Minyak Rebound, Emas Anjok | PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

PT RIFAN FINANCINDO BERJANGKA

Rifan Financindo - Semarang, Minyak rebound di tengah rally pasar yang lebih luas menjelang pemilihan AS seiring Aljazair tetap yakin OPEC akan menetapkan kuota produksi pada pertemuan berikutnya untuk mengatur produksi.

Futures naik sebanyak 1,3 persen di New York seiring menguatnya ekuitas setelah Federal Bureau of Investigation mengatakan mereka mempertahankan pandangan mereka bahwa penanganan Hillary Clinton terkait e-mailnya bukan merupakan kejahatan. Tidak ada jalan untuk mundur pada kesepakatan yang ditetapkan di Aljir pada bulan September untuk mengekang output, Menteri Energi Aljazair mengatakan, menurut kantor berita APS yang dikelola negara.

Minyak jatuh ke bawah level $ 45 per barel menyusul kegagalan Organisasi Negara Pengekspor Minyak untuk menyepakati kuota produksi untuk negara-negara anggotanya pada 28 Oktober silam, yang mana harus ditetapkan sebelum kesepakatan dapat diselesaikan. OPEC memompa dalam rekor 34.020.000 barel per hari pada bulan Oktober, menurut data yang dikumpulkan oleh Bloomberg.

West Texas Intermediate untuk pengiriman Desember naik sebanyak 57 sen ke level $ 44,64 per barel di New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 44,44 pada pukul 11:11 pagi waktu Sydney. Total volume yang diperdagangkan yakni 19 persen di bawah rata-rata 100-hari. Harga turun 9,5 persen pekan lalu, yang merupakan terbesar sejak periode yang berakhir pada 15 Januari.

Brent untuk pengiriman Januari menguat sebanyak 46 sen, atau 1 persen, ke level $ 46,04 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Minyak acyan global ini diperdagangkan pada premium 84 sen untuk WTI Januari.

Emas jatuh, bergabung dengan penurunan pada aset haven lainnya, setelah Federal Bureau of Investigation mengatakan bahwa mereka mempertahankan pandangan bahwa penanganan Hillary Clinton untuk e-mailnya bukan merupakan kejahatan sehingga menguatkan suara Demokrat pada masa akhir kampanye pemilihan presiden AS .

Bullion untuk pengiriman segera jatuh 1,3 persen ke level $ 1,288.11 per ounce dan diperdagangkan di level $ 1,292.38 pada pukul 8:20 pagi waktu Singapura. Pekan lalu, logam melonjak 2,3 persen di tengah kekhawatiran capres dari partai Republik Donald Trump mungkin akan memimpin Gedung Putih, dengan Citigroup Inc memprediksi emas akan reli ke level $ 1.400 jika Donald Trump memenangkan pilpres.

Harga emas telah diperdagangkan dalam beberapa pekan terakhir sebagai barometer peluang Trump memenangkan pilpres bahkan di saat investor juga melacak data AS untuk mengukur kemungkinan suku bunga yang lebih tinggi. FBI tetap berpendapat bahwa penanganan Clinton untuk e-mailnya di saat dia menjabat sebagai sekretaris negara bukan merupakan kejahatan, direktur biro, James Comey, mengatakan dalam sebuah surat. Pada 28 Oktober silam, Comey mengatakan FBI kembali memeriksa e-mail baru terkait Clinton sehingga menggolakan pemilu dan mengangkat harga emas.

Emas jatuh pada hari Senin di Asia bersama dengan yen dan Swiss franc, sementara ekuitas dan berjangka ekuitas naik dikarenakan investor mengkalibrasi ulang harapan mereka untuk pilpres setelah intervensi kedua dari FBI. Pemilih AS akan melakukan pergi ke bilik suara pada hari Selasa.

Menambah tekanan untuk bullion, Departemen Tenaga Kerjan AS Jumat lalu melaporkan bahwa tingkat pengangguran turun sementara penghasilan per jam naik lebih tinggi sehingga meningkatkan prospek untuk kenaikan suku bunga. Federal Reserve Bank of Atlanta Presiden Dennis Lockhart mengisyaratkan bank sentral berada di trek untuk menaikkan suku bunga bulan depan, memberikan ketiadaan intervensi bagi para pembuat kebijakan untuk menunda kenaikan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Global Masih Volatil, Potensi Harga Emas Melesat Terbuka

Wall Street Anjlok Tersengat Memanasnya Ketegangan Rusia-Ukraina

PETUGAS VETERAINER DATANG UNTUK ANALISA KEMATIAN KAMBING YANG MENDADAK