Gereja Katolik St. Yusuf dan Pastoran Semarang Ronggowarsito
Gereja Katolik St Yusuf dan Pastoran Ronggowarsito Semarang
Alamat: Jl. Ronggowarsito 9 – 11 Semarang
Nomor Telepon : 024 3541624 – 3552252
Alamat: Jl. Ronggowarsito 9 – 11 Semarang
Nomor Telepon : 024 3541624 – 3552252
Jadwal Perayaan Ekaristi:
Gereja St Yusuf Paroki Gedangan Dan Stasi St Ignatius Banjardowo
Gereja St Yusuf:
Misa Harian Pkl 05.00
Misa Sabtu Sore Pkl 17.00
Misa Minggu Pagi Pkl 05.00 – 07.00 – 08.30
Misa Minggu Sore Pkl 16.30 – 18.00
Misa Jumat Pkl 05.30 – 17.30
Gereja St Yusuf Paroki Gedangan Dan Stasi St Ignatius Banjardowo
Gereja St Yusuf:
Misa Harian Pkl 05.00
Misa Sabtu Sore Pkl 17.00
Misa Minggu Pagi Pkl 05.00 – 07.00 – 08.30
Misa Minggu Sore Pkl 16.30 – 18.00
Misa Jumat Pkl 05.30 – 17.30
Jam Pelayanan Sekretariat Paroki St Yusuf Gedangan:
Senin – Jumat : 07.30 – 15.00
Sabtu : 07.30 – 13.00
Minggu / Hari Besar Tutup
Senin – Jumat : 07.30 – 15.00
Sabtu : 07.30 – 13.00
Minggu / Hari Besar Tutup
seputarsemarang - Komplek Gereja St. Jusuf yang dibangun antara 1870 – 1875 ini terdiri
atas bangunan-bangunan Gereja, Pastoran dan gedung pertemuan. Gereja
Katolik pertama di Semarang ini terletak disisi Timur Jl. Ronggowarsito,
sehingga bangunannya menghadap ke Barat. Bangunan Gereja terletak di
bagian paling Selatan dari tapak dan membujur dari
Barat sampai ke
Timur.
Ciri yang mencolok dari bangunan ini (dan sekitarnya) ialah
bangunan bahan bata klinker . Bagian Tengah bangunan menjulang tinggi
dengan jendela yang membentuk busur yang meruncing ke arah puncak dan
ruang altaran yang terletak di sebelah Timur dengan jendela kaca
berbingkai timah berwarna-warni merupakan ciri gothik yang nyata.
Pondasi dari batu dan memikul struktur dinding dengan perkuatan kolom
pada tempat tertentu. Sebagian dinding diplester dan di cat, sedangkan
sebagian yang lain menonjolkan susunan bata. Bagian kaki dinding
dilapisi dengan lempeng batu berwarna abu-abu. Setiap kolom bangunan
dipertegas dengan pembedahan bata.
Bentuk atap adalah pelana dan ditutup dengan sirap. Pada bagian pintu
masuk dibuat semacam menara dengan jendela kecil-kecil. Selain itu juga
terdapat parapet. Pintu masuk yang mempunyai ambang atas yang dasar,
dibingkai oleh busur dengan ujung meruncing ke atas. Di atas pintu
terdapat bovenlicht. Hal seperti ini terulang pada jendela-jendela
samping, namun dengan ornamentasi yang lebih sederhana. Ruang pengakuan
dosa, seperti pada gereja yang berasal dari abad yang lalu, dibuat
menonjol, berbentuk segi banyak. Bangunan pastoran,merupakan bangunan
setangkup dengan fasade tunggal, bertingkat, membujur dari Timur ke
Barat pula . Bangunan ini dikelilingi serambi dengan atap sosoran yang
ditutup genteng. Atap bangunan adalah pelana dengan listpank kayu
berornamen. Pintu-pintu memiliki ambang melengkung, seperti halnya
bangunan Renaissance. Demikian pula halnya dengan jendela.
Sejarah Gereja Katolik di Semarang berawal di sebuah rumah penduduk
pada tanggal 1 Agustus 1808, setelah Semarang dinyatakan sebagai stasi
kedua di Nusantara. Selanjutnya dipilihlah Santo Yusuf sebagai pelindung
cikal bakal gereja tersebut. Tahun berlalu, tetapi tidak ada kemajuan
yang berarti. Selain tidak mempunyai seorang imam pun, stassi Semarang
tak kunjung memiliki gedung dan pernah dalam satu kurun waktu memakai
Gereja Immanual secara bergantian dengan umat Protestan. Menjelang tahun
1870 barulah diperoleh sebidang tanah di Gedangan yang disebut demikian
karena pada masa sebelumnya tanah tersebut ditumbuhi pohon pisang.
Pada
tanggal 1 Oktober 1870diselenggarakan upacara perletakan batu pertama
bagi Gereja Saanto Yusuf . Lima tahun kemudian, yaitu pada tanggal 12
Desember 1875 gedung yang diarsiteki oleh W. I.Van Bakel tersebut siap
dan diberkati oleh Mgr.Lijen. Inilah Gereja Katolik pertama di Semarang.
Pada tahun 1976 diadakan pemugaran besar-besaran atas gedung ini.
pastoran Gedangan didirikan hampir bersamaan dengan gedung Gerejanya
karena kemudian stasi tersebut mempunyai imam.
Komentar