Market Outlook 23-27 Desember 2013
Minggu
lalu bursa pasar modal di Indonesia mengalami penguatan, terimbas
sentiment global setelah ada kejelasan rencana tapering dari the Fed,
walau lajunya masih tertahan kondisi rupiah yang masih di zona merah,
sehingga bursa ditutup menguat 0,5% ke level 4.195,56.
Untuk minggu berikutnya ini (23-27
Desember 2013) bursa cenderung akan konsolidasi dan terkoreksi di tengah
minggu menjelang libur panjang akhir tahun. Bursa akan libur di minggu
ini pada tanggal 25 dan 26 Desember memperingati bersama hari raya
Natal. Secara mingguan, IHSG berada antara support level di posisi 4105
dan kemudian 4000, sedangkan resistance di level 4400 dan 4610.
Mata uang rupiah seminggu lalu masih tetap lemah dengan dana asing yang masih ditarik keluar, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level 12.165. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 12.170 dan 13.000, sementara support di level 11.350 dan 10.910.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang akan diwarnai oleh sedikit saja data ekonomi penting karena musim liburan Natal. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
Mata uang rupiah seminggu lalu masih tetap lemah dengan dana asing yang masih ditarik keluar, di mana secara mingguan rupiah melemah ke level 12.165. Kurs USDIDR pada minggu mendatang diperkirakan berada dalam range antara resistance di level 12.170 dan 13.000, sementara support di level 11.350 dan 10.910.
Untuk indikator ekonomi global, pada pekan mendatang akan diwarnai oleh sedikit saja data ekonomi penting karena musim liburan Natal. Secara umum sejumlah agenda rilis data ekonomi global yang kiranya perlu diperhatikan investor minggu ini, adalah:
•Dari kawasan Amerika: berupa rilis data Core Durable Goods Orders dan New Home Sales pada Selasa malam; dilanjutkan dengan data tenaga kerja Unemployment Claims pada Kamis malam.
•Dari kawasan Inggris dan Eropa serta Jepang: tidak ada rilis data ekonomi penting karena suasana musim libur panjang Natal.
Pasar Forex
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar terpantau menguat setelah the Fed memutuskan mulai mengurangi tapering-nya secara bertahap, di mana secara mingguan index dollar AS sedikit menguat ke level 80.520. Pekan yang lalu euro dollar terpantau terkoreksi ke posisi level 1.3677. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.3830 dan kemudian 1.3920, sementara support pada 1.3525 dan 1.3295.
Minggu lalu di pasar forex, nilai tukar mata uang dollar terpantau menguat setelah the Fed memutuskan mulai mengurangi tapering-nya secara bertahap, di mana secara mingguan index dollar AS sedikit menguat ke level 80.520. Pekan yang lalu euro dollar terpantau terkoreksi ke posisi level 1.3677. Untuk minggu ini, nampaknya euro akan berada antara level resistance pada 1.3830 dan kemudian 1.3920, sementara support pada 1.3525 dan 1.3295.
Poundsterling minggu lalu juga terpantau
menguat ke level 1.6333 terhadap dollar, terangkat perekonomian
kerajaan yang membaik. Untuk minggu ini pasar berkisar antara level
resistance pada 1.6485 dan kemudian 1.6615, sedangkan support pada
1.6130 dan 1.5850. Untuk USDJPY minggu lalu berakhir berlanjut naik ke
level 104.11. Pasar di minggu ini akan berada di antara resistance level
pada 104.65 dan 110.60, serta support pada 101.60 serta level 98.90.
Sementara itu, Aussie dollar terpantau juga melemah sedikit dalam
seminggu ke level 0.8925. Range minggu ini akan berada di antara support
level di 0.8820 dan 0.8000, sementara resistance level di 0.9445 dan
0.9755.
Stock Index Futures
Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mengalami penguatan setelah ada kejelasan rencana tapering dan bursa di Amerika yang memecah rekornya. Indeks Nikkei secara mingguan berakhir menguat berarti ke level 15870. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 15905 dan 17485, sementara support pada level 15010 dan lalu 14000. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 23812. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24100 dan 24515, sementara support di 22440 dan 21445.
Bursa saham Wall Street minggu lalu melonjak mencetak rekor tertingginya setelah pengumuman program tapering bertahap yang ditanggapi positif oleh pasar serta oleh data pertumbuhan GDP Amerika yang di luar dugaan mencapai 4.1% secara annualized. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat 2.96% ke level 16,239.32, dengan rentang pasar berikutnya resistance level pada 16400 dan 16500, sementara support di level 15500 dan 14760. Index S&P 500 minggu lalu melonjak 2.4% ke level 1816.68, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 1850 dan 1920, sementara support pada level 1745 dan 1645.
Untuk pasar di stock index futures, pada minggu lalu di regional Asia secara umum mengalami penguatan setelah ada kejelasan rencana tapering dan bursa di Amerika yang memecah rekornya. Indeks Nikkei secara mingguan berakhir menguat berarti ke level 15870. Rentang pasar saat ini antara level resistance di level 15905 dan 17485, sementara support pada level 15010 dan lalu 14000. Sementara itu, Indeks Hang Seng di Hong Kong minggu lalu berakhir menguat ke level 23812. Minggu ini akan berada antara level resistance di 24100 dan 24515, sementara support di 22440 dan 21445.
Bursa saham Wall Street minggu lalu melonjak mencetak rekor tertingginya setelah pengumuman program tapering bertahap yang ditanggapi positif oleh pasar serta oleh data pertumbuhan GDP Amerika yang di luar dugaan mencapai 4.1% secara annualized. Dow Jones Industrial secara mingguan menguat 2.96% ke level 16,239.32, dengan rentang pasar berikutnya resistance level pada 16400 dan 16500, sementara support di level 15500 dan 14760. Index S&P 500 minggu lalu melonjak 2.4% ke level 1816.68, dengan berikutnya range pasar antara resistance di level 1850 dan 1920, sementara support pada level 1745 dan 1645.
Pasar Emas
Untuk pasar emas, minggu lalu mengalami kemerosotan, di bawah level terendah tahun 2010, yang dapat membawanya pada penurunan terbesar dalam 32 tahun terakhir, di mana harga emas dunia lanjut tergerus ke level $1204.05 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara support pada $1180 dan $1045, serta resistance di $1270 serta berikut $1295 per troy ounce. Di Indonesia, harga emas terpantau melempem ke level Rp471,500.
Untuk pasar emas, minggu lalu mengalami kemerosotan, di bawah level terendah tahun 2010, yang dapat membawanya pada penurunan terbesar dalam 32 tahun terakhir, di mana harga emas dunia lanjut tergerus ke level $1204.05 per troy ounce. Untuk sepekan ke depan emas akan berada dengan rentang harga pasar antara support pada $1180 dan $1045, serta resistance di $1270 serta berikut $1295 per troy ounce. Di Indonesia, harga emas terpantau melempem ke level Rp471,500.
Komentar