BKPM: Ada Peluang RI dalam Perang Dagang AS-China | Rifan Financindo

Rifan Financindo
— Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong
menyebut kondisi ekonomi Indonesia yang berbeda dengan negara berkembang
lainnya, seperti Turki dan Argentina, menciptakan peluang besar
dalam perang dagang Amerika Serikat (AS) dengan China.
Nilai tukar, misalnya. Kejatuhan mata
uang Rupiah terhadap dolar AS tak sebesar Turki dan Argentina.
Diketahui, rupiah turun sekitar 10 persen. Sedangkan kedua negara lain
yang disebutkan mencapai 30 persen.
“Ini menjadi peluang untuk
men-diferensiasi (membedakan) dengan negara lain yang tidak se-reformis
dan berkembang seperti Indonesia,” ujarnya, Selasa (18/9).
Menurut dia, nyaris seluruh lembaga riset
internasional mengungkap ekonomi Indonesia cukup stabil karena
pemerintah dinilai mampu mengelola anggaran secara konservatif.
Faktor-faktor tersebut di atas, Lembong
menuturkan menjadi peluang Indonesia untuk memanfaatkan situasi perang
dagang AS dan China. Misalnya, dengan menarik lebih banyak investor.
Peluang itu bisa diperoleh melalui
berbagai kesempatan, termasuk memanfaatkan momen forum tahunan IMF-World
Bank di Bali pada Oktober 2018 nanti. Pada gelaran tersebut, banyak
investor dan pelaku ekonomi dunia yang datang.
“Oktober dan
November ini intensif sekali dengan agenda internasional. Setelah IMF,
bulan berikutnya, siklus Asian Summits. Jadi, ini hanya bicara strategi
dan taktik komunikasi untuk mencoba mengangkat pasar terhadap rupiah,”
terang dia.
Khusus IMF, pemerintah fokus
mengembangkan sektor pariwisata. Harap maklum, sektor pariwisata disebut
masih menjadi tiga penyumbang devisa terbesar untuk neraca RI. (dau/bir)
Sumber : CNN Indonesia
Komentar