Sekalipun Ditolak China, Harga Jagung AS Akan Tetap Stabil


Penolakan jagung hasil rekayasa genetika asal AS oleh China diprediksi tidak akan menyebabkan fluktuasi harga secara besar-besaran di pasar domestik AS. Menurut Biro Administrasi Umum Pengawasan Kualitas, Inspeksi dan Karantina China seperti yang dilansir Cina economics otoritas karantina di empat provinsi telah menolak 12 pengiriman sebesar 545.000 metrik ton jagung AS bulan ini. Hal ini dilakukan setelah mereka mendeteksi adanya rekayasa genetika yang dikenal sebagai MIR 162 di dalamnya.

Otoritas karantina mengatakan baru pertama kali mendeteksi adanya rekayasa genetika dalam pengiriman jagung pada pertengahan November dan diikuti oleh pemberitahuan tentang pemblokiran impor. Meskipun sudah menolak pengiriman jagung dari AS, namun tindakan tersebut tidak akan mempengaruhi harga jagung secara signifikan.

Jumlah impor jagung yang ditolak oleh China masih terlalu kecil bila dibandingkan dengan jumlah total ekspor jagung dari Amerika Serikat. Jumlah ekspor jagung dari AS pada tahun 2012 tercatat lebih dari 28 juta ton. Dampak dari kejadian tersebut hanya terbatas pada level psikologis. Tetapi dalam jangka panjang, harga akan tetap stabil. Harga jagung AS sendiri masih belum terlihat fluktuasi besar sejak penolakan impor oleh China.

Kejadian ini  dapat menguntungkan pasar jagung domestik Cina dalam jangka pendek, karena petani di sana akan memiliki waktu lebih untuk menjual stok jagung mereka. Biasanya , petani Cina lebih suka menjual produk mereka di akhir tahun, dengan adanya penolakan impor ini, maka konsumen dipaksa untuk kembali membeli jagung di pasar domestik.

Cina sendiri diketahui memiliki kuota impor jagung sebesar 720.000 ton per tahun. Sebagian besar jagung tersebut diambil oleh perusahaan pengolahan makanan milik negara sepertiChina National Cereals, Oils and Foodstuffs Corp dan China Grain Reserves Corp. Saat ini, 97-98 persen dari jagung di pasar Cina masih dipasok oleh produsen dalam negeri.

Sebelumnya dinformasikan kantor Perwakilan Perdagangan Amerika Serikat mengatakan, pada 16 Desember lalu muncul laporan mengenai penolakan Cina terhadap produk impor jagung AS karena adanya rekayasa genetika di dalamnya. Hal ini pun juga langsung mendesak China untuk bertindak cepat dengan menyetujui penolakan rekayasa genetika jagung.

Kementerian Pertanian China, mengatakan bahwa kementerian telah menerima permintaan untuk sertifikasi MIR 162 jagung dari perusahaan bioteknologi Swiss Syngenta AG sejak Maret 2010. Namun, karena perusahaan itu tidak memberikan data hasil eksperimen dan data bahan produksi, maka produk tersebut akhirnya tetap ditolak.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah