PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA – PM China Kunjungi Indonesia, Apa Saja yang akan Dibahas
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA – Perdana
Menteri Cina, Li Keqiang, akan bertemu dengan Presiden Joko Widodo,
Senin (07/05), guna membahas kerja sama ekonomi dan investasi.
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka
PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA (Palembang) | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
Beberapa pihak menganggap investasi Cina mampu mendongkrak ekonomi
Indonesia, namun kekhawatiran membanjirnya tenaga kerja dari Cina
tampakya akan dimanfaatkan sebagai bahan politik jelang Pilpres 2019.
Perdana Menteri Cina, Li Keqiang, dijadwalkan bertemu dengan Presiden
Jokowi sebagai balasan dari kunjungan Presiden Jokowi ke Cina tahun
lalu. Pembicaraan mereka apalagi kalau bukan urusan dagang mengingat
kerja sama ekonomi antar kedua negara semakin erat selama beberapa tahun
terakhir.
Apalagi, di tengah kondisi ekonomi global yang masih melesu, Cina tampil sebagai kekuatan ekonomi baru.
Meski demikian, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan bukan berarti Indonesia bisa didikte.
"Namun demikian, yang perlu digaris bawahi adalah di dalam mengembangkan
hubungan, sebuah hubungan itu sifatnya bukan . Tetapi kita selalu ingin
mengembangkan hubungan yang hasilnya adalah (menang-menang). Itu yang
selalu ditekankan Presiden," ujar Retno kepada media, akhir pekan lalu.
Akan tetapi, Anggota Komisi VII DPR yang membidangi urusan perdagangan
dan investasi dari Partai Gerindra, Supratman Andi Agtas menegaskan
eratnya hubungan dagang antara Cina dan Indonesia berbanding lurus
dengan membludaknya jumlah tenaga kerja asing asal Cina di Indonesia.
Dia menuntut agar pemerintah lebih protektif terhadap tenaga kerja lokal.
"Kalau kita tidak protektif akan berbahaya, karena rata-rata pinjaman
dari Cina itu klausul perjanjiannya menyertakan tenaga kerja Cina untuk
masuk ke Indonesia. Itu akan sangat berbahaya buat kelangsungan tenaga
kerja di Indonesia," ujar Supratman.
Pengamat Ekonomi dari Universitas Gadjah Mada, Revrisond Baswir,
memandang isu membludaknya tenaga kerja Cina hanya sebagai gertakan
untuk menggoyang pemerintah yang dinilai mulai merapat ke Cina.
"Fakta-fakta yang tersedia sejauh ini sama sekali jauh panggang dari
api, kalau kita bicara sudah terjadi perubahan dramatis dalam kebijakan
politik maupun ekonomi luar negeri Indonesia," tegasnya.
Investor terbesar keempat, TKA paling banyak
Merujuk pada data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Cina
menduduki peringkat keempat dengan realisasi investasi terbesar di
Indonesia senilai sekitar Rp 47 triliun pada tahun 2017, tumbuh 27%
ketimbang tahun sebelumnya.
Di lapangan, kekuatan investasi dari Cina dapat dirasakan para pebisnis,
seperti dituturkan Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO), Anton J
Supit.
"Saat ini yang punya kemampuan investasi dalam skala besar, ya memang Cina,"
"Cuma kembali lagi, kita harus memikirkan kepentingan nasional kita,
bukan hanya lapangan pekerjaan, tetapi jangan sampai juga kita terlalu
over sehingga timbul masalah politik," imbuhnya.
Berbeda dengan nilai investasinya yang hanya ada di posisi keempat,
jumlah pekerja asing asal Cina di Indonesia justru menempati urutan
pertama.
Berdasarkan data Kementerian Ketenagakerjaan, jumlah tenaga kerja asing
asal Cina hingga 2017 mencapai 24.804 orang, jumlah ini rata-rata terus
meningkat sejak 2007 yang saat itu jumlahnya baru 4.301 orang.
Sementara Singapura yang jumlah realisasi investasinya paling banyak di
Indonesia, jumlah pekerjanya pada tahun lalu hanya 1.915 orang, Jepang
sebanyak 13.540 orang, dan pekerja dari Korea Selatan 9.521 orang.
Bagaimana bisa terjadi?
Menurut Anton, kedatangan tenaga kerja asal Cina seiring berbarengan
dengan dibukanya investasi-investasi baru asal negeri tirai bambu itu.
"Mereka ini datang dengan investasi yang belakangan ini muncul," ujar dia.
"Kalau (investasi baru) tentunya ada hal yang mau dia ingin bawa dari
negaranya, di (posisi kunci) yang menyangkut teknis dan kehidupan
industrinya itu, dalam artian, supaya (berjalan lancar " tuturnya
kemudian.
Anggota parlemen dari Partai Gerindra, Supratman Andi Agtas,
mengungkapkan di Morowali, Sulawesi Tengah, membanjirnya tenaga kerja
asing Cina ini sudah menggejala dan mulai menimbulkan dampak sosial.
"Itu bisa menimbulkan ledakan tak terduga di kemudian hari. Ini yang menurut saya tidak diantisipasi oleh pemerintah Indonesia."
