Harga Emas Merosot Terdorong Keperkasaan Dolar AS
Rifan Financindo Berjangka - Harga emas dunia merosot hampir 2
persen pada Selasa (Rabu pagi ini) didorong sentimen keperkasaan dolar
Amerika Serikat (AS) dan komentar Kepala Federal Reserve Janet Yellen
tentang pengetatan kebijakan moneternya.
Melansir laman Reuters, melaporkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni turun US$ 17,10 menjadi US$ 1.186,90 per ounce.
"Emas telah gagal menarik peluang permintaan dari pembelian safe haven pada hari ini, meskipun terjadi penurunan tajam di pasar ekuitas Eropa dan AS," kata Fawad Razaqzada, Analis Forex.com.
Dolar tercatat menguat 1,3 persen terhadap sekeranjang mata uang utama negara lainnya, setelah data ekonomi AS menunjukkan perbaikan, seperti rencana pengeluaran investasi bisnis yang meningkat untuk bulan kedua berturut-turut pada April lalu.
Di sisi lain, data penjualan rumah AS juga naik lebih dari harapan pada April dan kepercayaan konsumen naik pada Mei. Ini menambah optimisme jika The Fed segera menaikkan suku bunganya pada tahun ini.
Penguatan dolar membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara suku bunga AS yang lebih tinggi akan melemahkan permintaan logam mulia yang tak menawarkan imbal hasil bunga.
Melansir laman Reuters, melaporkan harga emas berjangka AS untuk pengiriman Juni turun US$ 17,10 menjadi US$ 1.186,90 per ounce.
"Emas telah gagal menarik peluang permintaan dari pembelian safe haven pada hari ini, meskipun terjadi penurunan tajam di pasar ekuitas Eropa dan AS," kata Fawad Razaqzada, Analis Forex.com.
Dolar tercatat menguat 1,3 persen terhadap sekeranjang mata uang utama negara lainnya, setelah data ekonomi AS menunjukkan perbaikan, seperti rencana pengeluaran investasi bisnis yang meningkat untuk bulan kedua berturut-turut pada April lalu.
Di sisi lain, data penjualan rumah AS juga naik lebih dari harapan pada April dan kepercayaan konsumen naik pada Mei. Ini menambah optimisme jika The Fed segera menaikkan suku bunganya pada tahun ini.
Penguatan dolar membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya, sementara suku bunga AS yang lebih tinggi akan melemahkan permintaan logam mulia yang tak menawarkan imbal hasil bunga.
"Rilis data terbesar dari AS terkait kenaikan suku bunga, saya pikir
saat itulah kita akan melihat akhir dari emas," kata Ahli Strategi
Mitsubishi Corp Jonathan Butler.
Sementara Barclays dalam sebuah catatannya, mempertahankan pandangan
bahwa kuartal ketiga kemungkinan akan menjadi momen terlemah bagi harga emas.
"Ini mengingat harapan Fed akan mulai meningkatkan suku bunganya pada September, namun potensi downside cenderung terbatas," menurut catatan tersebut.
Pedagang emas dikatakan juga akan fokus pada Yunani, karena setiap memburuknya krisis utang di negara ini berpotensi memicu permintaan koin dan emas batangan.
Pedagang emas dikatakan juga akan fokus pada Yunani, karena setiap memburuknya krisis utang di negara ini berpotensi memicu permintaan koin dan emas batangan.
Maklum, logam mulia biasanya menjadi alat lindung nilai terhadap
risiko politik dan keuangan, meskipun dampak permintaan untuk logam dari
kekhawatiran politik yang lebih luas biasanya berumur pendek.(Nrm/Igw)
Komentar