari kawasan Euro. Belum ada kesepakatan
perpanjangan dana talangan antara Yunani dengan kreditor internasional
pada akhir pekan lalu telah menekan pasar keuangan di awal pekan ini.
Apalagi Perdana Menteri Yunani Alexis Tsipras mengusulkan referendum
pada 5 Juli 2015 soal proposal yang diajukan kreditor.
Bursa saham AS semakin tertekan pada perdagangan saham Senin (Selasa
pagi WIB) ini juga didorong dari lembaga pemeringkat internasional
S&P telah memotong peringkat Yunani dengan prospek negatif. S&P
juga menyatakan, Yunani ada kemungkinan sekitar 50 persen keluar dari
zona Euro.
"Ekonomi Yunani semakin buruk, mulai dari masalah sosial dan
kemungkinan keluar dari zona Euro membuatnya makin melemah. Semula ada
harapan sesuatu positif menjelang penutupan perdagangan saham, tetapi
hal itu semakin tidak mungkin," kata manajer portofolio Stifel Nicolaus
and Co, Kevin Caron.
Tak hanya bursa saham AS saja yang tertekan, sejumlah indeks saham
acuan global pun melemah. Indeks saham Eropa melemah 2,7 persen. Diikuti
indeks saham Nikkei 225 jatuh 2,9 persen, dan indeks saham Shanghai
tergelincir 3,3 persen.
Sementara itu, Kepala Riset Morgan Stanley Adam Parker mengatakan, krisis keuangan Yunani menjadi
kesempatan baik bagi investor untuk masuk ke saham AS. Dengan level
sekarang diikuti ekonomi AS menguat merupakan sentimen positif untuk
membuat kekhawatiran Yunani hanya sementara, apalagi bulan depan akan
musim laporan keuangan. (Ahm/)
Komentar