PENDERITAAN BEKERJA TIDAK SESUAI PASSION DAN BUNUH DIRI BEBAN

RIFAN FINANCINDO

RIFAN FINANCINDO - SEMARANG, Seseorang akan merasa seperti tidak bekerja jika berada tempat yang memang disukai dan merasa nyaman. Tak ada rasa terpaksa bangun pagi-pagi karena selalu enjoy menjalaninya setiap hari. Namun tidak semua orang beruntung dengan berkarir sesuai passion-nya. 

Tentu butuh formula agar bisa menerima sesuatu yang bukan passion terlebih hal ini adalah tuntutan pekerjaan ataupun tuntutan perusahaan. Seperti apa saran psikolog atas persoalan ini?

"Pertama yang perlu dilakukan itu adalah mencari tahu dulu, mengenali dulu potensi yang ada di dalam diri itu seperti apa. Kadang-kadang tuh banyak orang nggak cukup mengenali diri sehingga apa yang dia anggap suka sebenarnya belum tentu itu yang dia sukai, belum tentu potensi dia itu adanya di bidang tertentu ajah," tutur psikolog klinis dewasa, Vicka Yunita Tjhin MPsi, Psi.

"Siapa tahu ternyata dia punya potensi juga di bidang lain yang sekarang misalnya berhubungan dengan tuntutan pekerjaannya dia," lanjut Vicka, panggilan akrabnya.

Kata wanita berwajah cantik ini, setiap orang mempunyai banyak potensi yang tidak hanya pada satu bidang saja. Selain dengan cara mengeksplorasi sendiri, untuk mengetahui potensi yang ada pada diri bisa juga melakukan tes bakat dan minat.

"Bisa juga dengan menggunakan tes bakat minat. Nah dari situ kan bisa diasah kembali, bisa juga dengan eksplorasi, jadi coba ajah dulu setelah mencoba, ketemu nggak apa yang dia suka," kata Vicka.

Menurutnya, justru banyak orang jadi merasa enjoy setelah mencoba bidang baru tersebut. Hanya saja tidak semua orang punya waktu dan punya kesempatan untuk mengeksplor diri secara lebih sehingga terfokus pada satu bidang itu saja.

"Jadi ya lebih banyak mengeksplorasi diri, mengembangkan diri lagi di area yang mungkin belum pernah dikuasai sebelumnya, dari situ kita juga bisa tahu, ternyata di bidang ini kita juga bagus lho," saran Vicka.

WN Jepang sekaligus manager grup JKT 48, Inao Jiro, bunuh diri di rumahnya pada Selasa (21/3) sore kemarin. Polisi mengatakan motif bunuh diri Jiro adalah beban kerja yang terlalu berat.

"Motif karena beban kerja terlalu berat. Pekerjaan generalisasi manajer JKT48," ucap Kasubag Humas Polres Tangerang Selatan AKP Mansuri kepada wartawan, Rabu (22/3/2017).

Menanggapi hal ini, dr Andri SpKJ, FAPM dari Klinik Psikosomatik RS Omni Alam Sutera, mengatakan seseorang tidak bisa bunuh diri begitu saja tanpa sebab. Bunuh diri yang dilakukan erat kaitannya dengan masalah kejiwaan yang dialami.

Biasanya, seseorang yang memiliki keinginan bunuh diri sudah mengalami gangguan jiwa depresi terlebih dahulu. Depresi muncul akibat adanya tekanan besar yang tidak mampu diadaptasi oleh orang tersebut.

Dalam konteks pekerjaan, depresi bisa saja muncul akibat beban kerja yang terlalu banyak, hubungan yang tidak harmonis dengan atasan dan rekan kerja, atau hal-hal lain yang menyebabkan seseorang mengalami stres yang tidak bisa dikelola dengan baik. 


"Mengapa akhirnya dari depresi lalu ingin bunuh diri? Karena sudah merasa tidak ada lagi harapan hidup, sudah putus asa. Akhirnya muncul pikiran, ngapain kita masih perlu hidup? Nah orang yang bunuh diri ini sudah sampai pada pikiran seperti itu," tutur dr Andri.

Lalu, apakah pekerjaan adalah satu-satunya penyebab seseorang depresi dan bunuh diri? Dikatakan dr Andri, depresi dan keinginan bunuh diri muncul karena banyak faktor. Sehingga tidak bisa diambil kesimpulan singkat bahwa terlalu banyak beban kerja dapat menyebabkan seseorang ingin bunuh diri.

Namun sebuah penelitian dari Australia National University menyebut seseorang tetap harus memiliki batasan jam kerja untuk menjaga kesehatan mental. Hasil penelitian menyebut batas maksimal jam kerja ideal adalah 39 jam per pekan.

Peneliti mengatakan, bila seseorang bekerja lebih dari itu, maka ia tak hanya berisiko terserang gangguan kesehatan fisik, tetapi juga mental. Ironisnya, banyak orang yang bekerja melebihi batasan waktu tersebut. Mereka meyakini, setiap orang harus bekerja lembur agar dianggap memiliki kinerja yang baik atau mempertahankan pekerjaannya.

"Idealnya itu buat tubuh dan otak ya, kita kerja 8 jam, tidur 8 jam, rekreasi 8 jam. Kalau sudah merasa lelah dan stres karena pekerjaan, sangat disarankan untuk mengambil cuti untuk liburan," tutupnya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah