HARDIKNAS OLEH MAHASISWA INDONESIA DI AUSTRALIA, NAIK GUNUNG DEMI MENGIBARKAN BENDERA MERAH PUTIH

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

PT RIFAN FINANCINDO - SEMARANG, Untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional yang jatuh tiap tanggal 2 Mei, tujuh mahasiswa Indonesia di Australia Barat melakukan pendakian ke Gunung Bluff Knoll, sekitar 5 jam berkendara dari Perth. Di puncak gunung ini, mereka mengibarkan sang saka merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Achmad Room Fitrianto bersama keenam temannya asal Indonesia, serta satu mahasiswa China, mendaki Gunung Bluff Knoll, yang terletak di kawasan Taman Nasional Stringling Range. Pendakian ini sengaja dilakukan untuk memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Indonesia yang jatuh tiap tanggal 2 Mei.
Achmad adalah mahasiswa doktoral di Universitas Curtin. Bersama dengan Agni Amurbatami Manggali; Cut Aja Fauziah; Hendra Febriawan; Ni Putu Hernita Kurniawati; Khaerudin Kiramang dari kampus yang sama; serta Lizani Rasidin -mahasiswa Stanley College, ia memilih Gunung Bluff Knoll karena puncaknya merupakan salah satu yang tertinggi di negara bagian Australia Barat.
Dalam keterangan yang diterima Australia Plus, Achmad menuturkan, gunung ini juga memiliki infrastruktur pendakian yang layak untuk para pemula.
" Selain itu, kami juga ingin melihat kearifan lokal yang bisa dipelajari dari perjalanan ini," tulis pengajar Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya ini kepada Australia Plus.
Achmad dan teman-temannya memulai pendakian ini sekitar pukul 13.30 waktu setempat pada hari Selasa (2/5/2017). Medan yang cukup menantang membuat ia dan ke-7 temannya menempuh perjalanan sepanjang 4 kilometer ini dalam waktu 3,5 jam.
"Perjalanan ini sedikit tertatih-tatih dikarenakan beberapa kawan belum familiar dengan perjalanan mendaki yang cukup menanjak. Bahkan, di satu kilometer pertama, ada beberapa anggota tim kami yang merasa tidak kuat dan berniat untuk membatalkan rencana pendakian," akunya dalam keterangan yang dikirim ke redaksi Australia Plus.
Setelah beberapa kali pemberhentian, rombongan Achmad berhasil mencapai puncak Bluff Knoll pada pukul 5 sore waktu setempat.
Mahasiswa Indonesia
Selain mengibarkan bendera merah putih, 7 mahasiswa Indonesia juga menyanyikan Indonesia Raya. (Ann Guo)
Tak lama kemudian, ia dan kawan-kawannya membentangkan bendera merah putih, dan bahkan juga terlihat bendera Nahdlatul Ulama (hijau), lalu disusul dengan aksi menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan pembacaan puisi. Dibantu mahasiswa China yang turut dalam pendakian ini, yakni Ann Guo, Achmad dan tim merekam aksi mereka di puncak Bluff Knoll dalam sebuah video.
Meski menantang dan terasa berat bagi beberapa anggota tim, pendakian ini dianggap memiliki banyak pembelajaran yang bisa dipetik.
" Pertama kami melihat banyak pasangan senior, yang mungkin tepatnya disebut pasangan kakek-nenek yang ternyata juga mendaki gunung ini. Nah ini menjadikan semangat muda kami seolah olah tidak mau kalah dan juga ingin menikmati keindahan dari puncak," tutur Achmad.
Pertemuan dengan satu keluarga yang membawa anak berusia sepuluh tahun juga menimbulkan kesan sendiri bagi tim pendakian Hardiknas ini.
" Ketika (mereka) berpasasan dengan rombongan kami, (mereka) dengan ceriahnya mengatakan " I made it" atau "Aku bisa lho". Ini menjadikan rombongan kami bersemangat untuk mencapai puncak (Bluff Knoll)," ungkap Achmad.
Rombongan 7 mahasiswa Indonesia ini tak beristirahat lama di puncak gunung karena malam segera tiba. Tepat pukul 21.00 waktu setempat, Achmad, Hendra dan kawan-kawan tiba kembali di areal parkir di mana mereka memarkir kendaraan.
Meski singkat, pendakian yang dijalani memberi Achmad semangat hidup baru.
" Di setiap kesusahan, dalam hal ini pendakian, ternyata banyak orang dengan berbagai macam kondisi dan kendalanya, bila memiliki keingingan kuat, maka dia akan bisa mengapainya."
" Demikian pula pendidikan, sesuatu yang kami jalani di sini. Itu ibarat mendaki gunung, susah payah, dan melelahkan, namun bila kita tidak putus asa, suatu saat kita akan mendapai puncaknya," ujar Achmad.
Seorang pendaki tersesat saat mendaki Gunung Merapi. Pendaki bernama Khodar Ramadhan (22 tahun) itu terpisah dengan dua rekannya sejak Rabu (3/5/2017) pukul 13.20 WIB.

Koordinator Basarnas Surakarta, Amin Yahya, mengatakan saat itu kondisi cuaca berkabut tebal. Jarak pandang yang hanya lima meter membuat warga Depok, Jawa Barat, itu mengambil jalan yang salah.

Menurutnya, posisi terakhir rombongan masih bersama-sama, yakni di Pasar Bubrah. Saat turun gunung, Khodar sempat memilih jalan menuruni jurang. Merasa salah jalur, dia berjalan naik kembali menuju puncak.

"Rekan-rekannya juga sempat mencarinya sampai pukul 16.30 WIB. Karena tidak berhasil menemukan, dua rekannya turun menuju basecamp untuk melaporkan kejadian tersebut," katanya.

Tim gabungan Basarnas melakukan pencarian sejak pukul 18.00 WIB. Khodar akhirnya ditemukan Kamis (4/5/2017) sekitar pukul 00.15 WIB. Dia kemudian langsung dibawa ke basecamp untuk mendapatkan perawatan. 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK

Aneka Gethuk Jajan khas jawa Tengah