Enam Tes Praktik untuk Tebus SIM C
Rifan Financindo Berjangka - Setelah melakukan serangkaian
proses administrasi untuk permohonan SIM baru, rintangan selanjutnya
yang harus dihadapi adalah tes teori dan praktik. Untuk tes teori,
biasanya ditanya seputar pengetahuan dan peraturan lalu lintas, ini bisa
dipelajari dengan membaca dan menghafal. Tapi, tes paling berat adalah
praktik.
Kali ini Otomania mau membahas, apa saja yang harus dilalui ketika mau ujian praktik untuk menebus SIM C di Samsat Daan Mogot, Jakarta Barat.
“Jika keterampilan mengatur gas dan keseimbangan tubuh sempurna,
pengendara bisa dengan mudah menguasai tes ini. Kadang banyak yang tidak
terampil namun memaksakan diri mendapatkan SIM,” ujar Aiptu Bambang
Margono, selaku pengawas dan pemberi nilai ujian praktek berkendara
kepada Otomania di Samsat Daan Mogot, Jakarta Utara, Selasa (26/5/2015).
Ada enam tes keterampilan mengendarai sepeda motor yang harus
diselesaikan tanpa celah oleh pemohon SIM C baru. Untuk menyelesaikan
tes ini, biasanya menggunakan sepeda motor yang sudah disediakan oleh
petugas, bisa bebek, skuter, atau sepeda motor sport.
Pertama, ada deretan balok berdiameter bulat dengan tinggi sekitar 30
cm, berjarak masing-masing sekitar 1 meter, membentuk pola garis lurus
sejauh 11 meter. Pada rintangan ini, setiap peserta tes wajib melaluinya
dengan kecepatan maksimal 10 kpj.
Jika pengendara tidak cakap dalam mengatur ritme gas pada bukaan
rendah dan tidak seimbang, maka bisa dipastikan akan gagal. Setiap balok
yang berdiri di atas aspal juga sangat sensitif terhadap sentuhan,
kalau menyerempet sedikit saja, sudah pasti terjatuh, dan dianggap
gagal.
Kedua, slalom melewati deretan balok berjarak 2 meter, juga membentuk
garis lurus sejauh 11 meter. Bedanya, pada tes ini peserta wajib melaju
dalam kecepatan 20 kpj - 30 kpj, tanpa rem.
Ketiga, membuat angka delapan melalui susunan balok yang sudah
dibentuk sedemikian rupa. Kuncinya ada pada menjaga keseimbangan,
mengatur bukaan gas, dan posisi duduk yang ideal.
Keempat, teknik pengereman reaksi. Dari kecepatan 40 kpj, peserta
akan diminta melakukan rem mendadak dan menghindari rintangan, sesuai
instruksi petugas ke kiri. Nilai akan ditentukan jika peserta mengikuti
instruksi petugas dengan tepat.
“Kita berharap refleks pengendara baik, ketika rem reaksi dan
membuang arah ke kiri. Mengapa ke kiri? Karena kalau ke kanan, jika
lalu-lintas lagi ramai, bisa berbenturan dengan kendaraan lain dari arah
berlawanan” ujar Bambang.
Kelima, menjaga keseimbangan sepeda motor dengan kecepatan rendah dan
memastikan kaki tidak turun ke aspal. Teknik ini berguna pada waktu
mendekati lampu merah dan pengendara sepeda motor berada di antara dua
kendaraan lain. Jika badan tidak seimbang, kaki akan turun, sehingga
berpotensi terlindas kendaraan di sampingnya.
Terakhir, tes kombinasi dari lima soal sebelumnya, dilakukan secara
stimultan, dari awal sampai akhir. Jika berhasil dengan baik, maka SIM C
akan mudah di dapat. Jika, sebaliknya, lebih baik Anda memperbaiki
ketrampilan mengendarai sepeda motor lebih baik lagi, karena pasti akan
tidak lulus.
Selamat mencoba!
Komentar