"Partai Gerindra selaku partai oposisi selalu mengingatkan pemerintah
untuk berhati-hati terhadap investasi-investasi yang memiliki ikatan
khusus," jelas Supratman.
Sementara, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengungkapkan dalam bidang
investasi, terdapat empat poin yang akan dibahas pada pertemuan Perdana
Menteri Li dan Presiden Jokowi, mulai dari teknologi hingga lingkungan.
"Pertama . Kedua, masalah hulu hilir, agar -nya dapat dinikmati oleh
Indonesia. Ketiga adalah penggunaan tenaga kerja. Keempat, menjaga
lingkungan," ucap Retno.
Retno berharap investasi-investasi yang masuk nantinya merupakan
investasi yang berkualitas dan betul-betul mendatangkan benefit bagi
masyarakat. Selain itu, investasi tersebut dapat mendukung pembangunan
di Indonesia.
"Sekali lagi, kita tidak pernah melihat, baik investasi, baik
perdagangan, ini dari , yang berarti ada yang menang dan ada yang kalah.
Tugas pemerintah adalah memastikan bahwa tercipta," tegasnya.
Serangkaian proyek kerja sama investasi penting antara lain Jalan Kereta
Cepat Jakarta-Bandung sedang dibangun namun masih tersendat oleh urusan
pembebasan lahan.
Dan juga muncul sejumlah kerja sama baru lainnya anatara kedua negara di
bidang-bidang infrastruktur, kapasitas produksi dan ekonomi digital.
Defisit perdagangan menyempit
Sektor perdagangan pula menjadi bahasan dalam pertemuan dengan
keberhasilan Indonesia -menurut Retno- dalam menekan defisit perdagangan
antara tahun 2015-2017 sebesar 11,63%.
"Kunjungan PM Li kita ingin pastikan bahwa defisit neraca perdagangan
RRT semakin lama semakin dipersempit. Dalam dua tahun terakhir ini tidak
kecil angka defisit yang berhasil dipersempit oleh pemerintah
Indonesia," kata Menlu Retno.
Untuk semakin mempersempit defisit perdagangan, Indonesia juga akan
meningkatkan ekspor ke Cina, salah satu yang menjadi fokus ialah kelapa
sawit.
"Kita tahu bahwa ekspor kelapa sawit Indonesia ke Cina adalah salah satu
yang terbesar. Tiongkok destinasi kelapa sawit terbesar dari
Indonesia," ujar Retno
Selain, itu ekspor sarang burung walet, manggis, salak, pisang, kopi dan kokoa juga akan didorong.
Pengamat ekonomi dari UGM Revrisond Baswir memandang hubungan
perdagangan kedua negara pada dasarnya bersifat mutual, "Cina
membutuhjkan banyak hal dari Indonesia, baik itu bahan mentah, bahan
setengah jadi dan juga termasuk peluang investasi di Indonesia."
"Sebaliknya, bagi Indonesia sendiri, sangat membutuhkan pasar untuk
produk-produk tertentu -terutama yang sifatnya ekstraktif, dan juga
investasi dari Cina ke Indonesia," jelas Revrisond.
Pada tahun 2017, volume perdagangan Tiongkok-Indonesia mencapai US$ 63,3 miliar, naik 18,3% dibandingkan dengan 2016.
RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Berburu keuntungan berlimpah melalui industri perdagangan berjangka komoditi
RIFAN | Rifan Financindo Optimistis Transaksi 500.000 Lot Tercapai
PT. RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Sharing & Diskusi Perusahaan Pialang Berjangka
PT. RIFAN | PT Rifan Financindo Berjangka Optimistis PBK Tetap Tumbuh di Medan
RIFAN BERJANGKA | Bisnis Investasi Perdagangan Berjangka Komoditi, Berpotensi tapi Perlu Kerja Keras
PT. RIFAN FINANCINDO | JFX, KBI dan Rifan Financindo Hadirkan Pusat Belajar Futures Trading di Kampus Universitas Sriwijaya
PT RIFANFINANCINDO | RFB Surabaya Bidik 250 Nasabah Baru hingga Akhir Tahun
PT RFB | PT RFB Gelar Media Workshop
PT RIFANFINANCINDO BERJANGKA | Mengenal Perdagangan Berjangka Komoditi, Begini Manfaat dan Cara Kenali Penipuan Berkedok PBK
RFB | RFB Masih Dipercaya, Transaksi Meningkat
PT RIFAN FINANCINDO | Sosialisasi Perdagangan Berjangka Harus Lebih Agresif: Masih Butuh Political Will Pemerintah
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA | Rifan Financindo Berjangka Gelar Sosialisasi Cerdas Berinvestasi
PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA (Palembang) | PT Rifan Financindo Berjangka Buka Workshop Apa Itu Perusahaan Pialang, Masyarakat Harus Tahu
RIFAN FINANCINDO | Kerja Sama dengan USU, Rifan Financindo Siapkan Investor Masa Depan
PT RIFAN | Bursa Berjangka Indonesia Belum Maksimal Dilirik Investor
RIFANFINANCINDO | Rifan Financindo Intensifkan Edukasi
Komentar