KESIAPAN MASYARAKAT UNTUK TRANSAKSI UANG NON TUNAI, PENEMUAN LELE RAKSASA DI INDIA

PT RIFAN FINANCINDO

PT RIFAN FINANCINDO - SEMARANG, Seberapa sering Anda bertransaksi non-tunai? Saat ini, semakin banyak orang yang melakukan aktivitas bayar-membayar dengan uang elektronik. Habis makan di restoran, gesek kartu debit atau kredit. Beli pulsa ponsel, tinggal bayar lewat aplikasi mobile banking. Bahkan, bayar ongkos ojek online pun bisa dilakukan secara non-tunai, dengan saldo yang ada di aplikasi.
Dilansir dari Smart-money.co, masyarakat Amerika Serikat semakin terbiasa melakukan transaksi non-tunai, termasuk untuk transaksi “recehan”, seperti bayar parkir, uang tol, sampai beli kue di pinggir jalan. Jurnalis senior AS David Wolman mengatakan, uang kartal merepotkan aktivitas harian dan mahal.
“Transaksi tunai itu mahal untuk memindahkannya, menyimpannya, mengamankannya, mengawasinya, memproduksinya, merancangnya, dan mahal untuk dibawa ke mana-mana. Selain itu, uang kartal penuh kuman dan berisiko salah hitung,” kata Wolman seperti dikutip cbsnews.
Sementara, uang digital atau elektronik tidak demikian. Jenis uang ini dinilai lebih praktis, aman, dan nyaman. Sebab, pengguna cukup membawa selembar kartu plastik yang bisa diselipkan di dompet. Dengan kartu ini, transaksi jadi lebih cepat dan akurat, plus tercatat secara otomatis.
Bukan hanya praktis digunakan, uang elektronik juga berdampak pada perputaran ekonomi dalam skala makro. Smart-money.co menyebutkan, Direktur Eksekutif Departemen Akunting dan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Rosmaya Hadi sempat mengatakan, kecepatan proses transaksi non-tunai sangat berpengaruh pada perputaran ekonomi suatu negara.
Senada, Gubernur BI Agus Martowardojo juga menyebut transaksi non-tunai membuat ekonomi lebih efisien. Pengelolaan keuangan pemerintah pusat, daerah, maupun dunia usaha bisa berlangsung transparan dan akuntabel.
Tingginya tingkat transaksi non-tunai pun disebut sebagai salah satu indikator negara maju. Maka, sejak tahun 2010, BI mencanangkan program transaksi tanpa uang tunai. Harapannya, terbentuk masyarakat tanpa uang tunai atau cashless society.
BI mengajak masyarakat melakukan transaksi elektronik menggunakan kartu kredit, debit, internet, atau layanan transaksi dengan ponsel. Menurut Agus, transaksi elektronik akan mengurangi beban bank sentral dalam mencetak uang dan mengendalikan peredaran uang tunai di masyarakat.
Salah satu caranya dengan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT) yang lahir pada tahun 2014. Misinya, GNNT meningkatkan kesadaran masyarakat, pelaku bisnis, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menggunakan sarana pembayaran non-tunai dalam transaksi keuangan agar mudah, aman, dan efisien.


Warga sebuah desa di negara bagian Uttarakhandberhasil menangkap seekor ikan lele yang diperkirakan seberat 125 kilogram di Sungai Ramganga dekat taman nasional Corbett, Uttarakhand.

Bobot "monster" yang kemungkinan adalah ikan air tawar terbesar yang pernah ditangkap di kawasan pegunungan Himalaya itu tak bisa dipastikan karena sudah telanjur disantap sebelum ditimbang.

Para petugas taman nasional mengetahui keberadaan ikan raksasa itu pada Senin (24/7/2017), setelah melihat foto ikan tersebut diikat di sebuah batang bambu dan diangkut beberapa orang di desa Manila, distrik Almora.

"Ikan itu tak bisa ditimbang karena warga sudah menyantapnya. Berdasarkan penjelasan warga dan rekaman video kami memperkirakan ikan itu berbobot 125 kilogram," kata petugas polisi kehutanan divisi Almora, SR Prajapati.




Jika benar ikan lele itu berbobot 125 kilogram, maka hewan air itu lebih berat dari sebuah sepeda motor bermesin 100 cc dan hampir dua kali lipat bobot ikan lele sejenisnya

Spesies ikan lele yang banyak hidup di sungai-sungai kawasan Himalaya (Bagarius bagrius) biasanya hanya berbobot sekitar 70 kilogram.

"Bobot ikan ini tak lazim," kata JA Johnson dan Insitut Alam Liar India di kota Dehradun, Uttarakhand.

"Warga setempat menyebut ikan ini dengan nama goonch. Ikan ini adalah karnivora dan biasa hidup di kawasan berair yang luas. Di musim hujan ikan ini bermigrasi ke hulu untuk bertelur," papar Johnson.

Menurut pakar biologi Anup Sah, anggota Dewan Lingkungan Hidup Uttarakhand, sebenarnya warga desa dilarang mencari ikan di Sungai Ramganga. Namun, sungai itu meski dilindungi terus didatangi para pencari ikan liar.

"Pemerintah harus memberi izin mencari ikan sehingga spesies khas daerah itu bisa dilindungi dan di saat yang sama memberi penghidupan bagi warga sekitar," Sah memberi usul.

Ikan lele memainkan peran penting dalam ekosistem Sungai Ramganga, nadi kehidupan di taman nasional Corbett.

Sayangnya, populasi ikan lele raksasa ini terus menyusut akibat penangkapan yang tak terukur, hilangnya habitat, dan terhalang bangunan buatan manusia misalnya bendungan.

Uni Konservasi Alam Internasional (IUCN) menempatkan spesies nyaris punah ini ke dalam "daftar merahnya".




"Ikan langka ini bisa tumbuh sepanjang dua meter dan berat hingga 100 kilogram. Ikan ini bisa beradaptasi dengan arus air sungai pegunungan karena memiliki perut yang bergelombang," Sah menambahkan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

MELIHAT SEJARAH LEWAT TANAH, DAN FOTO BERSAMA MUMI

Pertumbuhan Inflasi Jepang Melambat