TNI MENGAMUK KARENA SAKIT JIWA

PT RIFAN FINANCINDO

PT RIFAN FINANCINDO - SEMARANG,  Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo meminta maaf atas kelakuan oknum TNI yang memukul anggota Polantas di Pekanbaru, Riau. Dia berjanji oknum yang disebut sakit jiwa itu tetap diproses hukum.

"Atas kejadian tersebut (oknum TNI pukul Polantas), saya mohon maaf dan anggota tersebut sekarang sudah ditahan di Riau," kata Gatot di Kantor Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Jumat (11/8/2017).

Gatot mengaku anggotanya tersebut mengalami gangguan kejiwaan sehingga melakukan tindakan tidak terpuji. Menurutnya, anggota tersebut sebenarnya sedang menjalani konsultasi di salah satu rumah sakit jiwa di Riau. 

"Wartawan di Riau bisa cek di rumah sakit jiwa mana dan tiap minggu dia tetap konsultasi. Tapi bagaimana pun juga dalam hal ini, saya minta maaf atas kelakuan anggota saya tersebut," ujar Gatot.

Gatot menjelaskan TNI tidak bisa langsung memecat anggota yang memukul Polantas tersebut. Sebab, untuk melakukan pemecatan harus ada proses hukum. Sementara anggota tersebut menderita sakit jiwa. "Kan diproses tapi dia sakit jiwa tapi tetap kami proses hukum. Nanti hukum yang akan menentukan bagaimana. TNI tidak akan mengeluarkan, memecat anggota tanpa proses hukum," papar Gatot.

WS mengamuk di jalan dan menendang motor anggota polantas pada Rabu 9 Agustus 2017. Dia juga memukul helm anggota itu dengan keras.

"Ke kantor itu apel yang lain pakai seragam, dia tahu-tahu nyelonong pakaian preman sendiri. Di pojokan. Perlu pengobatan khusus lah. Teman-temannya juga, mungkin kawan polisi juga tahu dia depresi gitu. Jadi mungkin maklum. Teman-teman polisi di sana sih memang maklum dengan kondisi orang ini. Sudah tahu," kata Kapendam I/Bukit Barisan, Kolonel Edi Hartono. 

 Anggota Korem 031 Wiba Bima Serda Wira Sinaga, oknum TNI yang mengamuk dan memukul polantas, ternyata mengalami gangguan jiwa. Lalu, mengapa Serda Wira selama ini tidak langsung dipecat?

Kapendam I/Bukit Barisan Kolonel Edi Hartono mengatakan tingkah aneh Serda Wira sudah terdeteksi sejak beberapa bulan lalu. Meski demikian, TNI tidak bisa secara sepihak langsung memecat personel mereka tanpa ada tindak lanjut sebelumnya.

"Kita mau berhentikan seseorang kan nggak bisa serta-merta. Kan kayak orang narkoba kan diobati dulu gitu. Orang ini memang dalam pengobatan, tapi di RS kita kan terbatas dokter jiwa. Jadi dirujuk ke luar. Karena ada juga yang harus melalui pondokan, ada juga yang mondok," kata Edi

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah